Kenduri Cinta Dalam Poster

GENAP 12 edisi Kenduri Cinta sepanjang tahun 2018. Salah satu komponen yang melengkapi perjalanan Kenduri Cinta adalah Poster yang setiap bulan dirilis. Setelah disepakati melalui diskusi di forum Reboan, tema yang diangkat kemudian divisualisasikan dalam bentuk desain grafis. Bukan perkara mudah, tahapan kurasi yang dilakukan bahkan berlangsung dalam hitungan jam demi jam hingga akhirnya desain yang diajukan disetujui untuk dipublikasikan. Proses kurasi tidak hanya mempertimbangkan kesesuaian desain dengan tema, namun juga bagaimana nilai-nilai Maiyah juga mampu tervisualisasikan dalam setiap poster yang dirilis pada setiap edisi Kenduri Cinta.

Poster merupakan bagian penting dari Kenduri Cinta yang tidak dapat dipisahkan. Tema Kenduri Cinta yang merupakan hasil dari diskusi di Reboan harus mampu dituangkan dalam kanvas visual. Tema dan poster menjadi kekuatan tersendiri dalam menyampaikan sebuah ide dan gagasan. Dan seperti yang kita ketahui, tema-tema yang diangkat Kenduri Cinta seringkali menggunakan frasa-frasa yang tidak lazim dan multitafsir. Belum lagi, waktu yang dimiliki desainer poster Kenduri Cinta sangatlah singkat, sementara proses kurasi poster pun juga berlangsung dalam kejaran waktu tenggat karena harus segera dipublikasikan. Sebuah tulisan Erik Supit yang berjudul “Bermain-main Dengan Bayang-Bayang” ini memberikan sedikit gambaran dinamika pembuatan Poster untuk Kenduri Cinta.

Sejak awal kemunculan Kenduri Cinta, publikasi agenda dalam media visual berupa Poster sudah dilakukan. Dengan terus mengikuti perkembangan zaman, Poster yang dirilis pun menyesuaikan tren sedang berlangsung. Bahkan, di tahun-tahun awal Kenduri Cinta, media Poster dicetak dalam lembaran kertas dan disebarluaskan secara offline. Desain Poster Kenduri Cinta sebelum tahun 2013 sangat sederhana. Dengan latar berwarna hitam dan gambar yang abstrak, paduan warna tak pernah lebih dari 3 warna.

Dari desain Poster digital yang dibuat dengan menggunakan software Paint, desain tersebut kemudian diaplikasikan dalam sebuah media Poster yang saat itu berupa kain dengan warna dasar hitam, kemudian desain gambar dilukis dengan menggunakan cat. Setelah gelaran Kenduri Cinta, gambar tersebut dihapus dengan menggunakan minyak, kemudian kain tersebut disimpan, untuk digunakan kembali pada edisi selanjutnya. Pada masa-masa ini, proses pengerjaan Poster berlangsung dengan tahapan demi tahapan yang cukup lama hingga akhirnya kain besar berwarna latar hitam itu dipasang di etalase Taman Ismail Marzuki.

Tak heran, pada medio sebelum 2013 kain Poster yang terpasang di etalase tampak sisa-sisa bekas gambar tema bulan sebelumnya. Baru kemudian pada awal tahun 2013, media poster yang semula menggunakan kain, beralih menjadi digital printing. Eksplorasi Kenduri Cinta atas ruang visual semakin kaya. Tema berpadu padan dengan olah grafis yang kuat menjadi suguhan sempurna.

Gaya poster Kenduri Cinta hingga saat ini terasa kental nuansa surealisme. Sebuah gelaran kolosal nan megah. Surealisme adalah gerakan budaya yang dimulai pada awal 1920-an, dan terkenal karena karya-karya seni visual serta tulisan-tulisan. Pusat paling penting dari gerakan itu adalah Paris. Beberapa kali desain poster Kenduri Cinta menggunakan nuansa Pop-Art. Sebuah genre desain yang berasal dari kata Popular Art merupakan aliran seni yang emanfaatkan symbol-simbol dan gaya visual yang tumbuh di Inggris pada tahun 1950-an. Ciri khas Pop-Art adalah penggabungan gambar serta permainan warna yang berani, kadang disertai penggunaan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan yang ingin diserukan.

Sepanjang tahun 2018 dengan 12 edisi Kenduri Cinta maka juga terlengkapi sebanyak 12 desain Poster yang dirilis. Pada setiap edisinya, tema Kenduri Cinta tervisualisasikan dalam media Poster yang dirilis. Misalnya di awal tahun 2018, melalui tema “Amenangi Zaman Now”, Kenduri Cinta yang saat itu dihadiri oleh KiaiKanjeng, maka desain Poster yang dirilis juga tidak hanya mewakili tema yang diangkat, namun juga bagaimana KiaiKanjeng dapat pula direpresentasikan dalam media Poster itu sendiri. Desain yang juga diaplikasikan di Kenduri Cinta edisi Desember 2018, simbol-simbol alat musik Gamelan KiaiKanjeng menjadi salah satu unsur yang ditampilkan dalam Poster yang dirilis.

Pada setiap Poster yang dirilis, tidak hanya memberikan informasi berupa tema yang diangkat, atau juga kelengkapan informasi berupa tanggal, waktu dan lokasi acara. Tetapi juga menjadi salah satu media yang mampu membikin penasaran bagi audiens Kenduri Cinta sendiri. Apresiasi demi apresiasi selalu muncul dari jamaah, hal ini menjadi pertanda bahwa memang Poster Kenduri Cinta yang dirilis selalu memancing perhatian orang, bahkan menjadi salah satu item yang ditunggu-tunggu.

Pada Kenduri Cinta edisi ulang tahun ke-18, melalui tema “Fastabiqul Haibat”, nilai-nilai yang dituangkan melalui Poster yang dirilis saat itu adalah bagaimana Kenduri Cinta yang sudah berlangsung hingga tahun ke-18 sama sekali tidak dalam rangka memperlombakan kehebatan, namun justru pada pencapaian perjalanan tahun ke-18, Kenduri Cinta menumbuhkan sebuah kesadaran betapa manusia adalah makhluk yang masih jauh dari sempurna, sehingga tak ada gunanya antar manusia mengungguli manusia yang lainnya.

Unsur-unsur nasionalisme juga tak luput dari desain Poster Kenduri Cinta yang dirilis. Tentu saja disesuaikan dengan tema yang diangkat. Seperti pada tema “Tak Kunjung Negara” dan “Serigala Berhati Domba”. Lambang negara berupa bendera merah putih menjadi simbol yang terwakilkan dalam ruang publikasi media visual. Adalah sebuah keniscayaan dalam setiap gelaran Sinau Bareng di Kenduri Cinta untuk kita membicarakan Indonesia, maka pada beberapa edisi simbol-simbol yang mewakili Indonesia pun disematkan.

Begitu juga ketika Kenduri Cinta merespons fenomena alam gempa bumi yang sempat terjadi di tahun 2018, bukan sekadar simbol fenomena alam saja yang divisualisasikan, namun nilai-nilai Maiyah yang menandakan bahwa ada hubungan yang erat antara manusia dengan alam juga divisualisasikan melalui desain yang apik. Tidak njlimet, namun pesan yang hendak disampaikan mampu diterima dengan baik oleh audiens.

Pada setiap elemen yang menjadi kelengkapan Maiyahan di Kenduri Cinta selalu tersajikan nilai-nilai yang bertujuan untuk disampaikan kepada publik. Maka, Poster yang dirilis pada setiap gelaran Kenduri Cinta ini pada akhirnya juga menjadi salah satu media bagi kita bersama untuk Sinau Bareng.