Tahun Baru, Ilmu Baru

Beberapa hari sebelum menjelang momen perayaan tahun baru 2014, tepatnya tanggal 25 Desember 2013 diadakan workshop salawat untuk para TKW yang dipandu oleh Zainul dan Imam Fatawi dari Kiai Kanjeng. Para TKW antusias mengikuti workshop yang meliputi makna, mekanisme, dan teknik melantunkan salawat, beberapa salawat dilatihkan bersama, juga dengan kolaborasi tari dan gerak.

Pada Minggu (29/12) keesokan harinya, maiyahan Kenduri Cinta Hongkong ke-10 mengambil tema Tahun Baru Ilmu Baru, diadakan pada hari minggu, 29 Desember 2013, bertempat di Hing Wah Community Hall, Chaiwan. Acara diawali dengan pembacaan surat At-Tarhim ayat 1 sampai 4. Zainul mengajak jamaah membaca asmaul husna, kemudian bercerita sedikit mengenai Rasulullah.

Beberapa belas menit lewat dari pukul 11.00, Mbak Via menyapa jamaah sambil memperkenalkan Ampak, anak bungsunya. Sesudah nomor Bunga Mawar, kemudian Sabrang dan sekeluarga yang menyapa jamaah.

Selanjutnya, Zainul ikut membawakan nomor-nomor salawat dengan khusyuk, Imam Fatawi melanjutkan dengan menyanyikan lagu dangdut Cinta Bla Bla Bla… dengan gerak dan tari, disusul Mbak Via melantunkan Sayang Padaku dan beberapa lagu lainnya. Ampak pun ikut mempersembahkan satu lagu yang judulnya Ojo Ngece Ojo Dumeh.


Sebelum memperbincangkan permasalahan-permasalahan yang dialami para TKW di Hongkong, Cak Nun terlebih dulu mengajak bersama untuk membaca Al-Fatihah tiga kali. Al-Fatihah pertama untuk Rasulullah, kedua untuk seluruh keluarga para TKW di Indonesia, dan yang ketiga untuk seluruh keluarga Cak Nun, keluarga Zainul, dan keluarga Imam.

Al-Fatihah untuk Rasulullah, sebab beliau punya hak prerogatif yang tidak dimiliki oleh manusia lain. Rasulullah bisa menawar kepada Allah. Dengan selalu mendekat kepada beliau, kita akan mendapat manfaat dari hak istimewa itu.

Al-Fatihah untuk keluarga para TKW, sebab kondisi Indonesia saat ini sudah sangat tak menentu. Cak Nun memberikan pesan kepada jamaah untuk menghemat penghasilan mereka. Kacaunya perekonomian Indonesia mungkin masih akan terus berlanjut sampai tahun 2015, Dollar Amerika mungkin akan mencapai Rp 15.000. Maka ada baiknya punya simpanan Dollar sebagai antisipasi.

Membagi pengalamannya, Mbak Via sampaikan bahwa menabung yang paling aman adalah menabung dalam bentuk emas—tapi bukan emas perhiasan. Kalau situasi perekonomian terus memburuk, mungkin saja suatu saat sistem pertukaran komoditi akan kembali seperti yang terjadi pada jaman dulu, yaitu sistem barter. Dengan emas sekian gram, kita mendapat beras sekian kilogram. Kita semua berdoa agar jangan sampai terjadi kekacauan seperti itu, tapi kalaupun memang benar-benar terjadi setidaknya kita sudah siap.

Bukan hanya dalam bidang ekonomi kita harus waspada. Sekarang ini anak harus benar-benar dijaga baik fisik, pikiran, dan terutama akhlaknya. Jangan sampai mereka diculik, dikenai fitnah narkoba supaya bisa ditangkap—yang tidak jarang pelaku-pelakunya adalah polisi sendiri. Jangan sampai pikiran mereka teracuni tayangan-tayangan televisi yang merusak. Jangan sampai akhlak mereka hancur karena melihat apa yang dilakukan orang-orang di sekitar mereka. “Semoga anak-anak kalian menjadi generasi pertama yang membangkitkan Indonesia. Semoga Allah tidak memperkenankan mereka disentuh oleh setan.”

Cak Nun kemudian menyemangati jamaah dengan menelusuri kata-kata di bahasa Jawa yang ternyata tidak ada padanannya dalam bahasa Kantonis. Bukan untuk menang-menangan, tapi menjadi orang Jawa, menjadi orang Sunda, adalah perintah Allah kepada kita dan kita tak boleh melupakannya.

Ketika lahir kita sendiri, begitu pula ketika mati nanti. Merasa sendiri merupakan latihan kesejatian, sebab sejatinya manusia itu sendiri. Tapi Allah selalu ada.

Satu nomor Letto, Sebelum Cahaya kemudian dibawakan oleh Sabrang. Saat dulu menulis liriknya, Sabrang membayangkan orang yang sedang berputus asa dalam kegelapan, kemudian Tuhan menimang-nimangnya, memanggilnya “cinta” sambil bertanya: dulu ketika masih kecil kau penuh imajinasi, mengapa sekarang kau bersedih, di mana mimpi-mimpimu? Dalam hidup ini, kita menempuh sebuah perjalanan sunyi, yang tak bisa kita bagi dengan siapapun. Sebelum Cahaya adalah kalimat-kalimat Tuhan yang sedang membelai hati yang sedang merasakan kesepian dan kesendirian.

Sebelum ke sesi tanya-jawab, jamaah diajak bersama-sama menyanyikan lagu-lagu: Ruang Rindu, Sandaran Hati, Bunga Mawar, Dengan Menyebut Nama Allah, Taubat, dan Semau-Maumu. Setelahnya, jamaah diberi ruang untuk menanyakan atau memberikan pendapat tentang apa saja, disambung langsung dengan respon dari Cak Nun dan Sabrang.

Interaksi tersebut antara lain adalah;

1) Saya pernah bermimpi dituntun oleh orang tinggi besar, berpakaian serba putih, disuruh mencium Hajar Aswad. Saya baru berhasil setelah tiga kali mencoba. Apakah ini sekadar mimpi atau adakah artinya?

Yang pertama adalah anda harus pandai bersyukur. Sakit harus membuat kita bersyukur, membuat kita lebih dekat kepada Allah, begitu pula dengan sehat. Kaya—miskin, senang, susah—semuanya harus mampu kita syukuri.

Untuk mimpi tersebut, Insya Allah artinya adalah anda diminta untuk mempelajari apapun kebiasaan baik Rasulullah. Niat mencium hajar aswad itu bukan bukan karena batunya, melainkan karena cinta kita kepada Rasulullah sehingga kita lakukan apapun yang beliau lakukan. Cari uswatun hasanah-nya Rasulullah, lalu lakukan satu demi satu. Jangan lupa pula bersyukur, sebab tidak semua orang diberi mimpi seperti itu.

2) Saya sangat tersentuh ketika Mas Sabrang menyanyikan lagu tentang kesendirian. Walaupun sedang berada di tengah banyak orang, saya selalu merasa sendiri. Akibatnya, saya selalu mengedepankan kebutuhan orang lain dan mengabaikan kebutuhan saya sendiri. Apakah sikap ini benar atau tidak?

Merasa sendiri adalah hal paling penting dalam hidup kita. Sekarang ini mulai tergeser dengan banyaknya televisi, ponsel, sehingga waktu kita untuk merasa sendiri berkurang. Merasa sendiri sangat penting karena dengannya kita bisa mengenal diri kita sendiri. Allah sendiri pernah mengatakan bahwa barangsiapa mengenal dirinya, dia telah mengenal Tuhannya.

Ketika lahir kita sendiri, begitu pula ketika mati nanti. Merasa sendiri merupakan latihan kesejatian, sebab sejatinya manusia itu sendiri. Tapi Allah selalu ada. Ketika kita sendiri, Dialah yang kedua. Ketika kita berdua, Dia menjadi yang ketiga. Begitu seterusnya. Ketika merasa sendirian, doanya adalah: Rabbi la tadzarni fardan wa Anta khairul waritsin.

Maka Allah “memaksa” kita untuk shalat, itu untuk merasakan kesendirian. Shalat malam sangat dianjurkan karena dia memancing kesendirian yang luar biasa. Dengan merasa sendiri kita menjadi seperti air yang tenang, menjadi lebih sensitif untuk mengenal alam.

Jangan tolak kesendirian. Pahami ia, resapi, bahwa ia merupakan bagian dari diri kita. Kesendirian merupakan hadiah yang sangat berharga. Orang yang tidak pernah merasakannya tidak akan pernah matang. Dan yang paling perlu diingat, di dalam kesendirian ada keseimbangan—termasuk keseimbangan dalam memikirkan orang lain dan diri sendiri.

3) Majikan saya kalau memberikan ijin shalat waktunya sangat pendek, sehingga saya selalu tergesa-gesa. Kalau shalat saya doanya pendek, apakah boleh?

Yang penting penuhi rukun-rukunnya, tapi kalau darurat boleh saja. Pokoknya berusaha terus kerjakan sebaik mungkin.

4) Anak saya, umur 6 tahun, sampai saat ini bicaranya kurang lancar. Dulu pernah ditanyakan kepada ustaz, dan beliau mengatakan bahwa itu karena dosa saya. Apakah memang begitu?

Allah tidak berlaku seperti itu, membalas dosa orang tua kepada anaknya. Yang harus diingat adalah bahwa setiap orang memiliki keterbatasan. Mungkin saja seseorang punya keterbatasan di suatu bidang, tapi pasti dia punya kelebihan di bidang lainnya.

5) Saya pernah mengingatkan teman saya, tapi dia rupanya tidak terima dan menantang saya untuk disumpah di bawah Al-Quran. Apa yang harus saya lakukan?

Kalau kamu yakin tidak menemukan ada kesalahan dalam perkataan dan perbuatanmu, tuduhan yang dia lemparkan akan kembali kepada yang menyalahi.

6) Syiah itu apakah benar atau sesat?

Hidup ini tidak ada hubungannya dengan Syiah, NU, Muhammadiyah, atau Sunni. Jangan menuduh-nuduh orang dari identitasnya. Masalahnya cuma satu: kelakuannya baik atau tidak. Pedoman apakah dia Islam atau tidak secara hukum adalah apakah syahadatnya, tata cara salatnya, sesuai atau tidak.

7) Suami melarang saya untuk memberi uang kepada orang tua. Apakah dosa jika saya memberikan sebagian penghasilan saya kepada orang tua tanpa sepengetahuan suami?

Tidak dosa. Anda punya hak untuk membantu orang tua anda. Kalau suami melarang dengan alasan karena kalian sudah berumah tangga, seharusnya dia yang berkewajiban memenuhi kebutuhanmu. Wanita tidak punya kewajiban untuk mencari nafkah. Kalau wanita bekerja, mereka mulia derajatnya. Kalau suami anda melarang seperti itu, justru dia yang berdosa besar.

8) Bagaimana hukum golput dalam Pemillu?

Kalau misalnya anda menyuguhi saya sepuluh jenis makanan kemudian saya tidak suka semuanya, apakah boleh? Kalau saya tidak memakan satu pun, apakah haram? Golput itu pilihan, jangan dianggap sebagai bukan pilihan.

Sholawat Judan Judan Ya Allah dan Sohibu Baity menjadi nomor yang mengantarkan maiyahan di penghujungnya. Tampak jamaah tidak kuasa menahan air mata mereka. Tepat pukul 17:00 Cak Nun mengajak semuanya berdoa bersama dan saling bersalaman satu sama lain.

[Teks: Ratri Dian Ariani]