Emha: Pastikan Dulu Salahnya, Baru Maafkan

Liputan6.com, Jakarta — Amien Rais kembali meminta agar rakyat memaafkan kesalahan mantan Presiden Soeharto. Menurut mantan ketua MPR tersebut, ini dilakukan karena sudah empat presiden tidak bisa menyelesaikan kasus hukum Pak Harto sehingga perlu ada pendekatan di atas hukum. “Kita beri maaf. Adapun koridor hukum bakal ditempuh, silahkan. Tetapi kalau sampai meninggal tanpa action apapun, buat dunia internasional itu agak aneh,” tutur Amien dalam dialog In Memoriam Pak Harto di SCTV, Ahad (27/1) malam.

Amien menjelaskan, seruan agar rakyat memaafkan Pak Harto didasarkan atas pelajaran moral dari para Nabi. “Mereka itu pemimpin sejati yang memberikan maaf,” jelas Amien. Namun Amien mengaku seruan itu bukan paksaan “Yang mau memberikan maaf silahkan, tidak juga tidak apa-apa,” tambah dia.

Mengenai perlu tidaknya memaafkan Pak Harto, menurut budayawan Emha Ainun Najib ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, melalui pengadilan sehingga bisa diketahui mana benar atau salahnya Pak Harto. Namun jika pengadilan tidak bisa, dapat dilakukan investigasi atau penelitian ilmiah. Ini untuk diketahui dimana letak kesalahan Pak Harto. “Jadi kalau mau dimaafkan oleh masyarakat, masyarakat harus tahu apa yang dimaafkan,” ucap Cak Nun. Sama seperti Amien, soal memaafkan Pak Harto, menurut Emha adalah urusan masing-masing individu. Baik Amien maupun Emha berharap, meninggalnya Pak Harto diharapkan bisa dijadikan pelajaran bagi bangsa Indonesia. Jangan sampai negara ini mengulang kasus seperti Sukarno dan Pak Harto. Dimana kedua pemimpin tersebut dikultuskan.

“Jangan pernah ada lagi seorang pimpinan yang dieluk-elukan, dipuja dipuji, serta dibenarkan terus dan akhirnya ujung-ujungan kehancuran bersama,” kata Amien. “Supaya kita tidak terus menerus hanya memperlakukan orang, apakah itu presiden atau tukang becak dengan satu maniak psikologis yang akan merugikan kita sendiri,” tambah Emha.

(Sumber: BOG/Tim Liputan 6, 28/01/2008 02:47 SCTV)