Mukadimah: KEHINAAN YANG MEMPESONA

Mukadimah Maiyah Re-Legi edisi Desember 2015

1450595568199 copy

Selebritas, keketuaan, jabatan dan kejayaan adalah pesona yang menjadi orientasi utama kehidupan manusia. Kalau pun tidak seluruh zaman, paling tidak pada zaman yang kita alami sekarang ini. Apalagi, sejak diperkenalkan demokrasi dan teknologi komunikasi berbasis gambar. Orang dengan mudah dibuat terpesona hanya oleh gambar, slogan dan jabatan yang tertera di bawah nama. Milan Kundera, beberapa puuh tahun lalu memperkenalkan imagologi yang lebih kurang berkait dengan citra. Seseorang saat ini bukanlah apa yang sejatinya dia lakukan dan alami. Namun seseorang adalah apa yang dia unggah di media sosial.

Maka tidak perlu heran jika seseorang yang baru beberapa bulan lalu pamer kesalehan di media sosial saat melakukan umroh di tanah suci kemudian tertangkap tangan sedang bertransaksi seksual. Para petinggi partai politik yang sangat Islam kemudian ternyata terjerat korupsi. Jangan heran pula jika ada sekelompok mahasiswa yang membawa nama agama bepergian untuk kongres dengan membawa puluhan parang. Maka, pesona yang membawa nama “agama” dan “jabatan” itu pun seperti mendadak jatuh ke jurang kehinaan.

Mengapa fenomena ini terjadi? Apakah ada keterputusan antara ibadah dan perilaku? Atau ada logika semacam transaksi hutang dimana kesalahan dibayar dengan amal baik? Dan ini terjadi terus menerus. Cukupkah mengenali manusia melalui tanpa bertemu dengannya? Cukupkah berdebat hanya melalui media sosial? Atau membaca di internet kemudian merasa cukup berilmu dan menyebarkan kemana-mana?

Yuk, kita gali lebih dalam dalam Maiyah Rebo Legi, Selasa 22 Desember 2015 jam 20.00 di beranda Masjid An Nur Polinema. Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang. Bersama Cak Fuad, Cak Dil, Pradana Boy dan Jamaah Maiyah.