Tagged maiyah

Workshop Desain Visual Publikasi Maiyah

Apa maksud dari “Jadikan Maiyah sebagai beban”? Maiyah adalah pusaka bagi kita sebagai Jamaah Maiyah, sehingga apapun yang kita lakukan di Maiyah, salah satu pijakan utamanya adalah bahwa kita membawa nama Maiyah. Tidak terkecuali dengan materi publikasi Maiyahan yang setiap bulan dirilis oleh setiap Simpul Maiyah, segala prosesnya harus bermula dari keberangkatan bahwa Maiyah adalah pusaka bagi mereka.

Mempelajari Hukum Rimba

Maiyahan di mana-mana di berbagai titik di Nusantara, dengan atau tanpa saya. Tidak ada panitia resminya. Tidak ada anggaran biaya resmi. Tidak ada tim keamanan. Tidak ada sponsor. Semua yang datang bersedekah untuk saling-silang kebersamaan. Mereka belajar mempraktikkan hukum rimba. Mempelajari Organisme karya Allah untuk menata Organisasi kebersamaan mereka. Hukum rimba adalah contoh organisme ciptaan Tuhan, sehingga pasti baik dan sempurna.

Yang tidak baik adalah kalau manusia berlaku seperti komponen-komponen rimba. Manusia bertindak seperti harimau memakan kijang. Manusia tidak berpikir dan pasif seperti pepohonan yang bergantung penuh pada kehendak Tuhan. Manusia mau diinjak-injak seperti tanah. Hukum rimbanya manusia bukan hukum rimbanya pepohonan dan hewan. Organisasi sosial manusia bukan organisme alam, meskipun di dalam dzat dan wujud manusia terkandung komponen alam.

NEGARA DALAM GELEMBUNG

“Maka Allah menggoda anda ketika menyebut surga. Anda tertarik dengan surga dan tidak tertarik dengan yang menawarkan Surga”, demikian Cak Nun melontarkan logika yang lebih mendalam. Bahwa fokus utama manusia seharusnya adalah Allah. Sebab, secara otomatis, ketika kita terfokus kepada Allah, maka surga juga akan kita dapatkan. Sementara jika fokus hanya kepada surga, mungkin kita akan mendapat surga, tetapi belum tentu kita akan bertemu dengan Allah.

KECELA KECÈLÈ

Islam sendiri dibangun di atas Iman, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Tetapi, apakah kesaksian itu saja cukup? Sedangkan itu hanya bersaksi, tidak menyaksikan. Apakah kesaksianmu itu berlaku dalam tindak tandukmu? Anda harus menyaksikannya, dengan ketawadhlu’an. Selalu memahami bahwa segala sesuatu milik Allah dan berjalan atas kehendak Allah. Menyerahkan dengan penuh pada Allah, tidak hanya bersaksi saja. Syahadat bukanlah semacam sertifikat atau legalitas bahwa kita memeluk Islam, melainkan lebih esensial dari itu. Bahwa, Syahadat adalah ikrar yang kita ucapkan dilandasi dengan kesadaran penuh bahwa memang tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul utusan Allah.

FUNDAMENTALISME KHANDAQ

Cak Nun pun membuka optimismenya terhadap masa depan Maiyah dan Indonesia. “Maiyah sudah melahirkan generasi yang baru di Indonesia. Anak-anak muda yang berfikirnya sudah menjangkau kedepan, yang punya keseimbangan mental dan berfikir, memiliki keadilan sikap satu sama lain, sudah belajar dan berlatih untuk tetap seimbang di tengah Indonesia yang goyang ke kanan dan ke kiri, dan anda semua adalah generasi muda yang saya tidak bisa mikir kecuali bahwa anda pasti akan melahirkan zaman yang baru. Anda pasti akan melahirkan era baru dari Indonesia yang jauh lebih bagus daripada yang sekarang”, lanjut Cak Nun.

Mukadimah: My Darling

My Darling sebagai tema Maiyah Dusun Ambengan edisi Januari 2017 adalah pembukaan tahun cinta, tahun kemesraan untuk benar-benar membumikan apa itu yang dianggap sebagai sikap pengasih dan penyanyang. Berlaku penuh kasih sayang, semata-mata upaya untuk mendapatkan curahan rahmat dan berkah dari Allah SWT yang memiliki puncak sikap, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.

PadhangmBulan Sebagai Ibu Maiyah

Sebelum reformasi 1998, PadhangmBulan seperti sebuah pijar cahaya dalam kegelapan masyarakat dibawah rezim Orde Baru. Orang-orang dari berbagai daerah berdatangan untuk mencari pencerahan. Berkumpul membahas berbagai isu-isu aktual yang berkembang di masyarakat, mencari solusi dari persoalan kehidupan masyarakat, dari yang seolah remeh-temeh hingga persoalan yang lebih luas terkait kehidupan sosial berbangsa dan bernegara, menghidupkan kembali wacana dan nilai-nilai kehidupan yang sudah terkubur oleh zaman. Sosok Cak Nun yang saat itu begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia melalui tulisan-tulisan yang bernas di kolom-kolom surat kabar nasional dan menjadi narasumber di berbagai forum diskusi, merupakan titik pusat daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk turut hadir di PadhangmBulan setiap Bulan Purnama di Menturo. Bahkan pada satu masa, jamaah PadhangmBulan pernah mencapai hingga 50.000 jiwa, berkumpul di Menturo. Dan hingga hari ini, PadhangMbulan masih menjaga kontinyuitas menebarkan nilai-nilai kehidupan itu. PadhangmBulan semakin menegaskan bahwa Maiyah adalah sebuah perjuangan panjang.

“Musyawarah Darurat Ummat Islam Indonesia” dan “Majelis Darurat Musyawarah Rakyat Indonesia”

Dari tahun ke tahun rakyat Indonesia dan Ummat Islam berjuang untuk tetap optimis dan bersabar. Dari Pemerintahan ke Pemerintahan rakyat dan ummat berupaya untuk tetap tidak berputus asa dan bangkit. Akan tetapi, harapan-harapan itu selalu saja berujung pada kekecewaan. Persoalan tidak kunjung terurai bahkan semakin bertambah kusut dan saling silang sengkarut. Skalanya pun tidak hanya harta benda Negeri mereka yang semakin dikikis, tapi juga martabat kebangsaan dan harga diri kerakyatan mereka semakin diinjak-injak dan diperhinakan.

Tajdiidunniyaat Organisme Maiyah

Semakin banyak pembentukkan simpul-simpul dan lingkar-lingkar Maiyah di berbagai wilayah, baik di dalam maupun luar negeri menengarai sporadisnya perjuangan nilai orang-orang Maiyah di tengah zaman yang dipenuhi penghancuran nilai-nilai. Dengan keunikan dan kekhasan masing-masing simpul dan lingkar, perjuangan yang dihadapi tiap simpul serta lingkar maiyah sangat beranekaragam karena didasari oleh kondisi, jangkauan dan luasan tiap-tiap wilayah simpul dan lingkar yang berbeda-beda karakter. Titik berat perjuangan penegakkan nilai-nilai Maiyah yang dilakukan oleh organisme Maiyah pada tiap-tiap simpul dan lingkar adalah menjaga keseimbangan antara urusan personal unikum-organisme dan kebersamaanya dalam bermaiyah. Sedangkan titik berat perjuangan nilai organisme Maiyah di tengah masyarakat berada pada keseimbangan antara personalitas dan identitasnya sebagai orang-maiyah.

KEGEMBIRAAN BERSEDEKAH MAIYAH KEPADA INDONESIA

Rakyat telah memberikan mandat kepada pejabat-pejabat negara untuk mengurusi Indonesia, sehingga merekalah yang memiliki kewajiban untuk mengurusi Indonesia. Andaikan kemudian Maiyah, Kenduri Cinta, melakukan sesuatu untuk Indonesia maka wilayahnya adalah sedekah, dimana dalam Islam sedekah itu sifatnya adalah sunnah bukan wajib. Dalam hal inilah, tentunya kita (Maiyah) musti menemukan rasa bangga dan bahagia dalam bersedekah. Tidak mungkin seseorang diwajibkan Allah ketika ia tidak berada di dalam amanat dan fasilitas, karena kewajiban hanya dipanggul oleh orang yang mendapatkan amanat dan fasilitas. Dengan bersedekah kepada Indonesia, maka itu merupakan kedudukan yang mulia, karena kita melakukan sesuatu yang merupakan bukan kewajiban kita.