Tagged Dari Redaksi

Kamuflase Tek Now Logic

Indonesia sebagai sebuah pasar sudah dipetakan secara detail, kebutuhan tiap varian produk sudah ter-statistik. Segmentasi pasar dan karakteristik konsumen-nya sudah terbaca, sehingga untuk melakukan penetrasi pasar bukan lagi menjadi suatu kendala. Ummat Islam mayoritas dari masyarakat Indonesia juga menjadi lahan tersendiri sebagai bidikan pasar yang empuk. Dari mulai fashion muslim-muslimah hingga biro-biro perjalanan umrah dan haji menjadi pasar yang menjanjikan dan sudah mereka kuasai. Labeling halal dan produk-produk pembiayaan dengan brand-brand syar’i diciptakan sebagai trend pasar yang baru.

Kolosal Kehidupan Di Pusat Ibukota

Setiap perabotan memerlukan ruang sebagai letak keberadaannya, untuk mengurus itu perlu kemampuan untuk menata letak setiap perabot supaya ruangan dapat tertata dan tidak menjadi berantakan. Identifikasi setiap perabot mesti jelas mana yang mesti berada di dapur, yang ada di dalam kamar, yang ada di teras atau mesti diletakkan di gudang. Begitupun dalam diri ada ruang hati dan pikiran yang perlu penataan untuk mengurusi berbagai hal yang kita dapatkan dalam pengalaman kehidupan. Mana yang menjadi pusaka (keris), mana yang bersifat pedang, mana yang berfungsi sebagai cangkul dalam urusan ekonomi. Jangan sampai salah meletakkan urusan dan mencampur aduk berbagai urusan pada ruang dan waktu yang tidak tepat. Tidak jarang hubungan kerja, bertetangga, persahabatan bahkan  hubungan keluarga menjadi renggang lantaran ketidakmampuan meletakkan perbedaan ideologis, aliran dan mazhab, urusan orientasi dukungan politik, ataupun karena egosentris individu lainnya.

Berproses dan Tumbuh Bersama di Organisme Kenduri Cinta

Terhitung sejak didirikan pada bulan Juni tahun 2000 sampai dengan sekarang, pergantian kepengurusan dan berbagai model organisasi sudah diterapkan. Layaknya sebuah laboratorium, berbagai percobaan dilakukan untuk mendapatkan formula yang paling tepat bagi sebuah organisme agar dapat hidup dan berproses di lingkungan Ibukota Jakarta. Dengan mengikuti sunnatullah ketika sebuah formula kurang tepat dapat berakibat buruk bagi kehidupan organisme, sebaliknya jika formulanya tepat maka dapat berpengaruh baik bagi kehidupan organisme tersebut. Dengan adanya regenerasi organisasi, diharapkan setiap peralihan kepengurusan pengelola forum Kenduri Cinta dapat terbentuk generasi baru kepengurusan yang lebih baik lagi.

Hanya Ada Satu Pak Ismarwanto di Dunia

Pak Ismarwanto adalah salah satu contoh betapa otentiknya manusia hari ini. Kita disuguhi hampir di semua lini kehidupan saat ini adalah manusia-manusia yang penuh pencitraan. Dari Pak Ismarwanto, kita belajar bahwa menjadi manusia biasa itu tidaklah sulit. Menjalani kehidupan tanpa harus merasa terpaksa untuk dilihat oleh orang lain. Pak Ismarwanto adalah manusia yang mampu menjadi dirinya sendiri dan sama sekali tidak terbebani dengan penilaian orang lain.

Rendah Hati Mensyukuri Nasib

Alhamdulillah kita dipekernalkan dengan Maiyah. Kita bersyukur karena Allah menganugerahkan Maiyah kepada kita. Kita belajar begitu banyak ilmu di Maiyah. Dengan proses yang kita alami di Maiyah hari ini, kita bersama-sama menyadari bahwa ada banyak hal yang berlaku di kehidupan kita hari ini yang seharusnya tidak dilakukan oleh kebanyakan orang. Sementara yang seharusnya dilakukan justru ditinggalkan. Peradaban dunia hari ini dipenuhi oleh manusia-manusia yang sombong yang merasa bahwa segala perbuahan yang terjadi di dunia ini adalah murni atas kerja kerasnya, mengeliminir peran Allah didalamnya.

Kedaulatan Muhajirin Maiyah

Kalaupun Maiyah harus bersandar, maka sandaran itu adalah Allah Swt dan Rasulullah saw. Karena Maiyah menyadari dialektika segitiga cinta antara Allah-Rasulullah-Hamba sebagai sebuah kesatuan yang berkesinambungan dan tidak mungkin dipisahkan perannya. Dengan landasan dialektika segitiga cinta inilah yang pada akhirnya Maiyah bukan hanya menerima siapapun saja untuk datang ke Maiyah, tetapi lebih dari itu bahwa sejatinya Maiyah diterima oleh banyak orang dengan segala latar belakangnya yang berbeda-beda.

Maneges Qudroh, Melewati 7 Memasuki 8

Qudroh akan segera Maneges, Qudrotullah akan segera mewujud. Perjuangan yang telah kita usahakan bersama di Maiyah hingga hari ini harus tetap kita bumbubi rasa optimis bahwa masa panen itu akan segera hadir. Walaa taiasu min rouhillah, jangan sekali-kali kita menyerah terhadap segala rahmat Allah yang akan diberikan kepada kita. Jangan sekali-kali kita meragukan keajaiban-keajaiban Allah yang masih disembunyikan oleh-Nya.

Pemain Tanpa Bola di Tribun Penonton

Dari masing-masing kesebelasan itu, ketika pertandingan berlangsung ada yang juga harus bergerak tanpa bola. Pemain ini adalah pemain yang berusaha membongkar pertahanan lawan dengan cara membuka ruang bagi pemain lain untuk masuk ke sektor pertahanan lawan. Bahkan bisa jadi, ia sendiri yang kemudian mencetak gol ke gawang lawan, karena pergerakan tanpa bola yang ia lakukan berhasil membuka ruang dan menciptakan ruang bagi dirinya di wilayah pertahanan lawan, begitu ia mendapatkan bola liar, sepakan terukurnya akan mampu mengoyak jala gawang lawan. Dan untuk menjadi pemain yang mampu membuka ruang serta menciptakan ruang dalam sebuah pertandingan sepakbola tidaklah mudah. Dibutuhkan kecerdasan serta intuisi yang baik untuk memerankan posisi tersebut. Dan tidak banyak di dunia sepakbola hari ini yang mampu memerankan peran tersebut.

Mudahnya Menjadi Pejuang dan Penyebar Nilai Di Zaman Now

Tidak ada yang salah dengan konsep “menyebarkan nilai-nilai Maiyah agar tersebar lebih luas”. Akan tetapi, seandainya proses menyebarkan nilai-nilai Maiyah itu ditata dengan baik, alangkah lebih baik dan indah hasilnya. Kebenaran dan Kebaikan hendaknya dikombinasikan dalam takaran yang tepat, sehingga menghasilkan keindahan bersama. Teman-teman Penggiat Simpul Maiyah di berbagai daerah terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung untuk turut serta menjadi “pasukan” di belakang layar. Di Kenduri Cinta misalnya, terdapat forum Reboan yang terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung dan memiliki ide serta gagasan untuk Maiyah di masa yang akan datang. Alangkah lebih baik jika kita bertemu tatap muka secara langsung di sebuah majelis daripada hanya bisa berkomentar di media sosial, berlindung dibalik topeng akun media sosial yang kita miliki. Bukankah Maiyah mengajarkan kita untuk bermuwajahah, bertemu tatap muka satu sama lain?

Wal Tandzur Zaman Old Li Zaman Now

Maka, memasuki akhir dari 3 dekade perjalanan Maiyah kiranya sudah saatnya bagi Jamaah Maiyah untuk kembali menakar, kembali mengukur diri, kembali menghitung potensi. Kembali merenungkan, apakah Maiyah ini benar-benar anugerah bagi kita semua, apakah kita ini dititipi Maiyah untuk nyengkuyung Indonesia, apakah nilai-nilai Maiyah ini mampu kita pegang teguh sebagai landasan hidup kita, atau jangan-jangan kita hanya menikmati gegap gempita keriuhan Maiyah hari ini? Sejauh mana kita mampu menentukan pijakan itu.