Menturo 1953

PASKA PERANG Dunia II yang dimenangi Sekutu, dunia mulai di’tata’ dengan petakan-petakan baru berupa teritorial politis dalam bentuk negara-negara (states). Petakan-petakan lama kolonial di Asia yang dibuat pada masa penjajahan Eropa tidak lagi berlaku meski sisa-sisa bangunan dan undang-undang kolonial masih dipertahankan. Dunia baru yang bebas digadang-gadang dapat terwujud dengan kemerdekaan bangsa-bangsa dan didirikannya negara-negara. Gaung tatanan dunia baru sedang menentukan arah dan tujuannya. Namun kenyataanya, petakan-petakan itu sedang diperebutkan oleh dua Blok yang sedang melakukan perang dingin. Antara Amerika Serikat dengan NATO-nya dan Uni Soviet dengan Pakta Warsawa-nya saling berebut pengaruh atas negara-negara yang baru berdiri. Sepionase yang dilakukan oleh kaki-tangan Kapitalisme dan Komunisme menyelusup kedalam pemerintahan negara-negara baru. Petakan-petakan berupa negara-negara dunia ke-3 menjadi ladang rebutan bagi para pengusung suksesi implementasi Marshal Plan dan Molotov Plan. Propaganda pemahaman kapital dan komunal dipaksakan untuk mengatasi keadaan paska perang dunia ke-2, saling bersaing untuk mendapatkan tempat pengganti sistem tatanan dunia kolonial.

Secara fisik, sistem Kolonial sudah runtuh. Bekas daerah jajahan Inggris, Prancis, Portugis, Belanda dan negara Eropa lainnya mulai memerdekakan diri. Keadaan paska kolonial ini menyuburkan semangat berbangsa untuk mendirikan negara. Kekalahan Jepang oleh Sekutu (Amerika Serikat) yang awalnya menginginkan berdirinya Asia Timur Raya memicu para pejuang militer dan politik yang nasionalis untuk segera menapaki awal babak berdirinya negara-bangsa. Penggalangan dukungan rakyat untuk melahirkan Indonesia menjadi sebuah negara yang merdeka mendapati momentumnya. Tiga setengah tahun pendudukan Kekaisaran Jepang di bumi Nusantara yang semula dikuasai oleh Kolonial Belanda seolah seperti tumbukan militer dan politik terhadap gabah-nasionalisme yang dikumpulkan dari sebelum kebangkitan nasional tahun 1928. 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Petakan kolonial di bumi nusantara 350 tahun oleh Belanda dan 3,5 tahun ditumbuki berasnya oleh Jepang menghasilkan beras untuk rakyat bernama Indonesia. Pada dekade yang sama pula, Vietnam, Kamboja, India, Pakistan, Korea dan beberapa negara lainnya memerdekakan diri untuk menandai berakhirnya penjajahan kolonial. Secara fisik babak terakhir kolonial Eropa sudah runtuh, namun dilahan petakan-petakan baru itu menjadi awal babak persaingana dua kekuatan, Blok Barat dan Blok Timur mulai bersaing memperebutkan pengaruh.

Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia menerima mandat Undang-undang Dasar 1945 yang di dalamnya tertuang amanat untuk turut serta melaksanakan ketertiban dunia. New emerging forces digagas olehnya dalam rangka mengimbangi perang dingin yang sedang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pertarungan Ideologi antara Kapitalisme dan Komunisme tidak hanya mempengaruhi hubungan internasional negara-negara berkembang, tetapi juga hubungan antar personal didalam negara. Negara-negara berkembang yang semestinya sedang melakukan penataan kedalam untuk kedaulatan negaranya justru terseret-seret oleh gejolak perang dingin. Untuk itu New emerging forces digagas oleh Soekarno supaya negara-negara berkembang tidak terombang ambing oleh Barat ataupun Timur. Negara berkembang semstinya berdaulat atas dirinya sendiri. Alih-alih dapat menguranngi ketegangan perang dingin, gerakan Non-Blok justru menambah konstelasi yang memanaskan perang dingin.


GAGASAN PERMUNCULAN gerakan itu disambut antusias oleh negara-negara bekas jajahan kolonial. Tidak terkecuali Mesir yang sedari awal mengakui kemerdekaan Indonesia. Dengan gagasan menguatkan kedaulatan negara-negara-berkembang itu, Terusan Suez yang merupakan jalur perairan internasional yang sangat strategis itu dinasionalisasikan oleh Mesir. Akibatnya Blok Barat yang semula menguasai Terusan Suez terancam keberadaannya. Begitu juga yang terjadi dengan kekuasaan Barat di Selat Malaka, dengan munculnya ide pembangunan serupa Terusan Suez di wilayah Indocina yang sekarang ini menjadi wilayah Thailand, menjadi ancaman serius bagi kekuasaan Barat di Asia Tenggara. Jika sampai terusan itu terwujud, jalur transportasi air Internasional yang semula melewati Selat Malaka pastinya akan sepi jika jalur pintas itu dapat dilewati.

Pengaruh kolonial di Indocina diambang selesai. Pasca kolonial Perancis mulai hilang kekuatannya di Vietnam, perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet berlangsung terang-terangan di wilayah itu. Perang Vietnam menjadi ajang terbuka perang antara kapitalisme dan komunisme paska penjajahan Perancis. Vietnam yang sudah merdeka sejak 1945 terbelah menjadi dua, namun paska perang Vietnam itu selesai Vietnam tergabung kembali pada tahun 1976. Perebutan kekuasaan antara Blok Barat dan Timur di Vietnam mulai luntur justru karena kembali tumbuhnya Nasionalisme yang kesejarahannya akibat penjajahan Perancis dan pendudukan Jepang.

Pada wilayah gagasan ideologis, diperlukan sebuah pemahan baru untuk mendamaikan antara kapitalisme dan komunisme. Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme) menyeruak naik keatas panggung sebagai sebuah gagasan ideologis yang terkesan prematur. Gagasan dari Soekarno berhasil mencuri perhatian dan memecah konsentrasi persaingan antara kapitalisme dan komunisme di tengah masyarakat dunia yang sedang berada pada masa-masa perang dingin. Nasakom sebagai sebuah jalan tengah ideologis memberikan harapan baru penyelesaian dari persaingan yang seolah mengabadi antara kapitalisme dan komunisme. Namun itu baru sekedar pada tahap gagasan, giliran masuk ke tahap implementasi yang sifatnya aplikatif gagasan Nasakom menjadi berantakan.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa Islam sebagai agama dan sistem tatanan masyarakat dunia selalu potensial untuk diusung ketika keadaan kehidupan sosial masyarak kehilangan arah. Akhir masa kekuasaan Kekhilafahan Turki Usmani (Ottoman Empire) sering kali dijadikan alibi sejarah atas ketidakberesan tatanan masyarakat dunia. Inisiatif sebagian kaum muslim untuk menghadirkan Islam yang modern selalu bermunculan, istilah Islam Modernis menjadi media darling dalam ‘dakwah’ di tengah masyarakat dunia termasuk di Indonesia maupun Asia Tenggara. Islam Modernis muncul dalam berbagai bentuk oraganisasi masyarakat, partai politik bahkan kekuatan militansi bersenjata. Ditengah pertarungan ideologi kapitalis dan komunis, Islam oleh sebagian kaum muslimin disertakan dalam pertarungan ideologis, dipersaingkan dengan Kapitalisme dan Komunisme.

Hary Truman sebagai Presiden Amerika yang mengesahkan Marshall Plan untuk menata dunia paska kolonial, menyampaikan doktrin/teori kartu domino. Truman mengatakan bahwa kalau di Asia Tenggara sampai ada satu saja negara yang jatuh ketangan komunis, maka negara-negara lainnya akan segera menyusul. Ancaman Truman ini ternyata tidak terbukti. Meski sekian lama di Asia Tenggara sudah ada negara yang menggunakan ideologi komunis, namun efek domino yang disampaikan Truman itu hanya ancaman teoritis yang tidak terbukti. Begitupun di Indonesia, meskipun Komunis sebagai partai sempat mewarnai peta perpolitikan nasional tetapi Indonesia untuk menjadi negara komunis tidak kunjung terjadi. Perlawanan dari partai nasionalis maupun partai Islam dalam peta perpolitikan nasional sudah lebih dari cukup untuk mengganjal niatan yang menginginkan Indonesia menjadi negara komunis.

Adalah Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), pernah menjadi kekuatan politik terbesar di Indonesia bahkan terbesar se-Asia. Masyumi yang diketuai pertama kali oleh Hasyim Asyari menjadi partai penyatu umat Islam yang pernah ada. Kekuatan politis Islam di Indonesia dan Asia sangat diperhitungkan oleh dua kekuatan politis lainya. Dari Jombang, Masyumi menjadi satu-satunya Partai Islam yang sah di Indonesia. Tidak hanya soal politik diplomasi, dari Jombang militansi Resolusi Jihad untuk menghadapi NICA (Belanda dan Sekutu Barat) digelorakan hingga terjadi peperangan bersejarah 10 November 1945. Peperangan perlawanan rakyat dan militer untuk mempertahankan teritorial Nasionalisme Tanah Air.

Eksistensi teritorial negara mengalami pasang surut, luas petakan wilayah dan wujud RI bukan suatu yang langsung jadi. Dinamika kekuasaan baik secara kekuatan militer maupun politik sangat berpengaruh pada luas teritorial negara. Pertarungan politik internasional sangat kental pengaruhnya terhadap perebutan wilayah Irian Barat yang kemudian diakui sebagai wilayah RI. Konstitusi negara-pun mengalami beberapa perombakan di sana-sini. Ribet konstitusi terjadi, dari RI berubah menjadi RIS, lantas berubah jadi NKRI. Bahkan UUD 1945 pernah digantikan dengan UUDS, walaupun pada akhirnya kembali ke-UUD 1945. Percobaan-percobaan demokrasi pernah dilakukan menghasilkan kabinet parlementer maupun kabinet presidensial. Dan, partai partai politik yang semestinya berusaha menjadi bagian negara yang berusaha menguatkan kedaulatan rakyat justru berfungsi sebaliknya. Propaganda dan perang politik terbuka antara Masyumi dan PKI terjadi dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat. Sementara PNI hanya mengekor dibalik kekuasaan Presiden. Ternyata disfungsi semacam itu pernah terjadi juga di tubuh TNI pada masa awal-awal kemerdekaan. Re-ra (Restrukturisasi-Rasionalisasi) di tubuh TNI berakibat terjadinya kegaduhan antara pejuang eks-PETA, eks-KNIL dan tentara rakyat. Sementara berbagai pemberontakan dan gerakan separatis bermunculan dalam bentuk pemberontakan bersenjata yang merupakan ketidakpuasan atas eksistensi negara Indonesia.

Masyarakat Menturo-Jombang yang multikultur memiliki kesejarahannya sendiri. Dinamika politik Internasional-Regional-Nasional maupun lokal Jombang medio tahun 40-50-an menjadi bagian kehidupan masyarakat Menturo. Berbagai kalangan dari berbagai latar belakang ditampung oleh salah seorang tokoh setempat, dimana dikediaman beliau segala aktifitas terakomodir dengan baik. Koperasi didirikan, dari berbagai lintas ideologi, ya kapitalis, komunis, nasionalis, Sukarnois, muslim yang radikal maupun moderat diterima dan lebur menjadi satu olehnya. Mendirikan lembaga pendidikan untuk anak-anak Menturo. Saksi sejarah yang mendapati sahabat-sahabatnya saling bertarung dalam pertarungan yang tidak manusiawi akibat dinamika politik yang tidak hanya gesekan namun benturan-benturan yang menimbulkan korban. Masyarakat Menturo yang tidak terlibat langsung dengan dinamika politik lokal maupun nasional  menerima imbas dari dinamika itu. Masyarakat Menturo bersama-sama menampung siapa saja yang bersedia hidup bersama.

Setahun setelah NU memisahkan diri dari Masyumi, keluar dari Masyumi yang tumbuh besar menjadi Partai Islam terbesar se-Asia. NU memutuskan untuk menjadi partai politik tersendiri dan memilih jalannya sendiri. Meskipun dinamika koneksitis ketersambungan rangkaian peristiwa-peristiwa pergolakan yang terjadi di dunia Internasional, Regional, nasional hingga lokal Jombang tidak dapat dipastikan secara pasti simpul keterkaitannya. Namun, situasi dan gejolak menjelang maupun setelah periode 1953 menjadi background yang menarik bagi lahirnya seseorang dari Menturo, karakter dan latar belakang keluarga yang kuat, plural, cair, lintas ideologi, juga diimbangi kerja keras dan disiplin yang tinggi, menjadi pondasi yang kokoh bagi seseorang ini. Hingga diusianya yang tidak muda lagi, seseorang ini masih terus setia, istiqomah menemani masyarakat, lintas benua, negara, provinsi, desa. Menjadi keranjang sampah bagi siapa saja. Datang, hadir, sekedar untuk bersandar, mengutarakan problematikanya kepada sang Ngai Ma Dodera, menjadi pohon rindang tempat burung-burung hinggap berkumpul di kala senja.[AS]