From Redaksi

Dari Redaksi: Merindukan Kenduri Cinta

Pada satu momen Kenduri Cinta edisi Maret 2021, Cak Nun menyampaikan; “Jangan sampai kita hanya mendapatkan kesengsaraan dan kelelahan atas pandemi ini”. Cak Nun saat itu memberi pesan bahwa orang Maiyah jangan sampai kalah dengan situasi pandemi ini. Kita semua sudah sepakat bahwa orang Maiyah adalah man of all seasons. Orang Maiyah adalah manusia yang mampu beradaptasi dalam segala situasi. Sebisa mungkin, kita harus ubet untuk terus bergerak.

Mukadimah: AUTO-HUMAN

MUHAMMAD SAW adalah puncak teladan manusia di seluruh dunia. Ia adalah manusia paripurna. Sejak belia sudah menjadi manusia terpercaya. Gelar Al Amin adalah bukti sahih yang meligitimasi status Muhammad bin Abdullah di Mekkah. Keberadaan Muhammad adalah keamanan bagi setiap orang yang ada di sekitarnya. Aman nyawanya, aman hartanya, dan juga aman martabatnya.

Logo Baru Kenduri Cinta

PADA momen ini penggiat Kenduri Cinta merilis logo baru. Dengan semangat kebersamaan, egaliter, tanpa sekat, maka dipilihlah logo baru berupa susunan huruf kecil tanpa jeda; ‘kenduricinta’ dalam logo yang baru merupakan lambang yang menegaskan nilai-nilai dan semangat kebersamaan dalam ikatan yang egaliter.

Mukadimah: SAMBUNG SINAMBUNG SILATURAHMI – PATRIOT SAKINAH

Perjumpaan rutin setiap Jumat pekan kedua di Taman Ismail Marzuki adalah forum terbuka yang guyub, setiap orang dapat turut serta terlibat menghidupkan atmosfernya. Tanpa penjagaan keamanan, karena pada dasarnya setiap yang hadir saling menjaga acara, saling mengamankan. Duduk lesehan menghampar di sekitar panggung. Sebagian ada yang berdiri berjubel. Berkumpul dengan orang-orang yang mengedepankan kebersamaan dan kegembiraan, pastinya suasana ini selalu dirindukan. Layaknya oase, Kenduri Cinta selalu menyegarkan. Seperti pohon rindang, Kenduri Cinta memberikan kesejukan dan keteduhan.

Menghikmahi Tahun 2020, Bekal Menjalani Tahun 2021

Sepanjang tahun 2020, Kenduri Cinta memang tidak terselenggara genap 12 edisi. Tercatat hanya 4 edisi Kenduri Cinta terlaksana sepanjang tahun ini. Di Bulan Januari, Februari, dan Maret yang diselenggarakan di Plaza Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta. Sementara, di tengah masa pandemic Kenduri Cinta edisi September 2020 dilaksanakan secara daring. Begitu juga dengan forum Reboan yang menjadi sumbu utama keberlangsungan forum Kenduri Cinta ini, tidak genap terlaksana selama 52 kali di tahun ini.

Mukadimah: UNTUK KETERLAHIRAN BARU

LIMA bulan sudah kita telah menjalani rutinitas yang baru. Mainstream kebanyakan orang menyebutnya The New Normal. Padahal, sejatinya setiap hari kita selalu menemukan hal yang baru. Kita hari ini adalah diri kita yang baru yang tidak sama dengan diri kita yang kemarin. Evolusi terus berlangsung dalam berbagai skala. Pandemi Covid-19 ini bisa juga dimaknai sebagai salah satu proses evolusi yang sedang berlangsung dalam peradaban yang kita alami saat ini.

Semua informasi mengenai Covid-19 sudah habis kita cerna. Dari yang awalnya kita begitu ketakutan, sekarang kita sudah menjalani hari-hari seperti biasa kembali. Tidak ada sesuatu yang aneh lagi. Kita sudah terbiasa memakai masker dan mencuci tangan. Bukan dalam rangka tindakan preventif semata, tetapi juga dalam rangka mengamankan satu sama lain di antara kita semua. Bukankah itu ajaran Rasulullah Saw? Salah satu fungsi utama manusia adalah menjamin keamanan satu sama lain; keamanan nyawa, martabat dan harta.

Mukadimah: hiber-nation

SUDAH HAMPIR dua setengah bulan sejak pembatasan aktivitas diberlakukan di ibukota dan beberapa kota lain karena adanya pandemi Virus Corona. Berbagai cara dilakukan untuk mencegah penyebaran virus ini. Dari social distancing maupun physical distancing. Bentuknya bisa work from home, karantina, stay at home, atau bentuk apapun dengan beragam istilah lainnya. Sedang Negara menggunakan istilah PSBB…

Mukadimah: NEGARA DALAM SUNYI

INI TENTANG MEMBERI JEDA, sejenak, sesaat. Ya, Kenduri Cinta edisi April 2020 “NEGARA DALAM SUNYI”, memberi jeda sejenak kepada langit dan bumi, kepada alam semesta untuk saling memahami dan belajar, serta memaknai, sampai pada akhirnya kita siap kembali bermujahadah. Kini, biarkanlah alam membimbing dan mengajarkan kita untuk uzlahsementara waktu ke dalam ruang-ruang batin kita, mengamati kembali seluruhnya dengan lebih detail, dengan presisi yang lebih tepat dan akurat.

Mukadimah: KELUARGA MUTAHABBIN

Ilmu tanpa kebijaksanaan sangat berbahaya. Di tangan orang yang tidak tepat, sebilah pedang bisa sangat berbahaya. Tidak hanya berbahaya bagi orang lain di sekitarnya, tapi juga dapat membahayakan dirinya. Karenanya, selama proses latihan, replika pedang dari kayu digunakan, untuk mengurangi risiko cedera.