Mukadimah WAJIB MERASA

Bisa merasa jangan hanya merasa bisa. Merasa gerah, berharap semilir angin menyejukkan. Merasa dingin berharap adanya selimut, bara perapian atau sinar mentari untuk menghangatkan. Merasa nyaman, nyenyaklah tidur, namun jangan sampai bangun kesiangan. Setelah bebas dan merdeka semestinya merdesa.

Wajib adalah suatu keharusan karena keterpaksaan, namun bolehlah kalu kita menyebut wajib sebagai sesuatu yang sudah semestinya, sunatulloh. Maka, laksanakanlah kewajiban dengan keikhlasan seperti halnya (maaf) buang air besar.

Sesungguhnya kalau rasa pedas tidak disukai oleh warga bangsa, maka sekilo cabai tidaklah lebih berharga ketimbang sebungkus nasi. Apabila bermewah-mewah dirasa sebagai perbuatan yang memalukan, maka kesederhanaan sangat layak untuk ukuran kewibawaan, namun bukan berarti pura-pura miskin dapat dibenarkan. Demi menjadi manusia yang Adil dan Beradab, tidak sepantasnya kita mengemis selagi  mampu berusaha semaksimal kemampuan dan tidaklah nyaman jika kita tetap menyimpan korek dalam saku sementara tahu tetangga butuh korek untuk menyalakan lilin saat mati lampu.

Selayaknya usaha pergerakan dan perjuangan dapat digalang dan disatukan sebab adanya persamaan perasaan yang kolektif untuk mengusahakan suatu perubahan. Pembentukan opini publik sering kali ditujukan untuk penggalangan kekuatan dan dukungan dengan tujuan terbentuk perasaan tidak nyaman sehingga terakumulasi keinginan adanya perubahan ditengah warga. Yang disayangkan, perubahan berdasarkan opini seringkali berbeda dari kenyataan dan perubahan ini bukan perubahan yang menjadi lebih baik.

Pemerintah sudah sepatutnya berlaku tidak adil dan sudah semestinya begitu, kewajiban pemerintah adalah memerintah rakyatnya yang merasa berhak untuk diperintah. Menggunakan peraturan, pemerintah teratur mengatur rakyat, begitulah adab antara pemerintah dan rakyat, supaya terwujud masyarakat yang teratur. Syaratnya peraturannya baik, pemerintahnya baik dalam memerintah dan rakyatnya selalu siap menjalankan perintah. Ketimpangan salah satu saja dari ketiganya akan menggagalkan usaha mewujudkan masyarakat yang teratur. Jadi bagaimana? Ini baru soal teratur untuk dapat aman dan tentram, belum soal kesejahteraan.

Seperti halnya tema-tema Kenduri Cinta sebelumnya, “WAJIB MERASA” bukanlah keharusan untuk memenjarakan letupan-letupan bahan pembahasan dalam kemesraan Maiyahan. Tanpa Rahman dan Rahimnya Alloh SWT dan pancararan Nur Muhammad kekasihNYA pastinya kendurian ini tak akan terlaksana. Silahkan hadir dan persiapkan diri jikalau sewaktu-waktu turun hujan.

Gresik, 02-02-2011 pukul 02:08 wib