From Uncategorized

Mukadimah: MANUSIA MUHAMMAD

Supaya menjadi Fathonah kita harus terlebih dahulu Shiddiq, yaitu hidup bersungguh-sungguh dalam berbagai hal. Kemudian karena kesungguhan itu maka orang-orang yang sering berinteraksi akan mengakuinya sebagai orang jujur dan layak dipercaya.  Lantas ketika diberi kepercayaan untuk menangani berbagai urusan mampu Amanah dan selalu merampungkan dengan baik. Baru kemudian orang itu layak untuk Tabligh. Maka jadi lucu ketika ada orang yang mengkampanyekan dirinya amanah tapi orang itu tidak amanah apalagi orangnya tidak bersungguh-sungguh dalam menjalani hidup. Untuk itu eskalasi penerapan secara urut menjadi sangat perlu bagi setiap orang yang mengaku sebagai umat pengikut Rasulullah.

Mukadimah: BANGSA BRAHMANA

Sebagai sebuah bangsa yang besar, pemimpin negara adalah putra terbaik bangsa yang terpilih untuk mengurusi rumah tangga bangsa. Adanya sudah semestinya, tidak perlu bersolek dia sudah berwibawa. Tidak perlu pura-pura garang, dia pembawaannya memang berkarisma. Di kancah internasional, di antara negara-negara tetangga, keberadaannya dinantikan sebagai peran utama. Hadirnya mendamaikan mencerminkan besar bangsa yang telah melahirkannya. Bangsa yang memangku peradaban bumi, bangsa yang berkuasa tapi kekuasaannya bukan untuk menindas.

Mas Beben, Selamat Bertemu Audiensmu yang Utama

Jazz merupakan manifestasi kegelisahan orang kulit hitam yang pada masa itu berada dalam tekanan hidup sehingga mereka hanya bisa bebas di dunia musik. Kebebasan itu terwujud dalam improvisasi yang sifatnya spontan. Filosofi Jazz adalah bermain sambil mendengar. Anatomi musik Jazz selalu memberikan kesempatan orang untuk ngomong. Di dalam Jazz ada tema yang bisa dimainkan dalam bentuk instrumental maupun nyanyian.

Arena Tinju Pak Nevi

Persahabatan Pak Nevi dengan Cak Nun sejak usia sangat belia. Pak Nevi dan Pak Joko Kamto, yang tergabung dalam Karawitan Dipowinatan, sebagai cik

Mulat Saliro, Momentum Refleksi Diri

Mulat saliro, digambarkan sebagai momentum untuk berkaca pada diri sendiri. Teman-teman Maneges Qudroh dalam menapaki perjalanan di tahun ke delapan ini sebenarnya juga sedang mengajak bangsa Indonesia untuk berkaca kembali ke dalam dirinya. Karena bangsa ini sudah terampau jauh dari dirinya yang sebenarnya. Hari ini, bangsa ini tidak benar-benar menjadi dirinya sendiri. Bangsa ini sudah jauh meninggalkan dirinya yang sejati. Bangsa ini sudah kehilangan kewaspadaan dalam dirinya. Sehingga sudah tidak peka lagi terhadap sesuatu yang berada di sekitar dirinya, apalagi memilah mana yang baik dan mana yang buruk, karena semakin terbiasa untuk memilih mana yang enak dan mana yang tidak enak.

Gunung Jangan Pula Meletus

“Dunia bukan tempat utama pementasan manusia. Kalau bagimu orang yang tidak mati adalah selamat sehingga yang mati kamu sebut tidak selamat, buang dulu Tuhan dan akhirat dari konsep nilai hidupmu. Kalau bagimu rumah tidak ambruk, harta tidak sirna, dan nyawa tidak melayang, itulah kebaikan; sementara yang sebaliknya adalah keburukan-berhentilah memprotes Tuhan, karena toh Tuhan tak berlaku di dalam skala berpikirmu, karena bagimu kehidupan berhenti ketika kamu mati.”