From Kolom Jamaah Maiyah

21 Tahun Kenduri Cinta

Sekarang sudah satu generasi yang bermaiyah. Kenduri Cinta, yang berasal dari hijrah dari kekacauan reformasi, kepada cahaya yang cerah. Dipimpin oleh Cak Nun dengan bantuan dari tokoh yang signifikan, dan yang penuh arti masing2. Cak Fuad, Syeikh Nursamad Kamba, Mas Toto, Mas Uki, Andi Priok, Pak Franky Welirang, Mbah Surip dan masih banyak lagi, we love you full! Yang sudah wafat, kami ingat dengan cinta yang tinggi. Yang tetap sama kita, kami sangat bersyukur. Mas Gandhie, Rony, Syahid, Adi: Sekretaris, administrator dan pendamping yang setia dan konstan, kami sangat berterima kasih. Letto, Sabrang, bagian besar dari Kenduri Cinta, nadanya sebelum cahaya, ruang rindu, guru muda untuk generasi yang datang dan yang akan berikut. Kontribusi anda adalah yang sangat besar. 

Gelombang Cinta dan Kegembiraan dalam Silaturahmi

SEJAK tahun 2000, Kenduri Cinta hadir di tengah masyarakat Ibukota. Hampir rutin setiap Jumat malam pekan kedua tiap bulannya. Terselenggara di Taman Ismail Marzuki sebagai forum terbuka. Forum berlangsung sejak malam hari hingga menjelang subuh, menjadi oase yang bisa menampung siapa saja. Forum tempat berkumpul orang-orang dari berbagai latar belakang. Tidak lain untuk saling menggembirakan,…

Bertudung Waste Container

Menginjak tahun 2020, Kenduri Cinta mengawali hajatan tidak sebagaimana biasa. Menggeser jadwal bukan dalam satu atau dua hari, namun melompat ke hari kerja para pegawai kantoran, yakni di hari Selasa, 14 Januari 2020. Bahwa jadwal default-nya Kenduri Cinta adalah hari Jumat pekan kedua. Monthly schedule ini sangat melekat di kepala setiap orang (jamaah) maiyah di mana pun, sehingga mereka akan gampang menjawab pertanyaan: tiap hari apa acara Kenduri Cinta diadakan?

Puncak Tauhid Seorang Kuryoto

Siapa yang mengira jika sebenarnya Allah sendiri memang menunggu Kuryoto untuk mengungkapkan hal yang senada dengan apa yang diungkapkan oleh Rasulullah Saw di puncak kebuntuan menghadapi persoalannya di dunia. Pada titik itulah Allah membuktikan kebesarannya, kemurahannya, kasih dan sayangnya. Dan Kuryoto telah membuktikan itu. Bahkan, ia sekarang agak sedikit menantang dengan mengungkapkan bahwa dia terkadang kangen dengan penderitaan yang dulu sangat akrab dengan hidupnya. Mengasyikkan bukan?

Bukan, Sutardji Bukan Sekadar Presiden Penyair

Puisi Sutardji Calzoum Bachri adalah puisi yang mendobrak pakem yang ada saat itu. Puisi-puisi dengan kata-kata konkret menjadi media ekspresi Sutardji untuk menumpahkan keresahan-keresahan yang ia rasakan. Yang juga unik dari puisi-puisi karya Sutardji Calzoum Bachri adalah seringkali ia menggabungkan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Daerah. Bagi sebagian orang tentu saja akan mempersulit dalam memahami kata-kata yang ada di puisi tersebut, namun secara tidak langsung pada akhirnya justru memperkenalkan kata-kata itu sendiri kepada khalayak penikmat puisi-puisinya.

Tarian Rembulan di Langit Taman Ismail Marzuki

Sudah banyak orang yang menganggap Kenduri Cinta sebagai oase di ibukota. Saya tidak tahu apakah ungkapan tersebut berlebihan atau tidak, toh penilaian orang bisa saja berbeda, dan kita juga tidak berhak memaksa orang untuk menyamakan pendapatnya dengan apa yang kita yakini. Entah apa yang mereka maksud dengan “oase”?

Wasilah Silaturahmi Bernama Reboan

Bergaul bersama di forum Reboan membuat saya mempelajari makna dari sebutan perantaran lainnya, yakni wasilah. Sesuatu yang dapat membawa dekat kepada Pencipta dapat disebut wasilah. Kumpulan orang yang dekat dengan Tuhan dapat menjadi wasilah agar saya dapat ikut semakin dekat denganNya. Ibadah dan amal kebaikan juga dapat menjadi wasilah kepadaNya. Sehingga bersyukur adalah tindakan yang wajib saya lakukan, ketika bisa mulai menjadi akrab dengan kawan-kawan penggiat Kenduri Cinta.

Maiyah, Kenduri Cinta dan Popularitas

Ribuan orang telah datang di forum ini. Ada yang rutin datang setiap bulan, ada yang datang sesekali, ada yang hanya sekali datang kemudian tidak datang lagi, ada juga yang hanya menikmati forum ini dari kejauhan, melalui dunia maya. Lihatlah betapa ramainya forum ini pada setiap gelarannya. Di area parkir Taman Ismail Marzuki, orang duduk berkumpul bersama, sejak selepas isya’ hingga menjelang subuh.

Seng Nandur Pari, Ora Bakal Panen Alang-Alang

Rasa syukur yang besar karena kita diberikan anugerah yang besar ini, didalam iklim dan suasana disekitar yang saat ini yang baik secara berlangsung maupun tidak langsung acapkali menambah beban pikiran, tekanan mental, menaikkan emosi dan menimbulkan stres yang mempengaruhi kejernihan pikiran dan ketenangan batin kita, Allah masih menganugerahkan kenduri cinta kepada kita untuk terus menanam kebaikan, kebahagiaan dan bersedekah dalam berbagai skala dan dimensi kehidupan.

Hari Raya Kenduri Cinta

Tak ubahnya berpuasa, yang hakekat artinya adalah menahan diri. Hidup di Jakarta itu keras. Kata orang, ibukota lebih kejam daripada ibu tiri. Waktu yang menggilas kehidupan. Kemacetan sepanjang jalan. Wajah-wajah angker di tengah kota. Persaingan kanan kiri, gesek sana, dorong sini. Gaya hidup individualis. Memaksa kita sedikit tidak menjadi manusia. Melupakan diri dari yang sejati. Disitulah, kita butuh hari raya.