From Redaksi

Mukadimah: RENJANA NASIONALISME

Kita sebagai manusia Indonesia ini tidak kurang alasan untuk mencintai Negaranya. Sebagai manusia Indonesia, kita ini tidak kurang alasan untuk berteriak lantang tentang kesatuan dan persatuan. Kita juga tidak kurang alasan untuk berjanji setia sehidup semati untuk NKRI. Kita, sama sekali tidak kekurangan alasan untuk mengungkapkan Renjana Nasionalisme.

Mukadimah: NEGARA CANDA

Indonesia bukanlah negara candaan. Karena didirikannya negara ini adalah untuk suatu tujuan yang serius. Negara didirikan supaya distribusi rahmat Tuhan berupa sumber daya alam dapat menjadi sebesar-besarnya berkah kemakmuran rakyat, sehingga berkah itu masih dapat dirasakan hingga generasi penerus bangsa selanjutnya.

Mukadimah: KALIBRASI SYUKUR

Rasa syukur bukan tergantung pada seberapa banyak rezeki yang diterima. Tidak jarang ketika rezeki melimpah justru melalaikan untuk bersyukur. Sebaliknya, tidak jarang rezeki yang pas-pasan justru senantiasa memupuk rasa syukur. Ada juga orang yang ketika usahanya gagal baru dia bisa bersyukur, tinggal bagaimana orang itu menyikapi kegagalan yang sedang dialaminya. Karena bisa jadi, dari kegagalan itu dapat diambil pelajaran.

Mukadimah: KENDURI APA KALAU BUKAN CINTA?

Begitu pula dengan Kenduri Cinta. Forum diskusi ini lahir atas keresahan saat cinta tak lagi mengejawantah dan tak lagi terasa. Forum yang pada awalnya hanya dihadiri segelintir orang, lalu berkembang menjadi puluhan, ratusan dan kini ribuan orang yang hadir. Seperti halnya nama forum ini; Kenduri Cinta, cinta bukan hanya menjadi brand dari forum ini, melainkan menjadi sebuah spirit yang melandasi terselenggaranya forum ini.

Mukadimah: KABAR ESOK HARI

Dalam konteks keimanan kita kepada Allah swt, terdapat entitas yang kita sebut dengan husnudhon. Dengan bekal berbaik sangka itulah, kita meyakini bahwa Allah akan menyiapkan masa depan yang indah untuk kita. Mungkin hari-hari yang kita jalani tidak selalu berjalan dengan mulus, ada hambatan, ada rintangan, ada ujian, ada cobaan, ada kebahagiaan, ada kesedihan, ada kegembiraan dan seterusnya. Tetapi dengan husnudhon kita merasa aman, bahwa kelak ada hari yang indah, yang akan kita capai.

KENDURI CINTA CALL! MLUNGSUNGI JAKARTA, MEI 2022

Naskah Mlungsungi ini sangat berbeda secara mencolok dari naskah yang ditulis Cak Nun pada teater-teater sebelumnya. Baik dari sisi kesusastraan maupun sebagai reportoar teater. Bahkan, jika dibandingkan dengan naskah teater apapun dari dalam maupun luar negeri. Naskah Mlungsungi ini adalah naskah yang benar-benar baru. Inilah yang menjadi kekuatan sekaligus keistimewaan dari Mlungsungi ini.

Mukadimah: IKHTILAF ZAMAN

Kita akan mengalami momentum-momentum pergantian zaman. Perubahan, pembalikan, kontradiksi terbalik atau semacam perpecahan menjadi penyatuan dan penyatuan menjadi perpecahan. Kita melihat fenomena itu hari ini. Faktanya, tidak ada satupun orang yang mampu menyangga kebenaran yang diyakini dalam waktu yang lama. Ada saat dimana kebenaran yang sebelumnya ia pegang teguh ia tinggalkan begitu saja karena alasan-alasan yang lebih masuk akal.

Mukadimah: BADUT-BADUT PERADABAN

KALAU CINTA yang menjadi alasan, pekerjaan sesulit apapun akan dilakukan dengan gembira. Usaha terbaik untuk meraihnya dijalani tanpa keterpaksaan. Setiap langkah menjadi bermakna. Demi cinta; gunung tinggi akan didaki, lautan luas akan diseberangi. Rintangan berat terasa ringan bagi orang yang sedang kasmaran, halangan yang tampak membahayakan justru terasa menjadi tantangan untuk sebuah perjumpaan dengan yang dirindukan.

Mukadimah: MAIYAH PENANGKAL PETIR

Maiyah menawarkan semacam teknologi penangkal petir. Teknologi Penangkal Petir Maiyah terdiri dari keluaran wacana, cara berfikir yang spesifik, metode ketahanan mental hingga pada tahap perbekalan spiritual seperti wirid, hizib, riyadloh dan lain sebagainya. Sehingga, para pelaku Maiyah mendapatkan keseimbangan dalam segala hal.

Dari Redaksi: Merindukan Kenduri Cinta

Pada satu momen Kenduri Cinta edisi Maret 2021, Cak Nun menyampaikan; “Jangan sampai kita hanya mendapatkan kesengsaraan dan kelelahan atas pandemi ini”. Cak Nun saat itu memberi pesan bahwa orang Maiyah jangan sampai kalah dengan situasi pandemi ini. Kita semua sudah sepakat bahwa orang Maiyah adalah man of all seasons. Orang Maiyah adalah manusia yang mampu beradaptasi dalam segala situasi. Sebisa mungkin, kita harus ubet untuk terus bergerak.