From Redaksi

Mukadimah: AN’AMTA ‘ALA MAIYAH

Maiyah adalah forum yang fenomenal, gayeng, liberal, penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Kesegaran-kesegaran yang lahir di Maiyah pun bertransformasi menjadi keteduhan Maiyah, kecerdasan Maiyah, kebahagiaan Maiyah. Ijtihad ilmu di Maiyah seringkali out of the box dari fenomena mainstream dunia saat ini.

Mukadimah: EVAKUASI KEFITRIAN

Pada satu edisi Tetes, Cak Nun mengungkapkan: “Mafia kapitalis-kapitalis raksasa yang melakukan tipu daya dan penguasaan-penguasaan yang tak kentara sekarang ini, bukan tidak ada kemungkinan akan dicekik oleh orang-orang yang mereka rendahkan, mereka bodoh-bodohkan dan mereka tipu dengan segala cara. Kekuatan mereka bisa dikalahkan oleh kecepatan para Malaikat supporter para pejuang. Wa ma romaita idz romaita walakinnalloha roma. Dan kecepatan para penjajah dikalahkan oleh momentum dari Tuhan. Kalah oleh waktu. Oleh sa’ah. Dan Tuhan menyatakan fantadzirissa’ah.”

Mukadimah: TUHAN PUN BERLARI

Manusia, sejak awal diciptakan memiliki kebebasan untuk memilih. Tidak perlu kita menggugat kenapa Nabi Adam AS melanggar aturan saat masih di Surga, yang akibatnya kita saat ini hidup di bumi. Nabi Adam AS sebagai manusia pertama justru membuktikan bahwa memang manusia adalah makhluk kemungkinan, sehingga bisa memilih terhadap berbagai pilihan yang tersedia. Sekian abad berlalu, Allah kemudian menyempurnakan Ad-diin-Nya dengan kerasulan Rasulullah Muhammad SAW.

Mukadimah: RANJAU MIN HAITSU LA YAHTASIB

Saat ini artificial intelligence begitu berdaya untuk memprofile pengguna gadget internet. Minat kesukaan setiap penggunanya dapat diarahkan dan dimanjakan dengan kesenangannya. Viral terkenal secara instan yang dialami oleh beberapa content creator akibat satu-dua konten tidak bisa diduga-duga. Tiba-tiba terkenal, banyak endorse dan berlimpah harta. Itu layaknya jackpot bagi penjudi online. Pengguna awam akan tergiur untuk mempertaruhkan segala kontennya demi mendapatkan penghasilan yang tidak diduga-duga. Padahal dibalik itu ada bandar sebagai penyedia layanan dengan segala kelengkapan AI-nya untuk menyedot apapun yang dipertaruhkan pengguna.

Mukadimah: JAGRATARA

Dalam kosmologi Jawa, kita mengenal maningal, manekung, dan manages. Saat maningal kita menggunakan panca indera, logika dan fokus berfikir atas semua kejadian dan permasalahan untuk dicari kemungkinan alasan di luar dari dirinya. Kemudian setelah itu manekung, yaitu proses dimana kita menggunakan rasa, mengendapkannya untuk mereduksi nafsu. Kosong untuk mencapai manages, yaitu petunjuk ilahiah yang sejati.

Mukadimah: SESANTI HATI KEKASIH

Di tengah keadaan yang tidak menentu, bagi yang tidak terbiasa akan muncul rasa cemas hingga ketakutan yang luar biasa. Jika sampai ada satu orang saja yang panik, justru akan semakin memperburuk keadaan rombongan. Segala jalan yang ada seolah buntu. Nekat melanjutkan pendakian jelas membahayakan, turun bisa jadi pilihan meskipun tidak mungkin untuk langsung turun gunung. Sementara bagi yang sudah terbiasa cenderung akan lebih tenang dan memilih diam sembari menunggu cuaca membaik. Koordinasi segera dilakukan untuk mengukur daya tahan rombongan dan dengan cuaca yang tidak mendukung untuk melanjutkan pendakian maka akan memilih turun demi keselamatan bersama.

Mukadimah: RENJANA NASIONALISME

Kita sebagai manusia Indonesia ini tidak kurang alasan untuk mencintai Negaranya. Sebagai manusia Indonesia, kita ini tidak kurang alasan untuk berteriak lantang tentang kesatuan dan persatuan. Kita juga tidak kurang alasan untuk berjanji setia sehidup semati untuk NKRI. Kita, sama sekali tidak kekurangan alasan untuk mengungkapkan Renjana Nasionalisme.

Mukadimah: NEGARA CANDA

Indonesia bukanlah negara candaan. Karena didirikannya negara ini adalah untuk suatu tujuan yang serius. Negara didirikan supaya distribusi rahmat Tuhan berupa sumber daya alam dapat menjadi sebesar-besarnya berkah kemakmuran rakyat, sehingga berkah itu masih dapat dirasakan hingga generasi penerus bangsa selanjutnya.

Mukadimah: KALIBRASI SYUKUR

Rasa syukur bukan tergantung pada seberapa banyak rezeki yang diterima. Tidak jarang ketika rezeki melimpah justru melalaikan untuk bersyukur. Sebaliknya, tidak jarang rezeki yang pas-pasan justru senantiasa memupuk rasa syukur. Ada juga orang yang ketika usahanya gagal baru dia bisa bersyukur, tinggal bagaimana orang itu menyikapi kegagalan yang sedang dialaminya. Karena bisa jadi, dari kegagalan itu dapat diambil pelajaran.

Mukadimah: KENDURI APA KALAU BUKAN CINTA?

Begitu pula dengan Kenduri Cinta. Forum diskusi ini lahir atas keresahan saat cinta tak lagi mengejawantah dan tak lagi terasa. Forum yang pada awalnya hanya dihadiri segelintir orang, lalu berkembang menjadi puluhan, ratusan dan kini ribuan orang yang hadir. Seperti halnya nama forum ini; Kenduri Cinta, cinta bukan hanya menjadi brand dari forum ini, melainkan menjadi sebuah spirit yang melandasi terselenggaranya forum ini.