Mukadimah: KALIBRASI SYUKUR

KENDURI CINTA kembali ke Huma. Taman Ismail Marzuki, tempat semula forum sinau bareng yang selalu kita kangeni, akhirnya pada edisi Juli 2022 ini Kenduri Cinta kembali diselenggarakan di tempat ini. Pada momentum yang tepat, saat Taman Ismail Marzuki kembali diaktivasi setelah rehat sejenak menjalani proses revitalisasi. Tentu saja dengan dukungan stakeholder yang saat ini terlibat dalam pengelolaan Pusat Kesenian Jakarta tersebut.

Dan sudah pasti, kita akan menjalani adaptasi baru dalam suasana Taman Ismail Marzuki dengan wajah yang baru saat ini. Karena proses revitalisasi juga masih berjalan, semua saling menjaga dan juga saling mengamankan. Mulai dari kebersihan, ketertiban, hingga keamanan acara adalah tanggung jawab kita bersama-sama, bukan hanya tanggung jawab penggiat Kenduri Cinta saja atau pengelola Taman Ismail Marzuki saja. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan keamanan satu sama lain.

Ada proses panjang yang telah dilalui. Penggiat Kenduri Cinta berkolaborasi dengan TGUPP Provinsi DKI Jakarta, UP PKJ Taman Ismail Marzuki juga JAKPRO. Semua telah bersepakat untuk saling mendukung agar forum Kenduri Cinta terselenggara dengan baik dan lancar di Plaza Teater Besar Jakarta ini. Semua proses ini harus kita lengkapi dengan rasa syukur, dengan memastikan keamanan, ketertiban dan kelancaran berlangsungnya forum yang selalu kita kangeni ini.

Maka, adakah alasan untuk tidak bersyukur? Sesulit apapun hidup ini, selalu ada saja alasan untuk tetap bersyukur. Ada lebih banyak hal yang pantas untuk disyukuri dibandingkan yang disambati. Terlalu banyak mengeluh, justru membuat manusia lupa untuk bersyukur.

Rasa syukur bukan tergantung pada seberapa banyak rezeki yang diterima. Tidak jarang ketika rezeki melimpah justru melalaikan untuk bersyukur. Sebaliknya, tidak jarang rezeki yang pas-pasan justru senantiasa memupuk rasa syukur. Ada juga orang yang ketika usahanya gagal baru dia bisa bersyukur, tinggal bagaimana orang itu menyikapi kegagalan yang sedang dialaminya. Karena bisa jadi, dari kegagalan itu dapat diambil pelajaran.

Besar keinginan dan tinggi harapan berpengaruh terhadap usaha yang sedang dijalani. Semangat dibutuhkan untuk kelangsungan usaha. Kendala, halangan dan rintangan acap harus dihadapi di sepanjang perjalanan. Selagi masih dalam batas kemampuan, usaha akan terus dijalani semaksimal mungkin. Hingga pada kondisi tertentu, seolah buntu dan tak lagi mampu untuk meneruskan. Tidak mudah memang menjalani ketimbang mengomentari. Pada kondisi yang sudah begitu menjemukkan. Ketika usaha terbaik seolah tidak kunjung menampakkan hasil, ketika pekerjaan yang sudah dilakukan dengan maksimal namun seolah tidak diterima dan tidak dihargai. Barang dagangan yang sudah disiapkan sebaik mungkin dengan kualitas yang baik tetapi ketika dijajakan tidak kunjung laku. Kebutuhan yang menghadang di depan pintu seolah semakin menambah buntu. Motivasi sekuat apapun bisa jadi justru semakin menambah terpuruk. Menyerah? Pasrah lebih tepat.

Apakah dalam kondisi terpuruk hanya ratapan dan keluh kesah yang dapat dilakukan? Tentunya tidak. Bisa jadi kegagalan itu dikarenakan ada faktor-faktor yang tidak diperhitungkan. Ada detail yang kemungkinan terlewat sehingga usaha yang dirasa sudah dilakukan secara maksimal bisa berakhir gagal. Sangat mungkin kegagalan itu tidak menjadi apa-apa jika ditinggalkan begitu saja. Berbeda jika kegagalan itu dapat disyukuri dengan dijadikan sebagai pelajaran. Evaluasi kembali proses usaha yang telah dijalani. Jadikan pengalaman yang mahal itu menjadi bekal dalam usaha-usaha berikutnya.

Bagi karyawan, pekerjaan yang ditugaskan mungkin bisa selesai begitu saja sekadarnya menyelesaikan kewajiban. Hanya menjalankan rutinitas pekerjaan saja, dan menunggu upah gaji bulanan. Padahal masih banyak waktu senggang selain dari rutinitas pekerjaan. Dari waktu luang itu semestinya dapat digunakan untuk menaikan kemampuan dari pekerjaannya atau mempelajari hal-hal lain terkait pekerjaan supaya yang dikerjakan dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Membangun silaturahmi dan keakraban dengan sesama karyawan, atasan ataupun bawahan juga dapat dijadikan sebagai wujud syukur dari pekerjaan yang sedang kita jalani. Rezeki bukan hanya sekadar nominal gaji yang didapat setiap bulan. Sangat mungkin pintu-pintu rezeki terbuka lantaran silaturahmi.

Juli ini adalah sebulan setelah 22 tahun Kenduri Cinta di bulan Juni lalu diperingati. Apakah selama prosesnya Forum Kenduri Cinta berlangsung mulus-mulus saja? Bagi yang menyimak perjalanan Kenduri Cinta tentu akan mendapati kenyataan bahwa tidak pernah ada yang benar-benar mulus. Selalu saja ada kendala dalam perjalanan. Sebagai sebuah forum yang terbuka keluar-masuknya orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan forum ini sangat mudah. Semangat untuk turut terlibat dalam penyelenggaraan forum ini juga selalu ada bahkan letupan-letupan ide yang membakar semangat tidaklah jarang. Namun komitmen untuk kontinyu terlibat seringkali terkendala oleh berbagai alasan pribadi. Mungkin dapat dimaklumi, tetapi bukankah setiap orang juga memiliki masalah pribadi? Kalibrasi Syukur pada Kenduri Cinta Juli 2022 ini diusung sebagai bahan bahasan evaluasi bersama paska peringatan perjalanan 22 tahun Kenduri Cinta dan syukur dapat terjadi akselerasi.