By Redaksi Kenduri Cinta

Mukadimah: IKHTILAF ZAMAN

Kita akan mengalami momentum-momentum pergantian zaman. Perubahan, pembalikan, kontradiksi terbalik atau semacam perpecahan menjadi penyatuan dan penyatuan menjadi perpecahan. Kita melihat fenomena itu hari ini. Faktanya, tidak ada satupun orang yang mampu menyangga kebenaran yang diyakini dalam waktu yang lama. Ada saat dimana kebenaran yang sebelumnya ia pegang teguh ia tinggalkan begitu saja karena alasan-alasan yang lebih masuk akal.

BADUT-BADUT PERADABAN

Memang tidak bisa dipungkiri, atmosfer untuk menikmati Maiyahan secara langsung memang berbeda sekali rasanya jika dibandingkan dengan menyimak live streaming di Youtube. Ketika bertatap muka secara langsung di Maiyahan, ada nuansa kebersamaan yang tidak bisa dirasakan jika kita menyimak Maiyahan secara live streaming di Youtube. Jika sedang shalawatan, pasti berbeda rasanya shalawatan sembari nyimak streamingan di Youtube dibandingkan dengan shalawatan bersama-sama secara langsung. Begitu juga jika tiba-tiba ada cetusan humor yang muncul dari Cak Nun atau narasumber lain, tentu tidak asyik rasanya kita tertawa sendirian di depan handphone.

Mukadimah: BADUT-BADUT PERADABAN

KALAU CINTA yang menjadi alasan, pekerjaan sesulit apapun akan dilakukan dengan gembira. Usaha terbaik untuk meraihnya dijalani tanpa keterpaksaan. Setiap langkah menjadi bermakna. Demi cinta; gunung tinggi akan didaki, lautan luas akan diseberangi. Rintangan berat terasa ringan bagi orang yang sedang kasmaran, halangan yang tampak membahayakan justru terasa menjadi tantangan untuk sebuah perjumpaan dengan yang dirindukan.

MAIYAH PENANGKAL PETIR

“Salah satu kurikulum Maiyah adalah yakaadu zaituha yudhlii`u walaw lam tamsashu naar,” Cak Nun melanjutkan. Munculnya sebuah cahaya yang tidak disebabkan dari api yang disulut, itulah yang kita ikhtiarkan di Maiyah. Setiap manusia memiliki potensi yang bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Orang Maiyah, ditegaskan oleh Cak Nun, harus mampu menjadi orang yang bermanfaat, di manapun ia berada, seperti yang disebutkan dalam An-Nuur 35 itu, laksana cahaya yang menyala tanpa disulut oleh api. “Ini saya serius mendoakannya. Anda masing-masing akan yakaadu zaituhaa yudhlii`u walaw lam tamsashu naar. Anda akan menjadi cahaya yang menyinari orang-orang di sekitar anda,” ungkap Cak Nun.

Mukadimah: MAIYAH PENANGKAL PETIR

Maiyah menawarkan semacam teknologi penangkal petir. Teknologi Penangkal Petir Maiyah terdiri dari keluaran wacana, cara berfikir yang spesifik, metode ketahanan mental hingga pada tahap perbekalan spiritual seperti wirid, hizib, riyadloh dan lain sebagainya. Sehingga, para pelaku Maiyah mendapatkan keseimbangan dalam segala hal.

Dari Redaksi: Merindukan Kenduri Cinta

Pada satu momen Kenduri Cinta edisi Maret 2021, Cak Nun menyampaikan; “Jangan sampai kita hanya mendapatkan kesengsaraan dan kelelahan atas pandemi ini”. Cak Nun saat itu memberi pesan bahwa orang Maiyah jangan sampai kalah dengan situasi pandemi ini. Kita semua sudah sepakat bahwa orang Maiyah adalah man of all seasons. Orang Maiyah adalah manusia yang mampu beradaptasi dalam segala situasi. Sebisa mungkin, kita harus ubet untuk terus bergerak.

Mukadimah: AUTO-HUMAN

MUHAMMAD SAW adalah puncak teladan manusia di seluruh dunia. Ia adalah manusia paripurna. Sejak belia sudah menjadi manusia terpercaya. Gelar Al Amin adalah bukti sahih yang meligitimasi status Muhammad bin Abdullah di Mekkah. Keberadaan Muhammad adalah keamanan bagi setiap orang yang ada di sekitarnya. Aman nyawanya, aman hartanya, dan juga aman martabatnya.

Silaturahmi Lintas Generasi Penggiat Kenduri Cinta

Tanpa ada rancangan khusus, hanya pertemuan sederhana, agar silaturahmi tetap tersambung. Karena sudah lama tidak berjumpa, maka penggiat Kenduri Cinta kemudian spontan menghubungi penggiat-penggiat Kenduri Cinta generasi awal di tahun 2000. Yang diundang pun lintas generasi, dari generasi awal hingga generasi terkini di Kenduri Cinta. Semua yang terjangkau di data base kontak, diundang. Meskipun tidak semuanya bisa hadir. Dan tentu saja, penggiat Kenduri Cinta hari ini yang menjadi host dalam pertemuan ini.

ALGORITME RAHMAT

“Orang Maiyah punya algoritme berpikir dan algoritme batin dengan pemetaan keluar dan ke dalam dirinya  secara berbeda dari orang kebanyakan. Dan itu merupakan salah satu rahmat yang saya syukuri”, Cak Nun melanjutkan sembari menjelaskan bahwa keinginan untuk berkumpul bersama seperti biasanya juga dirasakan oleh Cak Nun sehingga acara bertemu penggiat Simpul Maiyah di Jawa Timur dan Jawa Tengah itu dilaksanakan. Selain itu, Cak Nun juga ingin memastikan secara langsung, setidaknya dari Simpul Maiyah sendiri bahwa para penggiatnya telah berhasil melewati masa-masa yang sulit di masa pandemi  ini.

21 Tahun Kenduri Cinta

Sekarang sudah satu generasi yang bermaiyah. Kenduri Cinta, yang berasal dari hijrah dari kekacauan reformasi, kepada cahaya yang cerah. Dipimpin oleh Cak Nun dengan bantuan dari tokoh yang signifikan, dan yang penuh arti masing2. Cak Fuad, Syeikh Nursamad Kamba, Mas Toto, Mas Uki, Andi Priok, Pak Franky Welirang, Mbah Surip dan masih banyak lagi, we love you full! Yang sudah wafat, kami ingat dengan cinta yang tinggi. Yang tetap sama kita, kami sangat bersyukur. Mas Gandhie, Rony, Syahid, Adi: Sekretaris, administrator dan pendamping yang setia dan konstan, kami sangat berterima kasih. Letto, Sabrang, bagian besar dari Kenduri Cinta, nadanya sebelum cahaya, ruang rindu, guru muda untuk generasi yang datang dan yang akan berikut. Kontribusi anda adalah yang sangat besar.