TUHAN PUN BERLARI

“Maiyah is undeniable!”, Cak Nun menegaskan. Apa yang kita lakukan di Maiyah, memasuki dekade ketiga saat ini adalah sesuatu yang tidak direncanakan, maka perjuangan ini awet, karena yang melakukan adalah orang-orang yang sungguh-sungguh. “Saya tidak mengajak anda untuk bangga. Tetapi mengajak anda untuk bersungguh-sungguh dalam menikmati atmosfer kegembiraan di Maiyah”, lanjut Cak Nun. Secara psikologis kita merasakan kegembiraannya, secara akal kita mengilmui apa yang kita dapatkan di Maiyah. “Saya bukan guru besar anda, saya itu sahabat anda”, Cak Nun menegaskan bahwa Maiyah ini bukan karya beliau, bahwa beliau saat ini mungkin kita anggap sebagai icon Maiyah, menurut Cak Nun itu hanya kebetulan saja, ibarat kita sedang naik sepeda bareng-bareng, kebetulan Cak Nun ada di barisan terdepan.

Artikel sebelumnya

Mukadimah: AN’AMTA ‘ALA MAIYAH

Maiyah adalah forum yang fenomenal, gayeng, liberal, penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Kesegaran-kesegaran yang lahir di Maiyah pun bertransformasi menjadi keteduhan Maiyah, kecerdasan Maiyah, kebahagiaan Maiyah. Ijtihad ilmu di Maiyah seringkali out of the box dari fenomena mainstream dunia saat ini.

Mukadimah: EVAKUASI KEFITRIAN

Pada satu edisi Tetes, Cak Nun mengungkapkan: “Mafia kapitalis-kapitalis raksasa yang melakukan tipu daya dan penguasaan-penguasaan yang tak kentara sekarang ini, bukan tidak ada kemungkinan akan dicekik oleh orang-orang yang mereka rendahkan, mereka bodoh-bodohkan dan mereka tipu dengan segala cara. Kekuatan mereka bisa dikalahkan oleh kecepatan para Malaikat supporter para pejuang. Wa ma romaita idz romaita walakinnalloha roma. Dan kecepatan para penjajah dikalahkan oleh momentum dari Tuhan. Kalah oleh waktu. Oleh sa’ah. Dan Tuhan menyatakan fantadzirissa’ah.”

Mukadimah: TUHAN PUN BERLARI

Manusia, sejak awal diciptakan memiliki kebebasan untuk memilih. Tidak perlu kita menggugat kenapa Nabi Adam AS melanggar aturan saat masih di Surga, yang akibatnya kita saat ini hidup di bumi. Nabi Adam AS sebagai manusia pertama justru membuktikan bahwa memang manusia adalah makhluk kemungkinan, sehingga bisa memilih terhadap berbagai pilihan yang tersedia. Sekian abad berlalu, Allah kemudian menyempurnakan Ad-diin-Nya dengan kerasulan Rasulullah Muhammad SAW.

RANJAU MIN HAITSU LA YAHTASIB

Al-Qur`an yang kita baca itu Al-Qur`an qouliyah Qur`an yang literer kognitif dari Tuhan dengan verifikasi berpuluh-puluh abad, tetapi ada Al-Qur`an yang lebih luas yaitu Al-Qur`an kauniyah Al-Qur`an yang ada pada alam semesta, situasi-situasi sosial dan di dalam diri manusia.

Mukadimah: RANJAU MIN HAITSU LA YAHTASIB

Saat ini artificial intelligence begitu berdaya untuk memprofile pengguna gadget internet. Minat kesukaan setiap penggunanya dapat diarahkan dan dimanjakan dengan kesenangannya. Viral terkenal secara instan yang dialami oleh beberapa content creator akibat satu-dua konten tidak bisa diduga-duga. Tiba-tiba terkenal, banyak endorse dan berlimpah harta. Itu layaknya jackpot bagi penjudi online. Pengguna awam akan tergiur untuk mempertaruhkan segala kontennya demi mendapatkan penghasilan yang tidak diduga-duga. Padahal dibalik itu ada bandar sebagai penyedia layanan dengan segala kelengkapan AI-nya untuk menyedot apapun yang dipertaruhkan pengguna.

Mukadimah: MANUSIA MUHAMMAD

Supaya menjadi Fathonah kita harus terlebih dahulu Shiddiq, yaitu hidup bersungguh-sungguh dalam berbagai hal. Kemudian karena kesungguhan itu maka orang-orang yang sering berinteraksi akan mengakuinya sebagai orang jujur dan layak dipercaya.  Lantas ketika diberi kepercayaan untuk menangani berbagai urusan mampu Amanah dan selalu merampungkan dengan baik. Baru kemudian orang itu layak untuk Tabligh. Maka jadi lucu ketika ada orang yang mengkampanyekan dirinya amanah tapi orang itu tidak amanah apalagi orangnya tidak bersungguh-sungguh dalam menjalani hidup. Untuk itu eskalasi penerapan secara urut menjadi sangat perlu bagi setiap orang yang mengaku sebagai umat pengikut Rasulullah.