Cak Nun Buka Indonesian Jass Festival 2013

Disebutlah Jass —bukannya Jazz— karena grup musik pertama yang membawakan musik jenis ini bernama Original Dixieland Jass Band pada 1917. Indonesian Jass Festival diselenggarakan selama dua hari berturut-turut pada 30 dan 31 Agustus 2013 dengan seratus persen menampilkan musisi-musisi Jass Indonesia.

Sebagai pembuka, Cak Nun memberikan pengantar singkat bukan hanya mengenai musik Jass melainkan dalam wilayah yang lebih luas, yakni sikap hidup Jass. Orang Jass bisa siapa saja, bisa berjuang di mana-mana, di dunia musik, ilmu pengetahuan, teknologi, agama, dan bidang apapun, tapi yang jelas mereka adalah orang yang berani hidup, berani mendobrak, berani merintis, berani berangkat merambah hutan bukan hanya menikmati kebunnya.

Orang Jass selalu melebarkan langkah menjelajah wilayah-wilayah yang sebelumnya belum pernah ada. Orang Jass bukan menampilkan pakem melainkan carangan, tiap kali pentas dibawakannya yang belum pernah dibawakan. Orang Jass menolak menyajikan masa silam, maka dia siap dengan sesuatu yang dia sendiri belum pernah mengalaminya. Dia masuk ke dalam situasi-situasi yang sama sekali baru.

Musik Jass hanya merupakan bayang-bayang dari manusianya, persis seperti keris yang tidak penting-penting amat dibandingkan dengan siapa empu yang menempa dan membentuk lekuk-lekuknya. Maka tidak ada standardisasi dalam Jass karena dia akan terus-menerus memperbarui dirinya. Musik tidak linier, musik berputar-putar tanpa henti.

Maka sejarah hanya mungkin dipimpin oleh orang-orang berjiwa Jass atau dia tidak akan menemukan apa-apa. Karena institusi-institusi yang sudah ada adalah institusi pop, dangdut, keroncong, dan campur sari, maka orang Jass tidak bisa diterima di mana-mana. Dia bukan mendiami pojok sini atau pojok sana karena dia menemukan wilayah-wilayah baru yang mewadahi semua yang lain.

“Semua makhluk Tuhan saya cintai dan saya prasangkai baik. Saya cari yang baik dari apapun yang buruk dan tak pernah saya cari yang buruk dari yang baik. Indonesian Jass Festival ini adalah pelopor pembangunan Indonesia masa depan yang berasal dari para pemusik Jass,” Cak Nun resmi membuka panggung Jass tanah air ini dengan secara simbolis menancapkan gunungan merah putih Indonesian Jass Festival.

[Red/KC, Foto: Progress/Adin]