Mengambil Spirit Inna Ma’a-l-‘Usri Yusron

APABILA ADA sebuah formula obat yang dapat menyembuhkan semua jenis penyakit, pastinya setiap orang yang sakit akan berusaha untuk mendapatkan formula itu. Namun dengan ditemukannya formula obat itu,  apakah serta-merta industri farmasi akan segera memproduksinya secara massal? Begitu juga dengan para Dokter, apakah mereka akan antusias untuk memberikan resep obat itu kepada yang sakit? Bagaimana pula pengaruhnya dengan kehidupan masyarakat, apakah dengan ditemukannya obat segala penyakit ini akan dapat menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik? Kalaupun benar formula obat dari segala penyakit itu ditemukan, mereka yang akan memproduksi dan mendistribusikannya akan langsung berhadapan dengan industri penyembuhan penyakit yang saat ini sudah ada.

Obat segala penyakit memang belum terbukti ada, penelitian obat ini mungkin sudah berlangsung. Klaim-klaim penemuan formula obat semacam ini mungkin akan bermunculan, namun tahap selanjutnya adalah pembuktian kebenarannya. Hingga saat ini, variasi obat dibuat sedemikian rupa secara spesifik hanya untuk tiap-tiap jenis penyakit dan untuk tahap-tahap pengobatan tertentu. Dokter harus mendiagnosa jenis penyakit dari pasiennya sebelum melakukan tindakan medis atau memberikan resep untuk pengobatan yang tepat. Luka fisik yang nampak akan ditangani dengan cara yang berbeda dengan sakit akibat disfungsi organ tubuh bagian dalam. Penanganan pasien dengan tindakan medis yang tidak tepat atau karena kekeliruan resep dapat berakibat sakit yang diderita pasien tidak kunjung sembuh. Bahkan bisa berakibat malpraktek.

Solusi berbagai permasalahan kehidupan memiliki banyak kemiripan dengan cara penyembuhan penyakit. Berawal dari adanya keluhan rasa sakit, diagnosa, pengobatan dan penyembuhan. Dokter sebatas memberikan tindakan medis dan memberikan resep obat berdasarkan pengalamannya supaya dikonsumsi pasien. Tindakan medis dan resep obat yang tepat sangat membantu dalam proses penyembuhan, namun kesembuhan si pasien tergantung dari daya tahan tubuh untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya dan daya tahan tubuh ini diluar kemampuan Dokter bahkan diluar kemampuan si pasien itu sendiri. Dan yang lebih penting lagi adalah kesadaran bahwa ada Sang Maha Menyembuhkan yang memiliki hak penuh untuk menyembuhkan penyakit yang diderita oleh pasien, kesadaran Dokter juga diperlukan bahwa dirinya hanyalah perantara dari kesembuhan penyakit itu. Dokter bukanlah faktor primer dari kesembuhan penyakit yang diderita oleh seorang pasien.

Kompleksitas penyakit dan permasalahan kehidupan semakin bertambah seiring perkembangan zaman. Setiap individu berusaha mencari solusi untuk masalah yang dialaminya dan kemungkinan permasalahannya berbeda-beda. Adanya kesamaan masalah yang dihadapi oleh sekelompok orang dapat mempermudah orang-orang itu bekerjasama mensolusikan masalah mereka. Namun keberadaan orang yang menganggap tidak adanya masalah dalam kelompok itu justru mempersulit usaha kelompok dalam membuat solusi bersama.

Maiyah lahir dan tumbuh ditengah masyarakat modern yang kedaulatan dan martabatnya semakin tenggelam oleh banjir konsumerisme dari arus pasar bebas globalisasi. Ditengah masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang semakin hanyut oleh ekonomi-liberal sehingga tidak lagi mampu membedakan antara pusaka (agama),  pedang (politik) dan pisau (ekonomi), Cak Nun menampung berbagai keluh-kesah orang-orang yang merasa ada yang tidak beres dengan keadaan ini. Cak Nun memformulakan solusi segitiga cinta sebagai formula untuk solusi berbagai permasalahan kehidupan. Formula ini adalah akar dari keberadaan Maiyah, dengan segitiga cinta Allah SWT sebagai puncak segitiga, Rasulullah SAW dan kita sebagai hamba. Didalam segitiga itu, berbagai urusan kehidupan lengkap dengan persoalan dan permasalahannya diletakkan berada sebagai bulatan didalamnya.  Solusi segitiga cinta diperkenalkan sejak awal Maiyahan ada dan bersifat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai solusi praktis dalam berbagai urusan kehidupan baik itu bersifat pribadi, urusan keluarga, urusan pekerjaan, hingga urusan sosial masyarakat berbangsa dan bernegara.

Segitiga Cinta sudah sejak awal diperkenalkan di Maiyah. Kesadaran akan kepasarahan total kepada Allah dengan metode gondelan klambine Kanjeng Nabi yang sudah seharusnya dilakukan oleh kita sebagai manusia merupakan sebuah kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan. Allah merupakan subjek utama dari keberlangsungan jagat raya ini. Allah memiliki saham penuh atas kehidupan alam semesta ini. Allah tidak akan merasa rugi sedikitpun seandainya seluruh makhluk ciptaan-Nya kufur. Pun begitu juga Allah tidak akan merasa laba andaikata seluruh makhluk-Nya taat, tunduk dan patuh. Adalah Rasulullah SAW; Nur Muhammad, Sang Kekasih Allah yang menjadi kunci keselamatan ummat manusia. Rasul akhir zaman yang sangat aziizuun alaihi maa anittum hariishun alaikum. Kekasih yang bahkan sangat sayang kepada manusia yang tidak pernah hidup bersamanya, sehingga ketika ajal datang, beliau bersuara lirih; Ummatii… Ummatii.. Ummatii…

Pada perjalanannya, solusi segitiga cinta akan mengalami pembuktikan dan memerlukan pengalaman personal yang memerlukan nafas panjang dengan penuh kesabaran. Segitiga Cinta adalah Obat yang sudah diformulasikan di Maiyah sejak awal. Formula yang benar-benar memposisikan Allah sebagai subjek utama dan paling primer, memposisikan Rasulullah SAW sebagai faktor utama yang sangat memperkuat posisi kita sebagai hamba Allah. Kebersamaan Maiyah pada prakteknya akan terus menerus mengalami pembuktian bersama dalam mengukur kebersediaan untuk tetap meletakkan kehidupan dunia ini sebagai bulatan universitas kehidupan didalam segitiga cinta. Kesadaran total dalam spirit Inna ma’a-l-‘usri yusron, bahwa dalam setiap kesulitan yang kita hadapi, sesungguhnya sudah terdapat kemudahan, sudah disediakan obatnya, sudah disiapkan solusinya. Tetapi, manusia harus tetap berjuang, terus berjuang untuk menemukan ketepatan dosis solusi yang sudah dipersiapkan itu. Sesederhana itu, selanjutnya adalah menanam, mengolah dan mendistribusikannya.