From Reportase Maiyahan

Sinau Bareng Cak Nun & Kiai Kanjeng di UIN Sunan Ampel

Malam itu, anak-anak muda yang memiliki kegelisahan akan positioning dirinya dalam memahami logika-logika ketuhanan yang selama ini telah tertanam dalam diri mereka, telah mendapatkan jawaban atau respons dari Cak Nun. Suatu cara berpikir yang esensinya menyeret mereka keluar kotak mapan menuju kesadaran yang lebih akurat, baik sebagai manusia, hamba, maupun khalifatullah.

Ngaji bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng, Maulid Nabi Muhammad SAW

Cak Nun mengingatkan kunci prinsip di dalam bershalawat. ialah karena dengan dekat kepada Kanjeng Nabi, kita punya modal kepantasan untuk dikabulkan doa kita, karena Allah tresno kepada Kanjeng Nabi. Hidup menjadi lebih mudah kalau kita mencintai Allah dan mencintai kekasih Allah yaitu Kanjeng Nabi Muhammad.

Eling Sangkan Paraning Dumadi

Janganlah memasukkan apapun kecuali yang ada hubungannya dengan sangkan paraning dumadi. Kaum muda harus mulai belajar tentang kasepuhan. Nyinaoni sek wes mesti mulo bukane, sek awet, abadi lan sek lestari. Eling sangkan paraning dumadi, Sinau ning godhong, gedhang wit-witan, sinau sak konco-koncone ben dadi sahabat sejati.

MAMPIR MEDANG

Mampir Medang daopat berarti efektivitas waktu, dimana waktu tidak dihargai secara materiil saja tapi bisa dalam proses menarik garis rohani melalui hikmah-hikmah. Bahwa ketika “urip mung mampir ngombe” maka kita wajib mengecek arah tujuan kita sudah benar apa belum, apakah kita sudah mengeluarkan kontribusi sosial sebagai indikator keberhasilan hidup kita.

Cinta Nabi & Me-Muhammadkan Diri

Ciri khas pendidikan timur adalah pesantren, sedangkan ciri pendidikan barat yaitu sekolah. Namun banyak orang pesantren yang tidak yakin jika tidak sekolah. Saat Belanda masuk, pesantren dipersempit hanya menjadi pendidikan ilmu fikih.

Reportase: Berbagi Racikan Untuk Indonesia

Banyak hal yang seharusnya merupakan bagian negara, itu semua sudah dirambah oleh Maiyah. Mulai dari edukasi, penyelesaian konflik, sarana prasarana, tidak cuma pengajian. Dan itu semua mandiri, atas dasar kasih sayang, kesetiaan, komitmen dan kepedulian untuk Indonesia. Itulah sedekah untuk Indonesia, karena ia bersedia menjalankan meskipun tidak diwajibkan.

SINAU RUMANGSA

Rumangsa itu harus mengalami. Tidak bisa berfungsi hanya sebagai ilmu pengetahuan. Banyumas diidentikkan bukan sebagai pembantu tapi sebagai pengasuh. Pengasuh itu adalah orang yang di belakang layar. Menurut Toto Rahardjo, kepengasuhan lebih tinggi derajatnya dari para ksatria.

Kenikmatan Laku Altruisme Dalam Maiyah

Altruisme merupakan pola interaksi sosial dari sifat altruistik suatu individu ataupun organisme yang menunjukkan tindakan rela berkorban dan mementingkan orang lain. Altruisme yang dapat diangkat dari sisi Maiyah dapat diimplementasikan dalam akhlak manusia yang dalam Islam sendiri diartikan sebagai itsar yang secara bahasa bermakna melebihkan orang lain atas dirinya sendiri.

Sinau Bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng di Ponpes Pabelan

Cak Nun mengingatkan bahwa kata ‘modern’ yang melekat pada Ponpes Pabelan, sebagaimana juga Ponpes Gontor, berarti penuh pembaharuan, penuh dengan ijtihad. Para santri diajak belajar mengungkapkan diri secara bebas dan percaya diri karena batasnya jelas yaitu di wilayah kreativitas, para santri harus kreatif dan ekspresif.

SAKLAR SAKRAL

Dalam berpikir sakral yang diperlukan adalah cara pandang yang substantif, bukan materialistik. Setiap waktu, setiap hal, entah itu rokok maupun sepatu, dari situ kita bisa temukan Allah. Di akhir zaman ini yang terjadi bukan deislamisasi melainkan desakralisasi. Berkat ilmu modern sekarang ada pembagian wilayah mana yang sakral mana yang profan, padahal orang tua kita dahulu selalu menganggap segala sesuatu itu sakral.