Puasa dan Kemerdekaan

Jaburan edisi kelima

KITA INI terlanjur mengira diri kita ini orang modern, dan orang modern itu paling romantis sama kemerdekaan, kalau sudah dengan kata kemerdekaan, itu melebihi Tuhan. Pokoknya kemerdekaan-kemerdekaan, kebebasan-kebebasan itu makanan yang paling enak bagi orang modern. Dan kalau kita melihat dari mata pandang puasa itulah kebodohan yang sebodoh-bodohnya, manusia itu tidak kuat untuk merdeka.

Anda itu maunya pakai baju semua satu mall, tapi kan bisanya anda hanya pakai baju satu, kaos satu. Kemampuan anda cuma segitu, anda mau pakai sepuluh lapis baju juga tidak kuat, anda maunya kawin dengan seribu wanita duabelas ribu bidadari tapi anda kuatnya cuma satu. Anda maunya hidup seribu tahun lagi tapi anda tidak punya kekuatan untuk menentukan hidup anda. Jadi sesungguhnya dibidang apa saja itu prisip yang utama bukanlah kemerdekaan tetapi kepandaian untuk peka dan titen terhadap keterbatasan.

Puasa itu sangat melatih kita untuk belajar memahami keterbatasan-keterbatasan hidup, sesungguhnya semua ilmu-ilmu tinggi itu adalah ilmu mengenai batas-batas. Apa saja olahraga, ilmu silat, ilmu sosial itu semua atau ilmu pasti atau apapun saja sesungguhnya itu semua adalah rumusan mengenai batas-batas. Sehinga ilmu yang terpenting didalam kehidupan ini bukanlah kemerdekaan tetapi ilmu batas. Kita merdeka untuk mengetahui batas, kita merdeka untuk berhenti pada batas tertentu.