Kamuflase Tek Now Logic

DENGAN MENGUASAI teknologi dapat mempermudah siapa saja untuk berbuat apa saja. Dengan teknologi informasi, akses terhadap informasi menjadi lebih cepat dan mudah. Didukung dengan kekuatan modal, sumber daya ekonomi dapat dikuasai. Dari proses produksi, distribusi hingga siap konsumsi di depan muka kita dapat dikontrol. Setiap kebutuhan yang ada di atas meja makan kita hingga kebutuhan di dalam bilik kamar mandi kita dikuasai sehingga kita dimanjakan oleh mereka. Apapun yang kita butuhkan mereka yang menyediakan. Seolah-olah kita sedang dilayani secara full service, kebutuhan kita dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi sudah disiapkonsumsikan.

Tentu itu semua tidak kita dapatkan secara gratis. Berbagai barang kebutuhan sehari-hari ada di rak-rak toko-toko swalayan disekitar rumah kita, dapat dengan mudah kita mendapatkan barang yang kita butuhkan. Tinggal memasukannya kedalam keranjang belanjaan dan melakukan pembayaran, berbagai barang yang kita butuhkan pun tercukupi. Lain lagi dengan transaksi-transaksi di toko-toko online, melalui jaringan internet kita dapat memesan barang-barang yang kita inginkan, melakukan pembayaran dan barang yang kita beli akan diantar hingga alamat rumah kita.

Indonesia sebagai sebuah pasar sudah dipetakan secara detail, kebutuhan tiap varian produk sudah ter-statistik. Segmentasi pasar dan karakteristik konsumen-nya sudah terbaca, sehingga untuk melakukan penetrasi pasar bukan lagi menjadi suatu kendala. Ummat Islam mayoritas dari masyarakat Indonesia juga menjadi lahan tersendiri sebagai bidikan pasar yang empuk. Dari mulai fashion muslim-muslimah hingga biro-biro perjalanan umrah dan haji menjadi pasar yang menjanjikan dan sudah mereka kuasai. Labeling halal dan produk-produk pembiayaan dengan brand-brand syar’i diciptakan sebagai trend pasar yang baru.

Yang terjadi saat ini bukan merupakan keadaan yang terjadi secara tiba-tiba. Grand design itu nyata-nyata ada, penciptaan pasar dan blue-print invasi ekonomi bukanlah isapan jempol. Bahwa China akan menjadi negara Adidaya yang menggantikan posisi USA bukanlah hasil analisa yang asal-asalan. Baik secara human resource maupun permodalan, China sangat memadai untuk mengungguli bangsa dan negara-negara lain di waktu yang akan datang. Dengan penduduk 1,37 Milyar jiwa dan yang tersebar di berbagai penjuru dunia, China merupakan sebuah bangsa yang tidak diragukan lagi sebagai penguasa dunia yang baru.

Karakteristik sebagai bangsa yang ulet dan suka bekerja keras melekat pada karakter bangsa China. China yang dahulunya terkenal sebagai negara komunis dengan julukan negeri tirai bambu, kini telah bermetamorfosis menjadi negara kapitalis. Ketertinggalan teknologi terbaru dapat segera mereka kejar, bahkan mereka dapat memproduksinya secara massal. Dengan sumber daya alam dan manusia yang melimpah, China dapat mengurangi biaya produksinya sehingga dapat menghasilkan produk-produk dengan kualitas yang sama dengan buatan negara-negara lain namun memiliki harga jual yang lebih murah. Dan produk-produk mereka dijual ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia hingga masuk kedalam ruangan-ruangan rumah kita.

Kemampuan China dalam menginfiltrasi budaya juga tidak dapat diragukan lagi. Tradisi mudik, pulang kampung disaat lebaran, mengenakan pakaian-pakaian baru dan bagi-bagi angpau saat hari raya adalah bentuk tradisi China yang tanpa disadari sudah menjadi bagian dari tradisi ummat Islam di Indonesia. Sebuah infiltrasi budaya tentunya tidak akan terjadi jika tidak terjadi penerimaan oleh masyarakat yang terinfiltrasi, dan China termasuk bangsa yang  pandai dalam mengemasnya.

Saat ini hampir semua gedung-gedung tinggi dan sektor-sektor ekonomi yang vital di negeri ini nyaris tak tersisa dikuasai oleh orang-orang China. Kenyataan ini bukan semata-mata tendensi Kenduri Cinta terhadap etnis Bangsa China di seluruh dunia termasuk yang berada di wilayah Indonesia. Justru seperti yang sering disampaikan oleh Cak Nun, kita itu gak tega kalau sampai melihat orang China kok hidupnya miskin. Bahwa bangsa China kelak akan menggantikan posisi Amerika sebagai negara Adikuasa juga beberapa kali disampaikan oleh Cak Nun termasuk di Kenduri Cinta. Kemampuan China dalam menguasai berbagai sektor ekonomi dunia sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Namun ada hal yang tidak mungkin mereka kuasai yaitu Qadla dan Qadarnya Allah. Teknologi tercanggih bisa mereka kuasai, modal yang sangat banyak bisa mereka miliki, namun Qadla dan Qadar-Nya tidak mungkin dikuasai. Bahwa nasib suatu kaum yang merubah adalah Allah.