Tagged 18TahunKC

FASTABIQUL HAIBAT

Dalam kehidupan ini ada sesuatu yang memang hanya bisa dicapai dengan iman, bukan dengan ilmu. Ada sesuatu yang kita bisa mencapainya hanya dengan iman, karena tidak mungkin mencapainya dengan ilmu, sebab kita tidak bisa menghitungnya. Kenapa sesuatu itu dicapai dengan iman karena kita tidak bisa mencapainya dengan ilmu. Kenapa kita percaya? Karena kita tidak tahu. Niat berpuasa yang selalu kita lafadzkan adalah nawaitu shouma ghodin bukan nawaitu shiyama-l-ghodi, karena keperluan kita untuk menahan diri tidak makan, tidak minum, secara naluriah dapat dilakukan sehari-hari. Tetapi tidak dengan shoum. Shoum adalah dimensi puasa yang lebih luas dari sekadar shiyam. Puasa itu harus dikembangkan dari shiyam menjadi shoum.

Kenduri Cinta Sebagai Wahana Berpikir

Saya mengibaratkan, Maiyahan seperti Kenduri Cinta ini menjadi sebuah lahan yang besar tempat kita bisa menanam buah-buah pikiran yang segar, sehat dan terjaga. Di tengah keruwetan berpikir dan penjungkirbalikan logika yang berkembang di lingkungan sosial saat ini. Maiyah hadir sebagai  sebuah wahana yang siap menyambut siapa saja untuk berkunjung dan dan menumbuhkan buah pikirannya dengan gembira. 

Bercinta Selama 18 Tahun

Bagi penggiat, Maiyahan di Kenduri Cinta sesungguhnya adalah interaksi sosial antar mereka, untuk berdiskusi, mengolah tema, mengevaluasi kinerja acara-acara sebelumnya, mewacanakan pelatihan-pelatihan untuk kalangan internal maupun untuk simpul-simpul maiyah yang lain, dalam bentuk workshop desain poster, storytelling, –yang sudah dijalankan beberapa hari lalu– selanjutnya diramu, diolah, atau bahkan diperdebatkan dalam forum mingguan, yang kami menyebutnya “Reboan” setiap hari Rabu sepulang kerja di teras Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki, di pusat kota Jakarta.

Setapak Paska 18 Tahun Kenduri Cinta

Nampak tidak ada yang berlebihan pada Kenduri Cinta 8 Juni 2018. Seperti biasa tenda, sound system, karpet-terpal, dan panggung ditata sederhana. Wirid Wabal sebagai pembukaan forum dimulai setelah usai waktu shalat Tarawih. Dilanjutkan penampilan Hadrah dan diskusi sesi awal yang melibatkan penggiat untuk berbagi pengalaman menjalankan tugas dan pernak-pernik peran mengelola forum. Semua pegiat adalah volunteer yang mensedekahkan waktu, pikiran, dan tenaga di tengah kesibukan aktivitas sehari-hari. Forum diskusi berlanjut, Jamaah yang memadati pelataran Plaza Taman Ismail Marzuki semakin larut  dalam kebersamaan. Kehadiran Cak Nun beserta Ibu Novia Kolopaking di tengah acara semakin menambah kegembiraan yang sedang berlangsung.

Mensyukuri 18 Tahun Kenduri Cinta

“Hidup adalah getaran yang mengalir dan aliran yang bergetar”, Cak Nun kembali memberi kunci di Kenduri Cinta semalam. Bahwa yang paling penting dari sebuah sungai itu bukan airnya, bukan seberapa besar ruang yang ada untuk mengalirkan air di sungai itu, melainkan yang terpenting adalah alirannya. Maka, ketika kita menunaikan sholat, bukan sholat yang kita lakukan itu yang kita pamerkan kepada orang lain, tetapi efek dari sholat itu yang kita tampilkan. Jika sholat yang kita lakukan melahirkan perilaku baik dari diri kita, sehingga kita bermanfaat bagi orang lain, maka disitulah letak kemuliaan sholat kita.

Alles Gute zum Geburtstag, Kenduri Cinta

Di tengah gemerlap ‘kemajuan’ zaman yang bisa dirasakan di Jakarta, ada kerumunan orang-orang yang memilih menyepi di Jumat malam, pekan kedua setiap bulannya. Mereka menyingkir dan mencoba memekakan mata batinnya di Telaga Maiyah bernama Kenduri Cinta.  Satu hari spesial yang dinanti-nantikan setelah 29 harinya berjuang dalam kepalsuan-kepalsuan dunia. Sebab di Maiyah pada kemurnian jiwa-jiwa yang hadir bertabur kemesraan menjadi pembasuh hati, serta antioksidan penyakit-penyakit Zaman Now. Bagi salikul Maiyah, mungkin ibarat menjalani hidup dalam dua dunia, dunia Maiyah dan dunia pada tahun 2018 ini seperti apa adanya.

Kenduri Cinta: Memberkati Ibukota dan Mengasuh Adik-adiknya

Alhamdulillah, tujuh tahun sudah saya bersentuhan dengan Maiyah. Dan persentuhan itu terjadi pertama kalinya melalui forum Kenduri Cinta. Tak sengaja, saya lewat di depan Plaza Taman Ismail Marzuki, pada jumat malam pekan kedua. Melihat sekerumunan orang berkumpul disana, mendorong saya untuk mendekat. Merapat. Ikut membaur diantara orang-orang yang sama sekali tidak saya kenal. Timbul kemudian suasana akrab, hangat, cair dan mesra. Pikiran dan hati serasa merdeka. Sejak itulah saya langsung jatuh cinta pada Kenduri Cinta. Hah! Sesimpel itu? Iya. Secepat itu? He’em. Jangan tanya apa alasannya? Kalau mau tahu, silakan datang langsung kesana. Gratis. Tak dipungut biaya. Temukan dan rasakan cinta disana.

Kenduri Cinta, Rumah Sejuk di Jakarta

Rumah ini bernama Kenduri Cinta. Sesuai namanya, Kenduri adalah sebuah acara berkumpul, dengan tujuan meminta kelancaran atas segala sesuatu yang dihajatkan. Dalam hal ini, Kenduri Cinta menjadi wadah berkumpulnya orang-orang yang dipenuhi kerinduan kehadiran dan kasih sayang Rasulullah melalui shalawat bersama. Menjadi wadah berkumpulnya orang-orang yang penuh cinta dan ketulusan sehingga menimbulkan kerinduan di setiap bulan untuk kembali melingkar. Juga menjadi ladang mencari nafkah bagi mereka para pedagang.

Panggung Mungil Kenduri Cinta

Panggung mungil Kenduri Cinta berukuran 525 cm x 360 cm, terbagi atas 12 blok level kecil dengan ukuran 175 cm x 90 cm, tiap bloknya dengan tinggi kurang lebih 15 cm. Bahannya terbuat dari kayu cukup keras dan lumayan berat, ada beberapa bagian yang sudah rusak, hingga harus hati-hati dan dibutuhkan minimal 2 orang ketika menyusun, kadang dilakukan oleh pihak pengelola, kadang juga dilakukan para penggiat yang bertugas dari sore hari ketika Kenduri Cinta dilaksanakan.

Baliho Sang Garda Terdepan

Pada awalnya baliho Kenduri Cinta hanya berupa pamflet selebaran kertas dengan informasi sangat lengkap, disebar ke berbagai sudut kota Jakarta, ditempel di dinding dan tiang apa saja. Beberapa tahun berikutnya diganti lembaran kain berwarna hitam dipasang pada dinding baliho, bertuliskan “KENDURI CINTA”, serta keterangan judul, dimana, kapan, dan pukul berapa berlangsungnya acara. Inilah baliho Kenduri Cinta model pertama dengan pembuatan secara cetak sablon. Kemudian dimasa selanjutnya sekitar awal tahun 2010 mulai dikreatifisasi menggunakan bentuk gambar sederhana.