KALEIDOSKOP: Kenduri Cinta 2019

TIDAK TERASA, sudah sampai kita di penghujung tahun 2019. Perjalanan satu tahun terasa begitu cepat berlalu, seolah-olah baru kemarin kita merayakan pergantian tahun 2018 ke 2019. Geliat Majelis Masyarkat Maiyah sepanjang tahun 2019 ini pun begitu dinamis, tak terkecuali dengan Kenduri Cinta.

Genap 12 edisi Forum Majelis Masyarakat Maiyah Kenduri Cinta terlaksana sepanjang  tahun 2019 ini. Tidak kurang dari 50 edisi Forum Reboan juga terlaksana, forum rutin mingguan yang menjadi dapur dari Kenduri Cinta bulanan itu sendiri. Para penggiat Kenduri Cinta memiliki sebuah pijakan bahwa Kenduri Cinta bulanan adalah Forum Reboan yang diperbesar. Bagi penggiat Kenduri Cinta yang setiap bulan berjibaku menangani persiapan teknis Kenduri Cinta, Maiyahan tidak harus menunggu sebulan sekali, karena setiap Rabu malam, mereka berkumpul di forum Reboan untuk Sinau Bareng.

Penggiat Kenduri Cinta adalah Jamaah Maiyah yang memilih untuk selangkah maju lebih kedepan, yang menemukan kesadaran bahwa keberlangsungan Forum Majelis Masyarakat Maiyah seperti Kenduri Cinta ini membutuhkan dedikasi serta kontribusi, baik tenaga, waktu dan juga pikiran.

Dari hal yang teknis misalnya, tenda, panggung, sound system, serta karpet tidak mungkin turun dari langit begitu saja. Semua dipersiapkan dengan serius, mempertimbangkan banyak hal. Ketika tema Kenduri Cinta sudah disepakati, maka akan ada yang berbagi tugas untuk menyusun naskah Mukadimah sebagai pengantar diskusi, sementara yang lain ada yang juga bersiap mengolah visual grafis dari poin-poin yang mendasari sebuah tema, kemudian diterjemahkan dalam sebuah poster.

Kemudian ada yang bertugas untuk mengatur lalu lintas acara, menghubungi talent pengisi hiburan, mengkoordinir dan menata pembagian waktu yang tepat. Ketika forum berlangsung, ada yang sibuk menata distribusi konsumsi, mengontrol kedatangan narasumber, pengambilan foto dokumentasi, notulen jalannya diskusi sepanjang forum berlangsung, hingga pengkoordiniran petugas kencleng. Keseluruhan pertunjukan kolosal dalam satu malam pagelaran Kenduri Cinta diramu sedemikian rupa oleh anak-anak muda itu tanpa pamrih.

Para penggiat itu adalah anak-anak muda, pada rentang usia 20-35 tahun menjadi motor penggerak utama Komunitas Kenduri Cinta saat ini. Mayoritas dari mereka adalah kaum pekerja di Jakarta yang sehari-hari bergulat dengan kesibukan di tempat kerjanya masing-masing. Ada yang bekerja sebagai Guru, Karyawan Swasta, ASN, Pedagang hingga driver Ojol. Kehidupan Jakarta yang keras tidak menyurutkan semangat anak-anak muda ini untuk terus menjaga keberlangsungan forum Kenduri Cinta ini. Mereka yang setiap pagi, keluar dari rumah, kontrakan atau kos mereka, menghadapi kemacetan Ibukota, belum lagi dinamika pergaulan di tempat kerja mereka yang pasti penuh gesekan, pada akhirnya mereka tetap bertekad untuk meluangkan waktu, tenaga dan pikiran mereka di Kenduri Cinta.

Reboan, Sumbu Kompor Kenduri Cinta

DI ANTARA nilai-nilai Maiyah adalah urip bebrayan, sesrawungan, bergaul satu dengan yang lainnya. Berangkat dari sebuah entitas kecil pada Komunitas Kenduri Cinta, nilai-nilai Maiyah tertanam secara alami pada diri setiap penggiatnya. Tanpa adanya nilai-nilai luhur tersebut, mustahil Kenduri Cinta bisa bertahan hingga hari ini yang menginjak 2 dekade perjalanannya.

Kenduri Cinta bukan sekadar tempat singgah, tetapi sudah menjadi rumah bersama. Para penggiat yang berkumpul setiap Rabu malam dalam Forum Reboan di Teras Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki ini tidak semata-mata menjadikan Forum Reboan hanya sebagai media tatap muka saja. Ikatan silaturahmi terjalin satu dengan yang lainnya, secara alami menemukan nuansa kekeluargaan, membangun keakraban satu dengan yang lainnya, tanpa ada paksaan, tanpa ada pamrih, tanpa ada ekpektasi. Bisa jadi, keikhlasan dan ketulusan mereka, serta tidak ada pamrih apa-apa, justru itu yang menjadikan ikatan persaudaraan mereka awet.

Ketika berkumpul di Forum Reboan, para penggiat pun berbagi tugas, siapa yang memoderasi forum, yang memantik diskusi, mencatat poin-poin penting dan lain sebagainya. Dipersiapkan secara serius, sehingga ketika menyelenggarakan Kenduri Cinta bulanan pun mereka tidak gagap, karena rutinitas-rutinitas teknis selalu mereka kerjakan setiap minggunya di Forum Reboan. Bahkan tidak jarang, ketika Forum Reboan disudahi, beberapa dari mereka masih betah melantai untuk sekadar cangkruk, ngobrol ringan, ditemani segelas kopi dan rokok. Padahal, esoknya harus kembali masuk kerja di kantor masing-masing. Begitu alaminya ikatan persaudaraan yang terbangun di Komunitas Kenduri Cinta.

Kenduri Cinta, Reboan Yang Diperbesar

SEPANJANG 2019 ini, genap terselenggara 12 edisi Kenduri Cinta. Tema-tema sepanjang 2019 digelar; Indonesyariah, Nabi Dholim, Neither Nor, Al Birr, Dosa Kejujuran, Tanah Air Allah, Presiden Sejati Pujangga Abadi, Manusia yang mana kamu?, Jahil Murokkab, Negara Ta’lih, Radikalitas Maiyah, dan Darurat Akal Tidak Sehat. Tema-tema yang menjadi pemantik awal helatan Kenduri Cinta pada 2019 ini.

Tema-tema tersebut merupakan hasil diskusi di Forum Reboan, yang kemudian dirumuskan lebih detail dan dikerucutkan. Cak Nun pun selalu terlibat dalam proses usulan tema-tema Kenduri Cinta selama ini. Hasil diskusi di Forum Reboan selalu kita update ke Cak Nun, hingga kemudian Cak Nun ikut sumbang saran dan usulan mengenai tema di Kenduri Cinta. Bahkan, tidak hanya tema saja, Cak Nun juga sering memberikan bekal tambahan workshop untuk dilaksanakan di Kenduri Cinta. Beberapa jamaah sepanjang tahun 2019 ini pun terlibat dalam sesi workshop yang poin-poin utamanya disusun langsung oleh Cak Nun sendiri.

Karena sebenarnya tema-tema tersebut adalah bahasan yang didiskusikan di forum Reboan, maka pijakan Penggiat Kenduri Cinta adalah bahwa Maiyahan bulanan di Taman Ismail Marzuki adalah forum Reboan yang diperbesar skalanya. Secara teknis hanya ditambah beberapa item; Tenda, Sound System, Panggung dan Karpet. Tapi secara muatan diskusi dan ilmu, sebenarnya sama dengan forum Reboan. Bahkan, di forum Reboan beberapa tema dibahas dalam diskusi yang tak kalah serius. Forum Reboan juga menjadi arena pembelajaran bagaimana Penggiat Kenduri Cinta mengasah mental untuk bisa memandu forum yang lebih besar, seperti Maiyahan Kenduri Cinta bulanan.

Tema diskusi yang digelar di Kenduri Cinta sepanjang 2019 tidak melulu merespons isu-isu terkini. Justru lebih banyak tema yang diangkat adalah tema-tema yang bersifat refleksi ke dalam, sebagai bahan evaluasi internal pada skala masing-masing individu Jamaah Maiyah Kenduri Cinta. Kasak-kusuk isu politik sudah semakin melelahkan dan membosankan, Kenduri Cinta merasa perlu untuk mengajak semua yang hadir untuk berkontemplasi, mengenali diri, menggali kembali nilai keluhuran manusia. Karena tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang, kita semua akan menghadapi kompleksitas persoalan hidup yang tidak mudah. Dan sepanjang 2019 ini, Cak Nun, Syeikh Nursamad Kamba, Ust. Noorshofa, Kyai Muzammil, Mas Ian L. Betts dan narasumber lain telah membekali kita semua untuk bersiap menghadapi kompleksitas zaman ini.

Sepanjang tahun 2019 ini, Kenduri Cinta menyelenggarakan 1 event besar; Penyerahan Ijazah Maiyah kepada 3 Pujangga; Taufik Ismail, Sutardji Calzoum Bachri dan Iman Budi Santosa. Ijazah Maiyah adalah sebuah penghargaan yang tinggi kepada manusia-manusia yang penuh keluhuran, manusia-manusia yang masih menjaga nilai kemanusiaan dan kemurnian hati, yang menjadi teladan bagi generasi muda saat ini. Mereka adalah orang tua yang masih kita butuhkan petuah-petuahnya, nasihat-nasihatnya, karena mereka lebih dahulu mengalami era yang jauh lebih sulit dari apa yang kita alami hari ini.

Panggung Kenduri Cinta juga menjadi ajang tampilnya para seniman-seniman untuk menampilkan karya-karya mereka. Tidak kurang, sepanjang 2019 sebanyak 20 musisi telah tampil di Kenduri Cinta membawakan karya-karya mereka. Kenduri Cinta juga menjadi panggung puisi bagi mereka yang memiliki karya-karya puisi. Donny KiaiKanjeng, Raras Ocvi, Krist Segara, Pandji, Wakijo Lan Sedulur, Bobby Semberengen, Pandan Nanas, Rames Kalipasir Band dan grup musik lain berkesempatan tampil tahun ini. Kesenian tradisional dari daerah pun tampil di Kenduri Cinta di tahun 2019 ini; Tari Topeng Losari oleh Mbak Nani dan Cowongan Banyumas oleh Ki Titut Edi.

PADA TAHUN INI, sempat juga Kenduri Cinta mengalami sedikit kendala dalam penggunaan area Taman Ismail Marzuki sebagai tempat pelaksanaan Maiyahan. Revitalisasi Taman Ismail Marzuki sendiri memang berdampak secara langsung dengan penyelenggaraan Maiyahan Kenduri Cinta. Sempat harus berpindah-pindah, dari area Plaza Taman Ismail Marzuki yang berada di depan ke area Plaza Teater Besar Taman Ismail Marzuki yang saat ini digunakan. Pihak UP PKJ Taman Ismail Marzuki awalnya menyarankan agar Penggiat Kenduri Cinta untuk segera mencari tempat baru.

Yang menjadi pertimbangan Penggiat Kenduri Cinta bukan hanya sekadar sebuah tempat yang bisa digunakan untuk meyelenggarakan Maiyahan, lebih dari itu, ikatan Kenduri Cinta dengan Taman Ismail Marzuki secara historis sendiri sudah sangat dekat secara kekeluargaan. Selain itu, Taman Ismail Marzuki adalah tempat yang secara kondisi kultur budaya dan sosiologis di Jakarta adalah tempat yang netral, tidak terafiliasi dengan kepentingan politik manapun.

Alhamdulillah, setelah penggiat Kenduri Cinta dan Kepala UP PKJ Taman Ismail Marzuki duduk bersama, disepakati sebuah solusi agar Kenduri Cinta menggunakan Plaza Teater Besar Taman Ismail Marzuki. Yang juga tidak kalah penting adalah bahwa Maiyahan Kenduri Cinta adalah forum bersama, pihak Taman Ismail Marzuki telah menyediakan tempat, kemudian penggiat Kenduri Cinta bertanggung jawab atas kelancaran terselenggaranya Maiyahan bulanan ini. Tak lupa, pihak Kebersihan dan Kemananan juga DISHUB DKI yang bertanggung jawab urusan parkir kendaraan juga terlibat. Semua pihak bertanggung jawab untuk bersama-sama menjaga kenyamanan dan ketertiban sepanjang penyelenggaraan.

Tidak ketinggalan, para pedagang kaki lima juga dilibatkan. Mereka tidak hanya diberi kesempatan untuk menjajakan dagangan mereka. Penyelenggaraan Kenduri Cinta seperti hari raya bagi semua orang. Jamaah Maiyah di Jakarta dan sekitarnya merayakan kegembiraan bertemu dengan jamaah yang lainnya, pedagang pun demikian, mereka kebagian berkah dari ikatan silaturahmi jamaah Maiyah Kenduri Cinta. Omzet dagangan mereka tentu saja lebih banyak dari hari biasanya. Dan ketika selesai acara, para pedagang pun turut membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Berkah untuk semuanya.

BEGITU PULA dengan jamaah, ketika mereka datang, karpet sudah tergelar, tenda sudah berdiri, sound system sudah tertatat. Mereka datang, kemudian memilih tempat duduk di area yang luas, menikmati suasana forum. Ketika ada jeda hiburan musik, penggiat Kenduri Cinta berkeliling membawa kardus kencleng. Jamaah berkontribusi melalui uang yang mereka kumpulkan melalui kardus kencleng tersebut. Dari hasil pengumpulan uang itulah digunakan untuk membayar sewa perlengkapan teknis seperti Sound System, Tenda dan Panggung. Dan setelah acara usai, jamaah pun terlibat dalam proses membersihkan sampah-sampah yang berserakan dan juga melipat kembali karpet yang sebelumnya menjadi alas duduk mereka. Kesadaran bersama bahwa forum Kenduri Cinta ini berlangsung bukan hanya menjadi tanggung jawab para penggiat Kenduri Cinta saja, tetapi menjadi tanggung jawab bagi siapa saja yang datang di Kenduri Cinta.

Di tahun 2019 ini, Penggiat Kenduri Cinta pun melaksanakan Rapat Kerja Komunitas Kenduri Cinta, membahas pencapaian yang sudah terlaksana dan juga membicarakan hal-hal yang belum terlaksana. Organisme Komunitas Kenduri Cinta diusahakan untuk terus berjalan beriringan dengan terselenggaranya Maiyahan Kenduri Cinta setiap bulannya. Komunitas Kenduri Cinta pun bersinergi dengan Progress dan Redaksi Caknun.com di Kadipiro, juga dengan Simpul Maiyah lainnya yang tersebar di beberapa daerah, baik di Indonesia maupun luar negeri.

Sepanjang 2019 ada peningkatan dan perbaikan di sana-sini, namun juga masih banyak yang perlu ditutupi kekurangannya di bagian yang lain. Satu tahun yang penuh dengan dinamika yang tentu saja semakin mendewasakan para penggiat Kenduri Cinta khususnya dan Jamaah Maiyah secara umum. Kembali lagi, Kenduri Cinta adalah forum kita bersama, bukan hanya bagi segelintir orang saja. Maka, keberlangsungan Kenduri Cinta adalah tanggung jawab kita bersama-sama. Kenduri Cinta juga menjadi wajah kita semua.