Mukadimah: KEGEMBIRAAN BERSEDEKAH MAIYAH KEPADA INDONESIA

Kalau Indonesia yang selama ini engkau cintai tak kunjung menyadari kehadiranmu diantara mereka, bersediakah engkau untuk tetap bergembira mencintainya? Atau justru engkau meratapi dan menyesalinya? Jika yang engkau cintai adalah Yang Abadi, Indonesia hanyalah sebagian saja dari yang sementara ini sedang menggodamu untuk bersedih. Teruslah engkau berusaha mengetuk hati mereka dengan menyebar benih cinta bersama Allah dan para kekasih-Nya yang senantiasa mencintaimu dan mencintai mereka. Teruslah berusaha bersama saudara-saudara kita yang tidak menuhankan berhala-berhala dan tidak memberhalakan Tuhan, sesama anak-anak bangsa Nusantara semampu-mampu bersedekah cinta kepada Indonesia. Yakinlah, multi dimensi wilayah kebersamaan dan cintanya Tuhan Yang Maha Esa kepada kita masih sangat luas untuk dapat menampung mereka.

Wilayah Indonesia adalah sebagian kecil entitas dari lembaran dunia yang batas wilayahnya ditentukan oleh dinamika politik dan sejarah. Namun hingga detik ini, identitasnya masih rancu antara wilayah negara dan wilayah pemerintah. Sementara kedaulatan rakyatnya dikerdilkan dalam balutan egoisme pada segala hal, baik dalam wilayah pergaulan kecil sehari-hari maupun perpolitikan besar nasional.

Demokrasi abal-abal justru dilestarikan sekedar untuk legitimasi perselingkuhan-perselingkuhan nasional. Personalitas anak-anak bangsa yang lahir di bumi sempalan surga ini ditelantarkan dalam arus zaman, mereka kesana-kemari berlarian tunggang langgang mencari wilayah perlindungan. Sebagian terseret-seret kedalam pusaran arus politik, sebagian tergerus dan tergilas oleh roda ekonomi kapitalis liberal. Kebanyakan dari mereka terombang-ambing dalam realitas sosial dan kerepotan untuk menemukan kemanusiaanya yang adil dan beradab. Bergembiralah kita dan mereka yang tidak terseret arus zaman, bergembiralah kita yang diselamatkan oleh Allah dan diletakan pada wilayah kebersamaan-Nya, Maiyah.

Indonesia tidak pernah tentram karena hati para pemimpin dan rakyatnya penuh keruwetan yang tak kunjung selesai. Hatinya rakus dipenuhi tuntutan-tuntutan, haus ketidak-relaan. Hatinya shakauw : menagih, menagih, dan menagih. Kalau yang itu naik ke kursi puncak, yang ini juga harus mendapatkan gilirannya. Nanti kalau yang ini naik ke puncak, Ia juga akan ditimpa ketidak relaan berikutnya, yang lain juga harus naik ke puncak. Sedangkan Maiyah senantiasa membuka ruang ketentraman bagi Indonesia dan siapa saja. Dalam Maiyah setiap orang adalah pemimpin yang memimpin dirinya dan di dalam dadanya senantiasa mengedepankan nasib setiap orang yang menerima kepemimpinannya, kekhilafahannya. Dalam menjalankan kepemimpinannya orang-orang Maiyah senantiasa menjadi penyalur rahmat dari Tuhan agar menjadi berkah bagi orang-orang disekitarnya.

Orang-orang Maiyah hatinya selesai dari keruwetan duniawi, orang-orang Maiyah meyakini bahwa Allah sangat serius dalam mencukupi setiap detail kebutuhan hidupnya. Termasuk dengan adanya Indonesia, personalitas orang-orang Maiyah sebagai sesama anak-anak dari bangsa-bangsa di Nusantara ini mengakui bahwa Indonesia adalah bagian dari dirinya, bagian dari identitas peran sosialnya. Maka orang-orang Maiyah tidak akan menagih apa-pun kepada Indonesia. Sebaliknya orang-orang Maiyah dengan bergembira akan bersedekah kepada Indonesia sekemampuanya dengan segala keterbatasannya.

Ruang gerak orang-orang Maiyah memang sangat terbatas, orang-orang Maiyah bahkan masih harus berjuang untuk kehidupan sehari-harinya. Keyakinan bahwa Allah mencukupi kebutuhan hidup tidak kemudian menjadikan kita hidup bermalas-malas atau menggantungkan nasib kita kepada tuhan-tuhan selain Allah. Justru kenyataan ini yang kemudian menjadi landasan bagi kita untuk ikhlas bersama-sama hidup berdampingan saling menyelamatkan dan saling menolong, terus berusaha dan bekerja menyalurkan rahmat-Nya bagi semesta alam. Itulah wilayah Maiyah yang sangat-sangat terbatas pada IradahNya Allah SWT, namun wilayah-wilayah itu tidak tersekat oleh luasan politis georafis, wilayah Maiyah saat ini justru mulai tumbuh secara sporadis ditengah-tengah kepalsuan peradaban dunia.

Kegembiraan Bersedekan Maiyah Kepada Indonesia menjadi judul Kenduri Cinta pada edisi November 2015. Seperti biasanya di Plaza Taman Ismail Marzuki mulai pukul 20:00 WIB, hari Jumat tanggal 13.