Tagged Dari Redaksi

Batas Kehebatan

Dan seperti inilah forum Maiyahan berlangsung di mana pun saja. Simpul Maiyah yang tersebar di seluruh daerah, menyelenggarakan keberlangsungan forum masing-masing secara swadaya, mandiri, tidak bergantung pada sosok, kesetiaan dan semangat menyebarkan nilai-nilai Maiyah terus terjaga. Tak ada komando, karena memang tidak ada struktur organisasi yang saklek di Maiyah. Namun demikian bukan berarti tidak tersambung antara satu dengan yang lainnya, justru dengan pola organisme yang tumbuh secara alami, satu sama lain saling terikat. Ikatan yang mengikat adalah hubungan persaudaraan yang tulus dan ikhlas, sehingga setiap langkah yang diambil tidak serampangan, saling mengingatkan, saling menguatkan satu dengan yang lainnya.

Bukan Virus Cinta

Istilah Penggiat Kenduri Cinta sudah mulai akrab dikenal, untuk menyebut jamaah yang lebih aktif dalam persiapan dan berkomitmen dalam keberlangsungan Maiyahan. Penggiat rutin berkumpul setiap hari Rabu mulai pukul 20.00 di Teras Galeri Cipta II dalam forum Reboan. Suasana santai nan akrab terbangun dalam forum ini. Terbuka untuk jamaah yang bersedia melibatkan diri lebih dalam di Kenduri Cinta. Maiyahan rutin yang digelar setiap bulan di Plaza Taman Ismail Marzuki, hanyalah satu bagian saja. Selain Maiyahan rutin itu, para penggiat juga mengurusi banyak hal yang berkaitan dengan organisme Kenduri Cinta itu sendiri.

Karnaval Ancaman

Pendidikan politik kepada masyarakat supaya kedaulatan rakyat terwujud, sejatinya menjadi tanggung jawab partai politik. Yang terjadi sebaliknya, partai politik memanipulasi dan memonopoli aspirasi rakyat. Rakyat didulang suaranya, dijadikan objek penderita. Sudah menjadi rahasia umum, bukan kepentingan rakyat yang sedang diperjuangkan. Tetapi, kepentingan para pemodal yang menginvestasikan dana dengan jumlah tak terkira dan itu bukanlah cuma-cuma. Kepentingan rakyat dijadikan bungkus kepentingan individu dan golongannya dalam usaha politik merebut dan mempertahankan kekuasaan lokal dan nasional. Tidak segan mereka menghina rakyat dengan mempertontonkan kemiskinan sebagian rakyat dengan judul bantuan-bantuan, padahal itu ditujukan untuk make-up wajah yang tidak mampu melaksanakan kewajiban menyejahterakan rakyat.

Generasi ZZZzzz…

Dengan teknologi, banjir informasi tidak dapat dihindari. Mau tidak mau, kita mesti berada di tengah masyarakat digital yang bergerak cepat dan seolah tanpa batas dalam mengakses informasi. Sebaliknya, selain kemudahan sebagai konsumen informasi setiap orang juga dimudahkan untuk menyebar dan menghasilkan informasi. Dengan gampang secara perorangan membuat informasi dalam bentuk teks, gambar, atau video hanya dengan gadget yang dimilikinya. Bahkan itu dapat dilakukan dengan hanya hitungan detik dan langsung dapat dinikmati oleh orang lain di belahan dunia yang jauh. Lebih cepat dari proses mengirim Telegram di Kantor Pos.

Menjadi Ahli dan Manusia Wajib

Peradaban manusia hari ini berorientasi pada kekayaan, bukan kualitas manusianya. Bagi manusia hari ini yang lebih penting adalah bagaimana menjadi orang yang kaya. Apapun profesinya, apapun latar belakang pendidikannya, fokus utamanya adalah menjadi orang yang kaya raya. Orientasi hidup ini yang kemudian juga menjadikan manusia tidak pernah menjadi ahli di bidangnya sendiri. Kemuliaan manusia hari ini di mata orang lain hanya dilihat dari seberapa banyak harta yang ia miliki, bukan seberapa baik kualitas dirinya.

Komitmen Berlembaga

Memang benar bahwa mempertahankan jauh lebih sulit ketimbang meraih. Seorang juara untuk mempertahankan gelar yang sudah diraih akan memerlukan usaha yang lebih berat ketimbang perjuangan sebelumnya sewaktu gelar itu belum didapat. Ini ternyata berlaku di banyak hal, tidak hanya di kejuaraan olahraga tapi juga dengan jabatan politik dalam lembaga Negara, karier profesi dalam bisnis dan bahkan jalinan suami-istri dalam lembaga pernikahan. Untuk mendapatkan wanita idaman, seorang pria akan berusaha sekuat tenaga agar dapat menikahi wanita idamannya. Tapi dibading dengan usahanya itu, ketika menjadi suami, ia juga akan memerlukan usaha yang lebih ekstra dalam membina keluarga. Begitu juga dengan para calon pemimpin daerah hingga calon presiden akan memerlukan usaha yang lebih besar ketika sudah menduduki jabatan ketimbang usahanya ketika kampanye dalam menyampaikan janji-janji politiknya.

Filter Prasangka

Prasangka buruk akan melahirkan kebencian, sedangkan prasangka baik sangat mungkin melahirkan rasa cinta. Jika sudah cinta, gelora semangat untuk dapat dekat memang sangatlah kuat, bukan hanya ingin dekat, bahkan mempertaruhkan segalanya pun sangat mungkin dilakukan. Meskipun terkadang ekspresi dari cinta menguasai diri untuk bertindak melewati batasan-batasan yang semestinya tidak dilanggar. Tapi siapa yang dapat disalahkan jika cinta mendorong orang untuk berusaha mendapatkan perhatian dari yang dicintai. Walaupun seringkali tindakan yang berlebihan dalam mengekspresikan cinta justru malah kontra produktif terhadap usahanya supaya mendapatkan perhatian dan kedekatan dari orang yang dicintai.

Metafora-Metafora

Sebuah metafora dapat diinterpertasikan menggunakan penafsiran berdasarkan kemiripan, kesamaan, ketersambungan dari karakteristik bentuk, rasa ataupun nuansa. Di Jawa ada istilah sanepo yaitu semacam metafora dalam bahasa jawa untuk menyampaikan pesan-pesan tersirat sekaligus dapat digunakan untuk mengukur pemahaman si penerima pesan. Perantara pesan tidak selalu berupa kata-kata namun dapat menggunakan simbol-simbol, aksara atau benda. Sebagai contoh pada jaman dahulu, ada seorang Kyai yang mengirim pesan kepada Santrinya yang berada jauh di pulau seberang dengan mengirimkan pena dan kertas putih. Bagi kita yang awam belum tentu dapat menangkap maksud dari pesan Kyai kepada Santrinya itu, namun kemungkinan besar si Santri dapat mengartikannya.

Batas Ikhtiar dan Nasib

Hukum Tuhan disini bukan hanya yang bersifat kontekstual pada kitab-kitab suci. Hembusan angin, air yang menguap menjadi gumpalan awan hingga terjadi hujan juga mengikuti Hukum Tuhan. Begitupun ketika terjadi ketidakadilan, penindasan dan perampasan penghidupan rakyat, ini dapat menyakiti perasaan rakyat dan Tuhan bisa marah karenanya. Mungkin anda bisa meremehkan Tuhan dengan cara memperdaya masyarakat menggunakan berbagai tipu daya untuk menghipnotis dengan opini publik, tapi anda tidak bisa menghindar dari nasib yaitu Qadla dan Qadar Allah. Dalam pertandingan sepakbola, seberapapun anda dapat menyusun tim kesebelasan, membuat strategi menyerang atau strategi bertahan, bahkan kalaupun anda sebagai seorang pemain bola dengan keterampilan dalam mengnggocek dan menendang bola sangat mumpuni, namun setelah bola ditendang arah bola bergulir tidak dapat lagi dikendalikan oleh anda.

2030 dan Keniscayaan

Indikasi hilangnya kedaulatan bangsa Indonesia atas bangsanya sendiri mungkin dapat diabaikan oleh sebagian anak bangsa yang merasa bahwa arah gerak pembangunan infrastruktur yang terjadi dianggap sebagai sebuah prestasi. Pembangunan pesat dengan pembiayaan yang sebagian besar merupakan pinjaman asing dinilai sebagai bentuk kepercayaan asing berinvestasi ke dalam negeri. Namun kenyataan bahwa yang terjadi adalah perapuhan kuda-kuda Berdikari, berdiri di kaki sendiri justru dilupakan. Martabat sebagai sebuah bangsa besar yang semestinya menjaga marwah kedaulatan tidak lagi diutamakan. Mesin pembangunan dipacu bukan berdasarkan keadilan sosial, namun dengan bahan bakar berupa modal pinjaman asing yang sebenarnya adalah utang yang mesti dikembalikan. Bisa dikatakan pemerintah sedang menggadaikan harga diri bangsa di kancah internasional. Mental bangsa ini ditanamkan; lebih baik kenyang meskipun harus menjadi budak daripada lapar tetapi mulia mempertahankan harga diri bangsa.