Tak Pernah Tak Lahir Kembali

jaburan edisi kesembilan

SALAH satu idiomatik pemahaman mengenai puasa adalah bahwa orang yang berpuasa itu menjadi bayi lagi, sehingga hari raya idul fitri itu sebenarnya adalah birthday. Ini juga kentongan, ini juga cara kita untuk berlatih, karena sesungguhnya setiap orang itu tidak pernah tidak lahir kembali. Ketika kita belum mengerti ini “alif” ini “ba”. Ketika kita sebelum mengerti ini  “A” ini “B” ini “C” ini “D”.

Kita menjadi lahir ketika kita tahu “A”. anak saya yang berumur dua tahun saya ajak kemana saja, mau ke mall, mau ke air terjun, mau ke gunung, mau kemana, dia tidak memiliki persepsi, perumusan, deskripsi atau apapun yang menyangkut gunung dan apapun yang dia lihat. Tapi, begitu dia memahami, oh itu gunung, itu sungai, dia lahir.

Jadi, sesungguhnya setiap masuknya file baru di dalam saraf otak manusia itu sebuah kelahiran baru. Oleh karena itu definisi mati bukan berhentinya jantung tapi berhentinya fungsi saraf kesadaran, saraf analisis, saraf pencerapan tehadap kiri kanannya. Begitu  itu tidak berfungsi maka seseorang dinyatakan mati di dalam kedokteran.

Setiap hari kita lahir. Dan orang kalau tidak pernah lahir, mustahil dia nggak pernah lahir, dia pasti memiliki ilmu baru, pemahaman baru setiap hari, tapi kalo orang menyadari dia harus lahir lagi, harus lahir lagi, maka dia akan sangat banyak ilmunya dan orang yang paling banyak ilmunya. Dan orang yang paling matang adalah orang yang paling rajin membunuh dirinya kemudian untuk bisa melahirkan dirinya kembali, membunuh tentu saja tidak dalam arti fisik, tapi membunuh kesadaran lama dengan melahirkan kesadaran baru.