Mudahnya Menjadi Pejuang dan Penyebar Nilai Di Zaman Now

ANIMO MASYARAKAT terhadap forum Maiyahan dalam beberapa tahun terakhir semakin bertambah. Maiyah hari ini menjadi sebuah trend setter tersendiri bagi masyarakat di Indonesia saat ini. Sejak awal kemunculannya, Maiyah menawarkan forum diskusi yang berbeda dari forum-forum yang sudah ada, mulai dari format acara, kehadiran narasumber hingga konsep penataan panggung dan tempat duduk audiens pun sangat berbeda dari forum-forum diskusi kebanyakan. Suasana egaliter yang ditawarkan oleh Maiyah seakan menjadi pelepas dahaga bagi masyarakat di Indonesia. Siapa saja boleh datang dan turut menikmati dan berpartisipasi sepanjang berlangsungnya acara dari sore hingga pagi menjelang subuh. Keindahan rangkaian acara sarat dengan kedalaman dan keluasan cakrawala ilmu yang bertebaran sehingga membuat nyaman siapa saja yang hadir untuk berlama-lama berada dalam nuansa forum Maiyahan, tidak terkecuali di Kenduri Cinta.

Maiyah lahir melalui proses yang panjang, adanya forum-forum yang tumbuh di berbagai daerah pun bukan muncul secara tiba-tiba. Ada sejarah yang melatarbelakangi lahirnya forum-forum itu. PadhangmBulan yang lahir di awal 90-an adalah embrio Maiyah yang hingga tahun ke-24 hari ini istiqomah menjaga kesakralan forumnya. Mocopat Syafaat, Gambang Syafaat dan juga Kenduri Cinta meskipun lahir dalam waktu yang berdekatan, ketiganya lahir bukan secara tiba-tiba. Bahkan PadhangmBulan sekalipun, ada mereka yang dulu berjuang menginisiasi lahirnya forum tersebut, dan hingga kini mereka pula yang menjaga keistiqomahan forum tersebut, dengan segala dinamikanya, dengan segala proses perjalanannya.

Bergantinya orang-orang yang terlibat di dapur masing-masing forum adalah sebuah keniscayaan, tetapi ada nilai-nilai yang tetap dipegang teguh oleh mereka untuk tetap menjaga karisma dan martabat Maiyah itu sendiri. Bergantinya orang-orang yang datang di forum Maiyah pun adalah sebuah sunnatullah, semakin banyak orang yang datang ke Maiyahan, semakin banyak pula benih-benih penyebar nilai-nilai Maiyah di berbagai tempat. Adalah sebuah kesyukuran bagi kita hari ini betapa Maiyah mampu diterima oleh masyarakat luas di Indonesia. Hampir setiap malam, dalam skala yang kecil hingga yang besar terlaksana sebuah forum Maiyahan di berbagai daerah di Indonesia. Para penggiat Simpul Maiyah adalah orang-orang yang telah mensedekahkan dirinya untuk turut berjuang di Maiyah, mengelola sebuah forum serta menyebarkan nilai-nilai Maiyah kepada masyarakat yang lebih luas lagi.

Para penggiat Simpul Maiyah inilah tuan rumah menjadi pelayan di setiap masing-masing Forum Maiyahan. Mereka adalah orang-orang yang berjibaku mempersiapkan segala sesuatunya agar forum berjalan dengan baik. Tenda yang kita lihat setiap bulannya di Pelataran Taman Ismail Marzuki tidak berdiri dengan sendirinya. Begitu juga dengan pengeras suara yang tertata di sekitar panggung, alat-alat itu tidak datang dengan sendirinya. Baliho yang terpasang di halaman luar Taman Ismail Marzuki pun tidak lantas memasang dirinya sendiri. Bagaimana dengan susunan forum Kenduri Cinta? Adalah forum Reboan yang menjadi dapur Kenduri Cinta, dimana setiap hari Rabu malam, para penggiat berkumpul bersama untuk membicarakan seluruh kebutuhan dan keperluan teknis pelaksanaan Kenduri Cinta setiap bulannya.

Tidak hanya di Kenduri Cinta, mereka-mereka yang telah berkomitmen untuk menjadi “peracik bumbu” di masing-masing dapur Simpul Maiyah adalah orang-orang yang telah berkomitmen untuk mengelola forum Maiyahan di masing-masing Simpul Maiyah. Secara sadar, mereka memilih perannya masing-masing sesuai dengan kapasitasnya. Ada yang bertugas memasang baliho, ada yang bertugas menyediakan kopi dan teh ketika berlangsungnya acara, ada yang bertugas menggelar karpet di setiap sore hari sebelum dimulainya forum Maiyahan, ada mereka yang berperan untuk menjadi moderator dan narasumber dalam diskusi sesi awal di setiap forum Maiyahan. Forum Maiyahan seperti Kenduri Cinta ini adalah forum yang dilaksanakan secara swadaya, semua yang hadir memiliki hak dan juga kewajiban yang sama untuk menjaga keberlangsungan forum ini. Komitmen personal sebagai penggiat simpul bukanlah identitas yang bersifat formal administratif namun lebih merupakan aplikatif fungsi peran dalam kebersamaan menjalankan tugas personal dalam tiap-tiap simpul. Sedangkan peran fungsi personal di dalam tiap-tiap simpul didefinisikan dan diuji selama proses interaksi kebersamaan yang merupakan proses panjang dari interaksi antar penggiat dalam mengimplementasikan nilai-nilai Maiyah.

Di malam “hari raya” Maiyah di Jakarta, setiap Jum’at pekan kedua Jamaah Maiyah berdatangan di Plaza Taman Ismail Marzuki. Jamaah yang hadir pun tidak hanya datang dari sekitaran Jakarta saja, tidak sedikit pula yang datang dari luar kota. Kenduri Cinta memang menjadi magnet tersendiri bagi sebagian Jamaah Maiyah, sebisa mungkin meskipun mereka tinggal di daerah yang jauh dari Jakarta, tak mengapa asalkan masih bisa dijangkau, mereka datang. Itulah pemandangan yang terjadi setiap Kenduri Cinta dilaksanakan.

Setiap momen yang terjadi terasa sayang untuk dilewatkan, semua orang yang hadir memiliki keinginan untuk mengabadikan suasana Kenduri Cinta setiap bulannya itu, baik melalui tulisan, foto, maupun rekaman audio dan video. Kegembiraan bersama untuk mengabarkan nuansa keakraban dan kebersamaan di malam Kenduri Cinta kepada khalayak ramai menjadi sebuah euforia tersendiri, tak ayal hampir di setiap pelaksanaan Kenduri Cinta tagar khas Kenduri Cinta selalu muncul di deretan 5 besar trending topic.

Kemajuan teknologi hari ini memudahkan setiap orang untuk menyebarluaskan sebuah informasi bahkan dalam hitungan detik dari terjadinya sebuah peristiwa. Saat ini, orang tidak perlu lagi menunggu dipublikasikannya sebuah peristiwa dalam sebuah portal berita online, hanya melalui media sosial semua orang bisa mengakses informasi, bukan hanya teks dan foto bahkan, live streaming pun saat ini sangat mudah dilakukan oleh semua orang hanya dengan bermodalkan telepon seluler. Sebagian yang lain mengabadikan momen-momen tersebut melalui Kamera Digital, ada juga yang merekamnya melalui Kamera Video yang ia bawa.

Kemudahan menggunakan perangkat teknologi saat ini memunculkan inisiatif untuk mendokumentasikan sebuah peristiwa dalam bentuk video, lantas meng-upload video tersebut untuk kemudian membagikannya kepada siapa saja di internet. Jangan tanyakan etika jurnalisme yang ditaati, bahkan untuk pemilihan judul video pun mereka pilih secara serampangan, semaunya sendiri, karena bagi mereka yang terpenting adalah jumlah viewer dan subscriber di channel mereka. Belum lagi ada banyak video-video yang disebarkan sepotong-sepotong, tidak utuh, dan disematkan judul yang kontroversial, hingga kemudian menjadi sebuah informasi yang viral di media sosial.

Begitu juga yang terjadi di Maiyah, tak sedikit pula yang memanfaatkan Maiyah hari ini untuk mendulang rupiah dari sistem periklanan di internet. Ribuan video Maiyahan yang tersebar di internet hari ini, berbanding lurus dengan jumlah iklan yang menghiasi video-video tersebut, kemana larinya pundi-pundi rupiah itu? Mungkin jika kita bertanya kepada Mbah Geyol seperti di fragmen yang dipentaskan di Kenduri Cinta edisi Januari lalu, Mbah Geyol akan menjawab; wallahu a’lam bisshawwab, hanya Allah yang tahu.

Di dunia modern yang serba mudah, budaya instan menjadi sebuah kebiasaan. Banyak orang abai akan sebuah proses, tanpa sadar melakukan short cut, mememotong proses semaunya. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa forum Maiyahan adalah pertunjukan panggung. Padahal Maiyah bukan hanya panggung semata, Maiyah membangun nilai, nilai yang baik dibangun dari nilai etik yang baik. Forum Maiyah seperti Kenduri Cinta dapat berlangsung sekian lama tidak cukup hanya dengan adanya panggung, tenda, dan sound system. Lebih dari itu, komitmen penggiat dan orang-orang yang berpartisipasi terlibat juga sangat berpengaruh. Termasuk peran serta Jamaah yang sudah terbiasa menerapkan nilai-nilai Maiyah dalam kehidupan sehari-harinya akan tampak dalam etik kebersamaan, dalam memelihara jalannya setiap forum-forum Maiyah.

Tidak ada yang salah dengan konsep “menyebarkan nilai-nilai Maiyah agar tersebar lebih luas”. Akan tetapi, seandainya proses menyebarkan nilai-nilai Maiyah itu ditata dengan baik, alangkah lebih baik dan indah hasilnya. Kebenaran dan Kebaikan hendaknya dikombinasikan dalam takaran yang tepat, sehingga menghasilkan keindahan bersama. Teman-teman Penggiat Simpul Maiyah di berbagai daerah terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung untuk turut serta menjadi “pasukan” di belakang layar. Di Kenduri Cinta misalnya, terdapat forum Reboan yang terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung dan memiliki ide serta gagasan untuk Maiyah di masa yang akan datang. Alangkah lebih baik jika kita bertemu tatap muka secara langsung di sebuah majelis daripada hanya bisa berkomentar di media sosial, berlindung dibalik topeng akun media sosial yang kita miliki. Bukankah Maiyah mengajarkan kita untuk bermuwajahah, bertemu tatap muka satu sama lain?

Andaikan Maiyah ini adalah sebuah kebun yang penuh dengan tanaman dan pepohonan, alangkah baiknya jika kita sebagai Jamaah Maiyah mengenal siapa-siapa yang menanam benih-benihnya, siapa yang merawatnya, siapa yang menyiraminya setiap pagi, siapa yang menjaganya agar tidak dirusak oleh hama dan penyakit, serta gangguan dari binatang-binatang pengerat dan pengganggu lainnya. Jika diibaratkan sebuah rumah makan, hendaknya kita mengenal siapa petugas dapur yang berkeringat di depan tungku, yang berjibaku mempersiapkan masakan di dapur yang pengap. Urusannya bukan soal berapa porsi yang mesti dibayar tetapi Maiyah adalah benih, tetumbuhan, kebun, pohon rindang tempat kita bernaung bersama.