Mukadimah: KENDURI APA KALAU BUKAN CINTA?

BISAKAH KITA hidup tanpa cinta? Bagaimana keadaan dunia yang fana ini jika tidak ada cinta? Lantas, apa makna cinta dalam diri kita? Benarkah cinta yang sejati adalah cinta yang tak bersyarat? Allah sendiri menyatakan dalam salah satu firman-Nya; Qul in kuntum tuhibbunallaha fat-t-tabi’uunii yuhbibkumullahu wa yaghfir lakum dzunuubakum wallahu ghofuurun rohiimun. Allah sendiri membuat rumusan bagaimana agar hidup kita penuh dengan cinta dari-Nya. Allah juga memiliki ikon utama berupa Rahman dan Rahim yang merupakan hasil dari cinta yang mengejawantah. Maka, mustahil kita hidup tanpa cinta.

Dan benar adanya bahwa hidup kita ini menjadi indah karena adanya cinta. Tuhan telah menganugerahkan cinta kepada setiap individu manusia agar dapat melahirkan kebahagiaan dalam kehidupannya. Jika pada akhirnya manusia tidak bisa merasakan indahnya cinta, mungkin ada yang salah dengan hidupnya.

Tentu, cinta bukan hanya sebatas perasaan antara laki-laki dan perempuan saja. Ada cinta antara Tuhan dengan hambanya, ada cinta antara Ibu dengan anaknya, antara guru dengan muridnya, antara penguasa dengan rakyatnya, dan seterusnya. Terbit dan tenggelamnya matahari setiap hari adalah salah satu bukti betapa cinta dari Sang Maha Pencipta mengenjawantah dalam kehidupan ini. Begitu juga berhembusnya angin, mengalirnya air, bertumbuhnya seluruh penghuni alam semesta adalah bukti betapa Tuhan membuktikan cinta-Nya.

Yang akan selalu menjadi pertanyaan kita adalah, apakah cinta kita juga mengejawantah pada kehidupan kita dan orang-orang di sekitar kita?

Begitu pula dengan Kenduri Cinta. Forum diskusi ini lahir atas keresahan saat cinta tak lagi mengejawantah dan tak lagi terasa. Forum yang pada awalnya hanya dihadiri segelintir orang, lalu berkembang menjadi puluhan, ratusan dan kini ribuan orang yang hadir. Seperti halnya nama forum ini; Kenduri Cinta, cinta bukan hanya menjadi brand dari forum ini, melainkan menjadi sebuah spirit yang melandasi terselenggaranya forum ini.

Egaliter. Salah satu nuansa dari forum ini yang kita rasakan di Kenduri Cinta. Semua orang duduk bersama, tanpa sekat, tanpa strata, tanpa perbedaan. Setiap yang hadir, boleh datang kapan saja, boleh duduk di sebelah mana saja, bahkan boleh berbicara apa saja. Tidak ada figur yang mendominasi untuk dikultuskan, semua orang adalah narasumber. Kenduri Cinta adalah forum dengan seribu podium. Itulah Kenduri Cinta.

Karena pada akhirnya, bukan tentang siapa yang meyatakan kebenaran itu, melainkan siapa yang mampu mempertahankan kebenaran yang diyakini. Sangat mungkin ada seribu kebenaran yang diyakini oleh seribu orang, tetapi tidak mustahil seribu kebenaran itu mampu dipertahankan oleh semuanya, dan sangat mungkin pada akhirnya ada satu kebenaran yang kemudian diyakini bersama-sama tanpa ada perselisihan. Begitulah Kenduri Cinta.

Ada yang datang memang dengan niat ingin belajar di Kenduri Cinta. Ia menyiapkan diri layaknya sebuah gelas kosong yang akan dituangi air ilmu di Kenduri Cinta. Ia setia dengan apa yang sudah diniatkan, menampung semua yang yang ia dengarkan, memilah mana yang akan ia bawa pulang dan mana yang harus ditinggalkan. Begitu banyak cara menikmati Kenduri Cinta.

Sebagian yang lain, ada yang menikmati suasana forum Kenduri Cinta berlangsung. Ia datang dengan niatan yang berbeda. Bukan karena ilmu, bukan karena sesuatu yang ndakik-ndakik. Ia hanya menemukan suasana yang berbeda, yang selalu ia rindukan. Mungkin, hanya duduk di pojokan menikmati berlangsungnya forum. Ditemani segelas kopi dan beberapa batang rokok, ia setia merayakan kegembiraan di Kenduri Cinta, dengan caranya sendiri.

Kenduri Cinta, dihadiri oleh orang-orang dengan alasan mereka masing-masing. Ada yang datang karena ingin berjumpa dengan Cak Nun, ada yang datang karena diajak oleh temannya, ada yang datang karena memang ia berproses sedang mencari jawaban atas keresahan hidupnya, ada juga yang datang karena menyimak complongan-complongan konten digital yang bertebaran di media sosial.

Di perjalanannya yang genap menapaki 22 tahun ini, Kenduri Cinta telah mewarnai kita dengan khasanah-khasanah ilmu yang diwedar di podium forum ini. Kita bertumbuh dan dewasa dengan kegembiraan yang terbangun bersama di forum ini. Ada suasana yang selalu kita rindukan atas berlangsungnya forum ini. Laksana sebuah rumah, kita selalu merasa kangen untuk kembali hadir di Kenduri Cinta.

Di Kenduri Cinta ini, kita ber-kenduri, kita bersyukur, kita bergembira, kita bersenandung, kita berdendang, kita bermuwajahah, kita bermunajat, kita bersholawat atas dasar cinta. Lantas, Kenduri apa kalau bukan Cinta?