Pesan Maiyah Menjelang Asyura

Ratusan atau bahkan ribuan kali berbagai kegiatan Maiyah memunculkan hal-hal fenomenal dan luar biasa, yang membuat kita semua bergembira, bersyukur dan meyakini bahwa Allah sungguh-sungguh sedang memperjalankan kita semua.

Maiyah itu urusan besar dan mendasar, yang secara nilai ia akan terus mengaliri waktu dengan daya tawar terhadap kenyataan-kenyataan besar yang berskala kemasyarakatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal.

Perjuangan maiyah bertahun-tahun telah membuktikan awal dari fenomenologi gerakannya, alternatif formula sosialnya, keunikan dan keluasan pandangan-pandangan ilmunya, yang secara keseluruhan terbukti merupakan tawaran yang tidak bisa diremehkan terhadap masa depan kehidupan ummat manusia.

Maiyah akan bergulir merambah zaman dan masa depan, serta berusia jauh lebih panjang dari setiap pelakunya. Pekerjaan sejarah Maiyah adalah energi nilai sejarah yang tidak bisa diperbandingkan dengan yang selama ini dilakukan oleh lembaga-lembaga sejarah, institusi-institusi sosial ataupun arus-arus kebudayaan.

Mungkin pelaku-pelaku rintisan Maiyah tidak atau belum sepenuhnya menyadari bobot yang sesungguhnya dari Maiyah. Mungkin juga berbagai tantangan sulitnya menanamkan nilai Maiyah dalam berbagai lapangan kehidupan sosial, membuat para pelakunya terjatuh-jatuh dan kehilangan peluang utk mendalami dan menakar seberapa mendasar nilai Maiyah di dalam rentang-rentang peradaban manusia.

Terdapat kerikil-kerikil kecil di jalanan Maiyah, lobang-lobang yang memerosokkan, gesekan atau tabrakan di sana sini, dismanagement dan kegamangan formula atau ketidakyakinan atas Maiyah itu sendiri. Para pejuang Maiyah sangat mungkin melakukan blunder, salah langkah, bertindak tidak akurat, mengambil keputusan yang kurang proporsional, dan lain sebagainya. Itu semua wajar karena memang selalu demikianlah yang dialami oleh para pelopor dan perintis nilai dalam sejarah yang manapun.

Di dalam posisi dan keadaan seperti itu, yang harus dijaga adalah jangan sampai pelaku Maiyah merasa menemukan kehancuran hanya karena terserimpung oleh problem-problem kecil, kemudian kehilangan keluasan perspektif Maiyah. Jangan sampai para pelaku Maiyah terhenti langkahnya karena tidak berani menghadapi sesuatu yang harus dihadapinya. Jangan sampai merasa selesai perjuangannya karena soal-soal kecil yang sesungguhnya juga bisa diatasi cukup dengan langkah-langkah kecil. Sebab Maiyah akan terus mengaliri waktu hingga ke keabadian.

“Demi waktu”, demikian firman Allah, “sesungguhnya manusia akan ditimpa kerugian, kecuali mereka yang beriman (berupaya utk mempertahankan keyakinan yang sedang dan sudah diperjuangkannya), yang terus berbuat amal shaleh, serta saling mentransfer kebenaran dan kesabaran satu sama lain”