Kenduri Cinta dan Keorganismean Maiyah

Kenduri Cinta baru saja melaksanakan Musleng (Musyawarah Lengkap) pada Jumat 26 Februari 2016. Setelah 2 tahun kepengurusan sebelumnya diketuai oleh Ibrahim, selanjutnya kepengurusan periode 2016-2018 diketuai oleh Agus Susanto, Tri Mulyana wakil dan Fahmi Agustian sekretaris . Ketiganya terpilih bukan karena meminta untuk dipilih atau mencalonkan diri supaya menjadi pengurus. Mereka bertiga adalah penggiat-penggiat yang mau tidak mau mesti mengalami keterpilihan pada proses alamiah dalam pembenahan dan penataan organisme-organisme jamaah maiyah kenduri cinta yang sedang dan terus berlangsung.

Kenduri Cinta yang sudah berlangsung hampir 16 tahun dan terus berlanjut mengalami prosesnya sebagai media silaturahmi yang terbuka dan cair sehingga dapat diikuti oleh siapa saja  tanpa ada ikatan maupun keanggotaan resmi. Kenyataan ini nyaris mustahil untuk sebuah forum non-profit yang berada di tengah kota Jakarta dimana penggiat dan jamaah pesertanya adalah orang-orang yang  aktifitas kesehariannya beragam dengan kesibukan yang variatif. Setiap Jumat minggu kedua setiap bulannya tanpa paksaan duduk melingkar berbagi keluh-kesah dan kegembiraan mengenai apa saja di Taman Ismail Marzuki. Adalah hadiah anugerah kebersamaan Cinta dari Allah SWT dan Rasulullah SAW melalui Emha Ainun Nadjib(Cak Nun) sehingga forum ini tetap rutin dan konsisten.

Sifat forum yang terbuka dan cair menjadikan lalu lintas keluar-masuknya jamaah menjadi bebas. Ilmu-ilmu Maiyah yang bertebaran selama berlangsungnya Maiyahan dapat dijadikan bekal oleh yang hadir dan diterapkan dalam kehidupan kesehariannya. Namun, kemajuan teknologi informasi memungkinkan untuk merekam gambar, suara dan video sehingga dapat dengan mudah disimpan dan disebarluaskan melalui internet, bahkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab sering kali terjadi. Dipotong, diedit, dicampur dan direkayasa sedemikian rupa disesuaikan dengan  tujuan orang yang melakukannya.

Fenomena ini sangat sulit untuk dikendalikan dan memang tidak mungkin untuk dapat dikontrol penuh. Ditengah kebebasan informasi, Maiyah memahami kenyataan bahwa siapa saja bebas menginformasikan berbagai hal mengenai apapun, yang terjadi orang bisa dengan sengaja mengatasnamakan Maiyah ataupun Cak Nun untuk tujuan kepentingan pribadinya semata. Padahal nilai-nilai Maiyah mensyaratkan otentiksitas, kejujuran dan kebersamaan, dan senatiasa berusaha menyebarkan cinta kasih kemanusiaan, sehingga orang-orang Maiyah sudah semestinya bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Inisiatif individu organisme jamaah Maiyah untuk mengkonfirmasi, mengkoreksi ataupun membantah pemberitaan atau publikasi yang keliru bisa jadi malah memperkeruh dan menambah buruk jika dilakukan dengan cara yang serampangan. Dari fenomena ini menjadi perlu untuk penataan organisme-organisme maiyah baik yang sifatnya internal sesama jamaah Maiyah maupun yang sifatnya keluar untuk menyikapi berbagai hal yang terkait Maiyah.

Organisme-organisme Maiyah, yaitu orang-orang yang mengimplementasikan nilai-nilai Maiyah dalam kehidupannya, pasti dalam berbagai kondisi akan berhadapan dengan kehidupan lingkungan yang tidak sesuai bahkan bertentangan dengan nilai-nilai Maiyah. Organisme Maiyah memiliki kemerdekaan, memahami batasan-batasan dirinya dalam melakukan setiap keputusan dan perbuatan, organisme Maiyah tidak memiliki kewajiban apapun terhadap Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) selain sebatas komitmen hidup individu untuk mengimplementasikan nilai-nilai Maiyah dalam kehidupan kesehariannya yang dipertanggung langsung dihadapan Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Jumlah orang-orang Maiyah saat ini terus bertambah diberbagai daerah dan tersebar diberbagai penjuru dunia. Sebagai organisme Maiyah, orang-orang Maiyah memiliki kecenderungan untuk saesekali berkumpul sesama jamaah Maiyah, baik secara rutin mingguan ataupun bulanan. Berdasarkan kemudahan akses lokasi pertemuan, selain forum bulanan Kenduri Cinta yang berlokasi di Jakarta, penggiat dan jamaah Maiyah Kenduri Cinta juga rutin mengadakan pertemuan setiap Rabu di Teras Galeri Cipta 2, Taman Ismail Marzuki. Dari interaksi antar organisme Maiyah ini yang semula sebatas untuk keperluan persiapan teknis Maiyahan bulanan kemudian berkembang menjadi forum diskusi, koordinasi pendokumentasian, literasi termasuk reportase Maiyahan dan kegiatan-kegiatan keorganismean Maiyah lainnya. Secara alami kepengurusan penggiat Kenduri Cinta terbentuk untuk keperluan penataan, kerapihan dan keteraturan dalam menjalankan dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan keorganismean Maiyah. Selamat menjalankan tugas keorganismean kepada seluruh penggiat Kenduri Cinta pada kepengurusan 2016-2018. Salam Maiyah. [AS]