By Donny Kurniawan

Mempelajari Esensi Cinta

Bahkan Allah juga mengatakan “Wahai hambaku, jika engkau mencintaiKu maka ikutilah Muhammad”, Apa dasar dan pondasi yang lebih kuat dari cinta? Malam itu berdekatan dengan peringatan lahirnya Muhammad bin Abdullah yang kelak akan menjadi Rasul terakhir, Rasul penutup, dan Rasul untuk semesta alam, maka pembahasan berikutnya juga mengenai cinta kita ummatnya kepada Rasulullah. Dari perkataan Allah yang demikian menggambarkan situasi yang sangat mudah kita cerna dan pahami, walau dalam prakteknya, tidak mudah mencintai seseorang, dan mencintai tentu butuh waktu.

Maiyah Abadan

Karena apa yang kita tanam, kita puasakan, kita sedekahkan adalah nilai-nilai kebaikan yang dimana kebaikan itu akan selalu bersifat kekal dan abadi. Ibarat kita menanam benih hari ini, maka pohon itu akan tumbuh, mekar, menghasilkan buah yang sedap dimakan, dan menghasilakan biji yang siap ditanam kembali.

Media Sosial Itu Bernama Reboan

Sebuah forum yang tanpa perlu ada tetek-bengek regulasi yang ribet. Sebuah forum yang sangat terbuka dan bisa dihadiri oleh siapa saja. Sebuah forum yang tidak selalu membahas perihal teknis Kenduri Cinta dan isu-isu faktual saja, tetapi forum yang bergerak sangat bebas dan cair, yang memungkinkan bagi setiap orang yang datang untuk bercerita apa pun. Iya apa pun saja. Dan saking cairnya, tidak jarang ada yang datang cuma untuk ngerokok, minum kopi, makan jajan, dan tidur. Dan itu sangat diterima di forum Reboan.

Berpuasa Agar Tidak Hancur

Kebahagiaan berfikir juga ditentukan oleh seberapa paham dirinya dengan puasa berfikir. Seberapa besar frame waktu berfikirnya. Apa yang harus dia pikirkan untuk masa depan yang masih entah ada atau tidak, dana apa yang dia harus pikirkan untuk masa lalu yang sudah pasti menjadi tempat terjauh yang kemungkinan tidak bisa kita jangkau lagi. Dalam buku La-Tahzan, ilmu yang bisa kita petik nilainya dalam frame berfikir adalah “Hiduplah untuk hari ini”. Ilmu itu secara tidak langsung memframe waktu dan energi pikiran kita hanya untuk hari ini. Dari semenjak dia bangun tidur sampai dia tertidur kembali. Ada parameter jelas, dan mungkin pembagian nilai yang tepat antara masa sekarang, masa depan, dan masa lalu. Setiap orang tentu mempunyai nilianya masing-masing sesuai proporsi fitrahnya.

Menakar Diri di Maiyah

Di Maiyah kita sudah pernah belajar mengenai sudut pandang, sisi pandang, jarak pandang, cara pandang, perspektif pandang, hingga resolusi pandang. Melakukan pelatihan dan pembelajaran berpikir linier, zigzag hingga spiral dan siklikal. Selalu bertabayyun dalam setiap kondisi yang terjadi, dan tidak salah meletakkan maqom berfikir. Sebagai contoh, kita tidak bisa mendahulukan tafsir daripada tadabbur. Kita tidak bisa mendahulukan nilai-nilai di buku terlaris, sebelum mendapatkan informasi yang menyeluruh dari Al-Qur’an, dan lain sebagainya. Kita paham arti kebenaran, tetapi mengesampingkan kebaikan dan keindahan. Dan yang paling penting dari bersikap terhadap sesuatu hal adalah, asalkan informasi yang kita dapatkan itu membuat kita semakin bijaksana, baik, santun, maka informasi itu bisa kita telateni dengan benar.

Kebaikan Maiyah

Di Maiyah kita selalu diajarkan untuk melakukan 3 kebaikan secara terus menerus, yaitu menanam, puasa, dan sedekah. Kapanpun, dimanapun, dan sebanyak-banyaknya. 3 Kebaikan utama yang selalu istiqomah kita lakukan pasti akan membuahkan hasil yang bisa kita tandur. Tetapi Maiyah juga mengajarkan nandur itu juga harus berhati-hati. Tidak serta merta semua buah kita tandur semua, atau bahkan kita tidak nandur buah itu sama sekali. Ada kondisi pener yang menjadi syarat bagaimana kita bisa nandur buah-buah tersebut. Itu menurut saya sikap dasar Maiyah.

Sumur Air Cinta di Gurun Jakarta

Selama melingkar di Kenduri Cinta, selalu ada kesetiaan dan kesadaran baru yang saya dapatkan. Ada ibu-ibu berusia senja yang hampir tidak pernah absen datang di Kenduri Cinta, datang sejak awal, memilih letak duduk yang ia anggap nyaman, kuat dan tahan menikmati diskusi hingga akhir acara. Ada pria bertato dan bertindik yang waktu itu tepat duduk di sebelah saya—seingat saya itu kedua kali saya hadir di Kenduri Cinta, ia menangis sewaktu mendengar lantunan syahdu Ayat Suci Al-Qur`an. Seringkali terjadi di setiap acara bulanan Kenduri Cinta, hujan turun dengan derasnya. Dan anehnya, sebagian besar jamaah masih setia berhujan-hujanan. Kemesraan yang tumbuh tidak terganggu sedikitpun oleh hujan. Ada seorang pria yang rela meminjamkan jaketnya kepada jamaah wanita disampingnya agar tidak kehujanan, ada yang secara inisiatif mengangkat bareng-bareng terpal yang sebelumnya dijadikan alas tempat duduk untuk dijadikan payung mereka dan jamaah lainnya agar tidak kehujanan. Tidak akan pernah cukup saya tuliskan semua nuansa kehangatan, keakraban, kekeluargaan dan kemesraan yang terjadi di acara Kenduri Cinta.

Dagangan Tuhan

Tuhan tidak pernah menurunkan penghancuran, yang Tuhan selalu turunkan kepada kita adalah nikmat, nikmat dan nikmat. Perkara kita yang tidak bisa merdeka mengolah, menggunakan dan mnsyukurinya, disitulah letak penghancurannya.