Buah murni dari reformasi 1998 adalah lahirnya Maiyah, dimana orang datang dengan niat murni dan pendalaman ilmu murni. Maiyah menjadi komunitas epistemik yang tidak hanya saling lempar wacana di permukaan tapi kita juga mencari kedalaman dan berani memunculkan hal-hal baru membuat berdaulatnya bangunan berpikir.
Perjalanan KiaiKanjeng yang sudah mencapai 3.640 ini sangat berlandaskan hati yang murni, yang terjadi adalah bertajallinya Allah dengan hati setiap personel KiaiKanjeng, sehingga pandangan orang terhadap KiaiKanjeng bahwa mereka adalah pemusik itu pasti meleset, karena mereka adalah manusia-manusia yang berani mempertaruhkan nyawa mereka bahkan nyawa keluarganya untuk membuktikan bahwa Allah bertanggung jawab dan sayang kepada manusia yang cinta kepada-Nya.
Bermodal tawakal pasti lebih aman untuk mengerjakan reformasi, sementara kita saksikan mereka yang bermodal jabatan justru banyak terjerumus masuk bui.
Jika ingin memaknai sejarah, bersihkan diri dahulu agar pikiran kita orisinil. Keorisinilan pola pikir kita memaknai sejarah akan menghasilkan pemahaman dan motivasi diri, hasil dari belajar sejarah tersebut.
Gamelan KiaiKanjeng menumbuhkan rasa kemandirian hidup dalam diri masyarakat, menghormati kekayaan budaya sendiri, bangga menyanyikan lagu kampungnya sendiri namun dalam saat yang bersamaan tetap menumbuhkan untuk tidak puritan terhadap arus perkembangan dunia global.