Gelisah Indonesia Raya

 

46040_149412835078591_100000296250935_366506_4626821_n3-300x230Jika seorang budayawan macam Emha Ainun Nadjib (57) gelisah, salah satunya adalah karena musnahnya stanza kedua dan ketiga dari lagu kebangsaan kita, ”Indonesia Raya”, dari ingatan orang Indonesia. ”Kok yang dinyanyikan dan membudaya di masyarakat hanya stanza pertama. Ke mana stanza kedua dan ketiga?” ujar Emha seusai tampil bersama Kiai Kanjeng, dalam pentas Kilau Ramadhan yang digelar Kompas di Masjid Pusdai, Bandung, Minggu (22/8) lalu.

Penyair itu prihatin dengan fenomena tersebut karena sebenarnya syair ”Indonesia Raya” stanza kedua dan ketiga tidak kalah kuat daripada stanza pertama. ”Bahkan, syair di stanza ketiga saya nilai bermakna lebih dalam daripada stanza pertama. Ada semangat untuk melestarikan laut dan pulau-pulau kita, misalnya,” tutur suami biduanita Novia Kolopaking itu.

Penulis buku Markesot Bertutur dan Slilit Sang Kiai tersebut menambahkan, mungkin karena tak pernah dipopulerkan, banyak pulau Indonesia terbengkalai dan potensi lautnya tak pernah tergarap optimal. Nasib warga Indonesia pun setali tiga uang. ”Yang tinggal di Tanah Air saja banyak yang tak terlindungi haknya, apalagi mereka yang bekerja di luar negeri,” tambah Emha lagi. (ADP)