Sudah Sarapan Soto Lagi di Jogja

kembalikejogja

Setelah menempuh perjalanan panjang, alhamdulillah pukul 06.30 pagi tadi Kamis 1 Oktober 2015, Cak Nun dan Ibu Via telah mendarat di Yogyakarta. Rute perjalanannya adalah berangkat dari Philadelphia, transit 6 jam di Doha, lalu lanjut ke Jakarta dan tiba di Bandara Soetta pukul 02.00 dinihari dan menunggu penerbangan ke Jogja pada pukul 5.25.

Keluar dari Bandara Adisucipto Cak Nun dan Ibu Via langsung menuju salah warung soto langganannya dan menikmati sarapan pagi sembari diiringi pengamen yang membawakan lagu latin Besame Mucho. Seturut kekagumannya pada bakat otentik manusia Indonesia, beliau memang perhatian sama talenta-talenta pengamen Indonesia yang piawai menyanyikan lagu-lagu apa aja. Pernah satu kelompok pengamen yang istiqamah itu diundang Cak Nun “nyanyi” dan berinteraksi dengan jamaah di Mocopat Syafaat. “Indonesia bisa mendunia, dunia tak bisa mengindonesia,” kata Cak Nun.

Ya, Cak Nun dan Ibu Via sudah kembali ke tanah air, kembali ke Jogja, sesudah rangkaian acara 11 hari di Amerika. Dan sejauh ini dapat dicatat, bahwa perjalanan kesana beliau bukan semata mengisi acara, yang sesudah selesai acara pulang dan tak ada “jejak keterkaitan” apa-apa. Maiyah memiliki konsep sendiri dalam memandang dan meletakkan sesuatu. Maiyah bersifat merajut. Dan sesungguhnya di Amerika kemarin Cak Nun telah menjalinkan persambungan, interaksi, atau paseduluran antara Jamaah Maiyah (JM) Amerika dengan Jamaah Maiyah di tanah air, salah satunya melalui bantuan teknologi chatting messenger.

Mengiringi kepulangan beliau berdua ke tanah air, sejumlah kesaksian dan testimoni terus mengalir. Salah satunya dari Bang Duta yang tinggal di Washington DC. Ia membaca dan merasakan Cak Nun. Baginya, Cak Nun melihat Indonesia dan dunia saat ini penuh dengan kepalsuan manusianya. Untuk itu harus dijauhi. Namun tanpa harus berhenti berbuat yang baik untuk bangsa. Cak Nun berusaha membina suatu komunitas yang peduli pada bangsa, tanpa memusuhi kelompok lain yang hidup dalam kepalsuan itu. Dengan mencoba inklusif dalam berbagai kelompok yang dekat dengan Sang Maha Kuasa, Cak Nun mau tak mau telah menjadi tempat bertanya dan meminta nasehat. Bukan hanya berbagai kelompok itu, tapi juga para tokoh dan pemimpin.

Baru saja Cak Nun dan Ibu Via menginjakkan kaki di Jogja, teman-teman panitia di Amerika sudah tak sabar men-share keinginan mereka untuk menghadirkan kembali Cak Nun dan kali ini maunya dengan KiaiKanjeng. Dalam bincang-bincang terakhir di Philadelphia itu, tercetus istilah ‘evakuasi’ yang salah satu maksudnya adalah “menghadirkan CNMV kembali bersama KiaiKanjeng tahun depan ke US.”

Deretan jadwal maiyahan di bulan Oktober sudah menanti. Namun demikian, Cak Nun dan Ibu Via masih bisa istirahat beberapa saat terutama untuk berkumpul dengan anak-anak. Tidak gampang meninggalkan anak-anak selama sebelas hari. Biasanya, jika Cak Nun yang pergi, maka Ibu Via yang menemani mereka. Atau sebaliknya. Kali ini, dua-duanya yang meninggalkan rumah dan dalam waktu yang cukup lama. Anak-anak harus dikondisikan jauh-jauh hari dan dengan sebaik-baiknya.

Sugeng Rawuh Mbah Nun dan Uti Via… Mugi tansah sehat lan kathah olèh-olèh-ipun.. Amiinn,” begitu ucap Mas Patub Letto menyambut kepulangan Cak Nun dan Ibu Via.