Mukadimah: SAMBUNG SINAMBUNG SILATURAHMI – PATRIOT SAKINAH

BULAN Maret merupakan bulan yang sulit dilupakan oleh Kenduri Cinta. Dimana tepat setahun lalu bertepatan dengan Kenduri Cinta edisi Maret 2020 “KELUARGA MUTAHABBIN” dilangsungkan, pada tanggal 13 Maret 2020, bersamaan dengan diumumkan oleh Pemda DKI mengenai PSBB pertama. 

Malam itu ketika forum bulanan Kenduri Cinta siap diselenggarakan, kisaran pukul 19:00 penggiat menerima kabar bahwa Taman Ismail Marzuki termasuk public area yang akan ditutup. Khawatir jika kemungkinan terjadi pembubaran saat forum ini berjalan timbul. Alhamdulillah, itu tidak terjadi. Forum di halaman Teater Besar yang sejak sore sudah dipadati oleh jamaah tetap berlangsung hingga dini hari tanggal 14 Maret 2020. Kekhawatiran berikutnya pun tidak terbukti, tidak ada satu-pun laporan orang yang terpapar Covid-19 dari kerumunan forum yang terjadi saat itu.

Pada saat itu tema yang diusung adalah KELUARGA MUTAHABBIN, yaitu keluarga yang terbentuk bukan sekedar jalinan pertalian darah, melainkan jalinan kekeluargaan yang ditumbuhkan berdasarkan nilai-nilai. Disitu ada komitmen, kejujuran, kesungguhan dan kesetiaan. Ini jelas bukan sebuah pembelajaran yang sifatnya teori semata. Mentalitas dan ahlaq setiap orang yang terlibat menjadi perpaduan yang menyertai setiap perbuatan dalam hubungan kekeluargaan. Saling mencintai dan merindukan.

Sejatinya, obat yang paling mujarab dari kerinduan adalah perjumpaan. Tetapi bukan berarti rindu itu sejenis penyakit, justru kerinduan perlu dipelihara. Adalah perasaan yang muncul manakala sekian lama orang yang mencintai terpisahkan jarak terhadap yang dicintai. Dan kerinduan urusannya bukan soal jarak dan waktu saja, lebih kepada seberapa kuat orang itu mencintai kepada yang dicintai. 

Seorang yang memiliki hobi memancing akan merasakan rindu terhadap joran-kailnya, apalagi jika setahun tidak memancing. Dia akan berusaha mencari celah waktu di tengah kesibukannya untuk pergi memancing.  Tapi coba, seberapa lama orang itu akan bertahan untuk setiap hari memancing. Kemungkinan pertama akan segera bosan, kemungkinan kedua pekerjaan utamanya akan terbengkalai, dan ketiga bagi yang beristri kemungkinan akan dimarahi. Berbeda dengan seorang Nelayan yang setiap hari memang mesti memancing, ia justru harus berusaha untuk tidak bosan dan terus menerus berusaha mencintai joran dan kailnya. 

Jika tadi contoh kecintaan pada benda, bagaimana mencintai sesama manusia? Konteksnya bisa dalam hubungan percintaan lawan jenis, pertemanan, suami-istri, dalam sebuah keluarga, dalam lingkungan pekerjaan, dalam urusan bisnis, bahkan dalam konteks bernegara. Dimana akan ada dialektika timbal balik, dinamika proses, permasalahan-permasalahan yang muncul, termasuk konflik yang mungkin terjadi. Maka, dalam usaha menjaga hubungan itu tentu perlu perjuangan yang terus menerus. Perjuangan supaya hubungan itu dapat senantiasa harmonis, saling mengamankan bahkan sedapat mungkin menyejahterakan. Jika menggunakan istilah bahasa Inggris, hubungan itu tidak semata dalam house tetapi dalam sebuah home.

Perjuangan silaturahmi di tengah masa pandemi

SATU tahun menjalani masa pandemi, pola kehidupan masyarakat berubah. Setiap orang terdampak dan dipaksa untuk menyesuaikan kebiasaan baru. Cara-cara baru dalam berinteraksi diupayakan. Aktivitas masyarakat di jalanan, perkantoran, pabrik-pabrik, pasar, kampus-sekolah dan tempat-tempat ibadah semuanya berubah. Masyarakat mengapresiasi dengan baik kebijakan pemerintah dalam memutus rantai penyebaran Covid-19, meskipun pembatasan ruang gerak ini jelas menambah kesulitan rakyat.

Dengan berbagai keterbatasan, silaturahmi harus terus dijalankan. Saat ini, interaksi virtual memang menjadi alternatif yang paling memungkinkan untuk menjadi media pertemuan. Namun tetap saja berbeda rasanya jika dibandingkan dengan tatap muka secara langsung. Dengan pertemuan fisik, bahasa tubuh masing-masing orang dapat terbaca saat berbincang. Komunikasi akan lebih lancar, karena setiap detail ekspresi dapat memperjelas dan menegaskan maksud yang disampaikan. Sehingga wajar jika pada komunikasi lewat media digital besar kemungkinan terjadi salah-salah sangka. Dan ini bisa menjadi fatal, bahkan komunikasi yang gagal sangat berpotensi menimbulkan konflik.

Lantas, bagaimana dengan kelangsungan forum Kenduri Cinta di tengah keadaan semacan ini? Banyak yang menyangka Kenduri Cinta tidak ada aktivitas selama setahun terakhir. Anggapan itu keliru. Forum Reboan Kenduri Cinta masih terus berlangsung rutin seminggu sekali. Di awal-awal pandemi, Reboan on The Sky terselenggara selama 10 edisi, menyambung silaturahmi dengan banyak penggiat Simpul Maiyah dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri. Suasana akrab ditransformasikan dalam silaturahmi online.

Sejak pandemi Reboan hanya beberapa kali dapat diadakan seperti biasanya di Teras Galeri Cipta TIM, selebihnya forum ini diselenggarakan secara online. Bahkan dari Reboan Online ini menginisiasi penyelenggaraan Kenduri Cinta September 2020 dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan besifat terbatas. Namun pada saat evaluasi, dengan berbagai pertimbangan forum bulanan Kenduri Cinta sampai dengan saat ini masih ditangguhkan. Selain itu pada  28-29 November 2020, Musyawarah Lengkap guna mengevaluasi dan menyusun rencana-rencana kegiatan Kenduri Cinta di tahun 2021 dan seterusnya akan diselenggarakan. Pada pertemuan itu setiap penggiat menentukan peran dan tugas masing-masing guna keberlangsungan Kenduri Cinta untuk kedepannya.

Keberkahan selalu hadir dalam pergerakan. Maka dari itu, penggiat Kenduri Cinta menjaga api kreativitas untuk terus menggeliat. Ada banyak hal yang telah dilakukan dalam periode satu tahun menjalani masa pandemi ini. Satu tahun yang sangat berat. Satu tahun yang meninggalkan begitu banyak kisah. Dalam satu tahun perjalanan di masa pandemi ini, kita juga kehilangan beberapa sosok guru yang menjadi teladan kita; Syeikh Nursamad Kamba, Bunda Cammana, Pak Iman Budi Santosa. Benar-benar tahun yang berat.

Sambung Sinambung Silaturahmi “Patriot Sakinah”

TEPAT setahun forum bulanan Masyarakat Maiyah Kenduri Cinta di Taman Ismail Marzuki tidak terselenggara. Sudah barang tentu rasa kangen sangat membuncah. Perjumpaan rutin setiap Jumat pekan kedua di Taman Ismail Marzuki adalah forum terbuka yang guyub, setiap orang dapat turut serta terlibat menghidupkan atmosfernya. Tanpa penjagaan keamanan, karena pada dasarnya setiap yang hadir saling menjaga acara, saling mengamankan. Duduk lesehan menghampar di sekitar panggung. Sebagian ada yang berdiri berjubel. Berkumpul dengan orang-orang yang mengedepankan kebersamaan dan kegembiraan, pastinya suasana ini selalu dirindukan. Layaknya oase, Kenduri Cinta selalu menyegarkan. Seperti pohon rindang, Kenduri Cinta memberikan kesejukan dan keteduhan.

Biasanya, pada awal pekan kedua setiap bulannya, rutin mulai dari poster yang dipasang di pelataran Taman Ismail Marzuki, mukadimah yang dirilis di website kenduricinta.com, tenda yang didirikan di Jumat sore hari pekan kedua, hingga check sound di lokasi Maiyahan adalah suasana rutin yang selalu kita rasakan. Oiya, tak ketinggalan, kudapan angkringan yang memang menjadi salah satu ciri khas salah satu sudut Kenduri Cinta. Tak terasa, tepat satu tahun sudah kita tidak merasakan atmosfer kegembiraan seperti itu.

Saat Maiyahan dimulai, sayup-sayup sholawat dan dzikir menggema ditemani hembusan angina malam yang cukup dingin. Ketika para jamaah berdatangan, kehagantan mulai terbangun, alunan sholawat dan dzikir pun menjadi pemantik dibangunnya atmosfer kegembiraan sinau bareng di Kenduri Cinta.

Tentu kerinduan ini mendorong keinginan untuk mengusahakan pertemuan. Sekalipun jamaah yang baru pertama mengikuti forum Kenduri Cinta, tentu akan mengharapkan dapat kembali menghadiri kegembiraan forum dan tentunya berharap forum ini dapat diselenggarakan rutin kembali. Begitupun dengan penggiat, yaitu jamaah yang giat dan mengikatkan diri untuk berkomitmen terlibat dalam menyelenggarakan forum Kenduri Cinta. Untuk itu Temu Kangen Masyarakat Maiyah Kenduri Cinta ini diperlukan. 

Mengusung judul “Patriot Sakinah”, secara terbatas penggiat Kenduri Cinta mengagendakan silaturahmi yang bertempat di Ruang Pertemuan SMK Negeri 27 Jakarta pada Sabtu 6 Maret 2021 mulai pukul 09:00 pagi. Sakinah, adalah sebuah atmosfer yang harus selalu diupayakan. Ia bukanlah sebuah kepastian yang selalu hadir dalam wujud yang utuh. Sakinah, layaknya sebuah keluarga yang dibangun dengan Mawaddah dan Rahmah, akan tumbuh dan berkembang. Ada pasang surut, ada naik turun. Begitu pula dengan keluarga besar Maiyah Kenduri Cinta. Terwujudnya sakinah dalam keluarga besar ini pun harus terus menerus diupayakan dan dijaga keberlangsungannya. Ada dinamika dan problematika di dalamnya yang tentu saja mempengaruhi kekuatan sakinah di dalam keluarga ini.

Dalam kondisi yang sangat terbatas, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai aturan yang berlaku, kita bersama-sama mencoba mengupayakan untuk menjaga sakinah dalam kebersamaan keluarga besar Kenduri Cinta. Mari kita rajut kembali tali silaturahmi, kita eratkan kembali tali persaudaraan, kita luangkan sejenak waktu untuk bersama-sama mengobati kerinduan.