By Redaksi Maiyah Dusun Ambengan

Mukadimah: Buka 2 Tak

Buka 2 Tak , diangkat jadi tema Maiyah Dusun Ambengan sebagai sanipan. Perumpamaan yang digali dari tengah perbincangan warga desa, kemudian dikorelasikan dengan bagaimana tata cara berbuka warga yang lazim? Kita sangat akrab dengan bulan Ramadan, bulan yang mengandung lailatul qodar, lebih mulia dari seribu bulan dan penuh keberkahan. Namun demikian, sering kita jumpai keluh kesah, keuangan rumah tangga semakin boros? Harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi. Di sisi lain, estetika Ramadan, sebagaimana diulas Mbah Nun dalam buku “Tuhan pun Berpuasa” layak dijadikan permenungan. Tentang bagaimana proses keindahan menyambut bulan suci Ramadan di perdesaan yang mulai terancam punah?

Mukadimah: PREMANGAN

Al Quran secara jelas memerintahkan manusia agar memakan makanan yang halal dan toyib. Salah satunya ada di Surat Al Maidah ayat 88 yang artinya; “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah.
Memakan yang halal dan baik, bahkan sejajar dengan perintah takwa. Tegas, perintah Allah agar memakan yang halal dan baik, halalan toyiban, juga ada dalam Al Quran surat Albaqarah ayat 168. “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Mukadimah: TANDHUR WAL TANDZUR

Tandhur, bukan sebatas menanam. Tandhur sebagai sikap dan kesiapan memanen adalah proses yang mesti punya keseriusan sejak dari kemampuan membaca musim, mengolah tanah, menyeimbangkan air dan memilih bibit, merawat dengan kesungguhan dan keuletan hidup yang hanya dimiliki para petani, serta perencanaan yang matang untuk mendapat panen maksimal.

Mukadimah: My Darling

My Darling sebagai tema Maiyah Dusun Ambengan edisi Januari 2017 adalah pembukaan tahun cinta, tahun kemesraan untuk benar-benar membumikan apa itu yang dianggap sebagai sikap pengasih dan penyanyang. Berlaku penuh kasih sayang, semata-mata upaya untuk mendapatkan curahan rahmat dan berkah dari Allah SWT yang memiliki puncak sikap, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.

Babad Desa

KEKAYAAN DESA yang sekarang mulai maju dan serba ada yang sulit dibedakan dengan kondisi perkotaan, satu-persatu dibahas di majelis Maiyah Dusun Ambengan. Sayangnya, baru mengudar soal-soal nama, tak terasa sudah nyaris tengah malam.

Ada yang terlupakan, menurut Cak Sul, kita ini punya jalan yang dinamakan “turunan Kirno”. Di jalan itu ada lubang dan turunannya sangat curam. Ada kisah, namanya mas Kirno, beliau menuntun sepeda penuh muatan jagung dari ladang, kemudian ketika menaiki tanjakan di turunan yang dikenal angker itu rem sepedanya blong, sampai jatuh dan masuk lubang rawa, langsung meninggal. Maka dikenallah turunan itu dengan sebutan turunan Kirno.

Mukadimah: BABAD DESA

Desa merupakan tempat, dimana kisah permukiman maupun kekuatan warganya, punya babad yang mesti digali, disusun ulang berbasis data untuk diwariskan turun-temurun agar anak-anak muda yang kemaki, bergaya sok modern, merasa anak kota dan semacamnya, tahu asal muasal dan sejarah kerasnya kehidupan para leluhur menakhlukkan ancaman binatang buas. Sulitnya mengolah tanah untuk bertahan hidup serta pahitnya cara bertahan guna mencukupi kebutuhan ekonominya.

Salah satu contoh lahirnya Desa Margototo misalnya, 1957 masuklah sekitar 175 kepala keluarga dengan total penduduk 661 jiwa. Datang dengan beberapa gelombang dan berkelompok. Areal hutan dan padang ilalang itu, harus ditakhlukkan penduduk untuk disulap menjadi permukiman dan lahan pertanian. Belukar yang ada harus dibabat, dibersihkan, sebelum ditanami berbagai jenis kayu serta palawija untuk mencukupi sandang dan pangan. Manusia yang hijrah ke umbul, seperti para muadzin zaman, belukar tak terurus bisa diubah jadi rumah-rumah, perladangan atau perkebunan yang subur makmur.

Mukadimah: LELE MINA WA MINKUM

Kita ketahui, filosif ikan lele belum lama ini dikenal seiring dengan keruhnya situasi politik kebangsaan kita. Disebutkan, semakin keruh air, ikan lele justru semakin lahap makan. Sehingga disematkan pada beberapa politisi yang cenderung gaduh. Politisi ikan lele adalah semacam cibiran, olok-olok yang sudah populer. Sementara di sisi lain, ikan lele juga punya patil, ketika tak berhati-hati menyentuhnya, lengan kita bisa kepatil, sobek dan sakit.

Mukadimah: RIYAYA RIYA RIYADHAH

Riyadhah, secara bahasa memang dapat diartikan sebagai olahraga. Namun secara etimologi, riyadhah adalah latihan penyempurnaan diri yang dilakukan secara terus menerus. Menyempurnakan sebagai hamba sekaligus mengambil peran khalifah fil ardh. Sehingga, aturan agama yang berlaku dalam menjalankan peran itu hanya ada satu cara. Yakni, dzikir atau selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam. Sebab, dengan semakin dekat pada Yang Serba Maha itulah, berbagai keterbatasan makhluk bisa ditempatkan sesuai kapasitasnya. Berada pada posisi yang semestinya. Hamba sekaligus mengemban tugas kepemimpinan.

Pada kaidah riyadhah, disebut harus selalu disertai mujahadah. Yakni, berjuang untuk sungguh-sungguh. Tidak sekadar menuruti kehendak hawa nafsu. Termasuk menahan nafsu kesenangan. Mujahadah adalah semacam hidayah. Getar-getar ruhani yang diberikan Allah kepada manusia untuk terus berjuang melawan musuh yang berusaha menanggalkan kemanusiannya.

Mukadimah: SAYA SAIMAN

Kita, layak belajar atas kehidupan di sekitar kita. Terutama tentang bagaimana Kang Saiman menjalani hidup dengan berbagai kekurangan, yang bisa kita sebut, Kang Saiman nyaris selalu puasa dalam berbagai aktivitas kehidupan. Sejak kanak-kanak, beliau sudah biasa dihina dan direndahkan. Kang Saiman bergeming, seolah dengan tenang berkata. “Inni Shaimun.” Tidak marah atau pun membalas setiap hinaan.

Mukadimah: HARDIK-HARKIT-NASIB

Kebanyakan di antara kita lupa, bahwa hakikat dasar pendidikan, cukup sederhana. Hal itu terefleksi pada kisah Lukman dalam Al Quran yang menasehati sekaligus memberi pelajaran pada anaknya. Kemudian ajaran dasar menuntut ilmu yang tidak hanya bersandar pada sekolah. Mungkin inilah yang menjadi sebab, kaitan antara sekolah dengan keluaran orang berilmu. Meski sulit kita cari anak yang berilmu jika tidak sekolah.