Manusia, sejak awal diciptakan memiliki kebebasan untuk memilih. Tidak perlu kita menggugat kenapa Nabi Adam AS melanggar aturan saat masih di Surga, yang akibatnya kita saat ini hidup di bumi. Nabi Adam AS sebagai manusia pertama justru membuktikan bahwa memang manusia adalah makhluk kemungkinan, sehingga bisa memilih terhadap berbagai pilihan yang tersedia. Sekian abad berlalu, Allah kemudian menyempurnakan Ad-diin-Nya dengan kerasulan Rasulullah Muhammad SAW.
Merangkai Nilai, Merajut Makna
By Redaksi Kenduri Cinta
RANJAU MIN HAITSU LA YAHTASIB
Al-Qur`an yang kita baca itu Al-Qur`an qouliyah Qur`an yang literer kognitif dari Tuhan dengan verifikasi berpuluh-puluh abad, tetapi ada Al-Qur`an yang lebih luas yaitu Al-Qur`an kauniyah Al-Qur`an yang ada pada alam semesta, situasi-situasi sosial dan di dalam diri manusia.
Mukadimah: RANJAU MIN HAITSU LA YAHTASIB
Saat ini artificial intelligence begitu berdaya untuk memprofile pengguna gadget internet. Minat kesukaan setiap penggunanya dapat diarahkan dan dimanjakan dengan kesenangannya. Viral terkenal secara instan yang dialami oleh beberapa content creator akibat satu-dua konten tidak bisa diduga-duga. Tiba-tiba terkenal, banyak endorse dan berlimpah harta. Itu layaknya jackpot bagi penjudi online. Pengguna awam akan tergiur untuk mempertaruhkan segala kontennya demi mendapatkan penghasilan yang tidak diduga-duga. Padahal dibalik itu ada bandar sebagai penyedia layanan dengan segala kelengkapan AI-nya untuk menyedot apapun yang dipertaruhkan pengguna.
Mukadimah: MANUSIA MUHAMMAD
Supaya menjadi Fathonah kita harus terlebih dahulu Shiddiq, yaitu hidup bersungguh-sungguh dalam berbagai hal. Kemudian karena kesungguhan itu maka orang-orang yang sering berinteraksi akan mengakuinya sebagai orang jujur dan layak dipercaya. Lantas ketika diberi kepercayaan untuk menangani berbagai urusan mampu Amanah dan selalu merampungkan dengan baik. Baru kemudian orang itu layak untuk Tabligh. Maka jadi lucu ketika ada orang yang mengkampanyekan dirinya amanah tapi orang itu tidak amanah apalagi orangnya tidak bersungguh-sungguh dalam menjalani hidup. Untuk itu eskalasi penerapan secara urut menjadi sangat perlu bagi setiap orang yang mengaku sebagai umat pengikut Rasulullah.
Mukadimah: JAGRATARA
Dalam kosmologi Jawa, kita mengenal maningal, manekung, dan manages. Saat maningal kita menggunakan panca indera, logika dan fokus berfikir atas semua kejadian dan permasalahan untuk dicari kemungkinan alasan di luar dari dirinya. Kemudian setelah itu manekung, yaitu proses dimana kita menggunakan rasa, mengendapkannya untuk mereduksi nafsu. Kosong untuk mencapai manages, yaitu petunjuk ilahiah yang sejati.
SESANTI KEKASIH HATI
HIDUP itu memang penuh dengan labirin. Perjalanan setiap manusia dalam menjalani kehidupan tidak selalu mulus, akan selalu menghadapi tikungan, tanjakan, turunan, jalan yang berlobang dan lain sebagainya. Seringkali, dalam merencanakan sesuatu, meskipun kita sudah mempersiapkan semuanya dengan detail, selalu ada saja hal-hal yang mengejutkan, yang ternyata kita tidak siap untuk menghadapinya.
Mukadimah: SESANTI HATI KEKASIH
Di tengah keadaan yang tidak menentu, bagi yang tidak terbiasa akan muncul rasa cemas hingga ketakutan yang luar biasa. Jika sampai ada satu orang saja yang panik, justru akan semakin memperburuk keadaan rombongan. Segala jalan yang ada seolah buntu. Nekat melanjutkan pendakian jelas membahayakan, turun bisa jadi pilihan meskipun tidak mungkin untuk langsung turun gunung. Sementara bagi yang sudah terbiasa cenderung akan lebih tenang dan memilih diam sembari menunggu cuaca membaik. Koordinasi segera dilakukan untuk mengukur daya tahan rombongan dan dengan cuaca yang tidak mendukung untuk melanjutkan pendakian maka akan memilih turun demi keselamatan bersama.
RENJANA NASIONALISME
Pada akhirnya, sebagai rakyat memang kita tidak benar-benar bisa mengharapkan kehadiran Negara saat ancaman resesi datang. Normalnya, ketika Negara menyadari bahwa resesi akan datang, maka disusunlah strategi evakuasinya. Misalnya, di bidang pertanian digenjot produksi makanan pokok, lahan-lahan pertanian digenjot produksinya, begitu juga di bidang peternakan, perkebunan dan lain sebagainya. Sehingga ketika resesi benar-benar datang, Negara sudah siap untuk melindungi rakyatnya. Nyatanya, kita tidak melihat tanda-tanda itu, justru yang kita lihat adalah hasrat pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara yang terus berjalan. Padahal, resesi ekonomi adalah sesuatu yang sangat bisa diprediksi kapan akan datang dan bagaimana proses evakuasinya.
Mukadimah: RENJANA NASIONALISME
Kita sebagai manusia Indonesia ini tidak kurang alasan untuk mencintai Negaranya. Sebagai manusia Indonesia, kita ini tidak kurang alasan untuk berteriak lantang tentang kesatuan dan persatuan. Kita juga tidak kurang alasan untuk berjanji setia sehidup semati untuk NKRI. Kita, sama sekali tidak kekurangan alasan untuk mengungkapkan Renjana Nasionalisme.
NEGARA CANDA
SEJAK JUMAT siang (9/9), hujan deras mengguyur hampir di seluruh penjuru Jakarta. Tidak terkecuali di Cikini. Bulan-bulan ini memang adalah momen memasuki musim penghujan, beberapa hari terakhir intensitas turunnya hujan cukup tinggi, tidak hanya di Jakarta saja. Hingga lepas maghrib, hujan tak kunjung reda. Persiapan Kenduri Cinta pun baru bisa disempurnakan menjelang Isya’, termasuk untuk…