By Heri Prasetyo

Kardus-Kardus Kencleng

Tidak mungkin kami meneruskan keliling apabila sholawat berlangsung atau Mbah Nun sedang berbicara, 2 hal itu yang mampu menghentikan langkah kami, sementara kami sudah terjebak di tengah-tengah jamaah. Pilihannya hanya satu, nyempil duduk bersama jamaah, hingga kemudian grup musik kembali memainkan lagu, dan kami pun kembali melanjutkan berjalan berkeliling menarik kencleng. Dan apesnya lagi, terkadang kami dikira tukang kebersihan, sampah dimasukkan dengan tenang kedalam kardus yang kami putarkan. Hahaha… Nyenengke tenan. Dan yang paling nikmat ketika menginjak puntung rokok. Kok bisa? Karena ketika bertugas kami tidak menggunakan alas kaki, nyeker. Karena bila menggunakan sandal maupun sepatu, itu tidak sopan menurut kami.