Melepas Timnas U-19 ke Myanmar — Qurban dan Wong Tuwo

Sabtu (4/10), menjelang siang rombongan tim nasional (timnas) U-19 dibawah asuhan Indra Sjafri bersilaturahmi dengan keluarga besar Cak Nun di Yogyakarta, setelah sebelumnya bersilaturahmi di Rumah Maiyah, Kadipiro, kali ini mereka bertemu di TKIT Alhamdulillah, Bantul, tempat maiyahan Mocopat Syafaat.

Momentum perayaan idul adha menjadi waktu yang tepat bagi timnas U-19 bersama Indra Sjafri untuk kembali bersilaturahmi kepada Cak Nun, saling bertukar kabar dan kisah, yang memang selama ini sudah dianggap sebagai orang tua bagi Evan Dimas dkk. Sebagai pengantar, persambungan antara Timnas U-19 dengan Cak Nun sudah terjalin sekitar 6 bulan yang lalu ketika Cak Nun dan Sabrang diundang dalam sebuah pertemuan internal timnas U-19 di hotel UNY tempat menginap Ravi Murdiyanto dkk selama berlangsungnya training camp di Yogyakarta. Pertautan tersebut kemudian berlanjut dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya, Cak Nun bahkan sempat menonton salah satu pertandingan timnas U-19 yang dihelat di stadion maguwoharjo, Sleman.

U-19-di-Kasihan-

Timnas U-19 dibawah arahan Coach Indra Sjafri merupakan sebuah tim sepak bola yang dibangun dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Indra Sjafri berkeliling Indonesia untuk mencari bibit-bibit pemain seperti Evan Dimas, Ravi Murdiyanto, Ilham Udin, Putu Gede, dan para pemain lainnya. Hasil pencarian bakat sepak bola yang dilakukan oleh Indra Sjafri membuahkan hasil positif; menjuarai piala AFF U-19 tahun 2013 dan lolos ke putaran final piala Asia U-19 yang akan dihelat di Myanmar minggu depan.

Silaturahmi kepada Cak Nun dijaga baik oleh Indra Sjafri, tak jarang Indra Sjafri bertukar pikiran, meminta nasihat dan berkeluh kesah kepada Cak Nun ketika timnas U-19 menghadapi persoalan, Cak Nun seakan menjadi ayah bagi Evan Dimas dkk. Dalam suasana idul adha, sekaligus sebagai rasa syukur, timnas U-19 menyumbangkan satu ekor sapi untuk dijadikan hewan kurban. Silaturahmi hari itu selain dalam rangka menyembelih hewan kurban juga digunakan sebagai momentum pamitan dan meminta doa restu kepada Cak Nun karena sorenya timnas U-19 segera bertolak ke Jakarta, sebelum terbang menuju Myanmar. Selain satu ekor sapi yang disalurkan melalui TKIT Alhamdulillah, timnas U-19 juga menyalurkan lima ekor kambing untuk dijadikan hewan kurban dan disalurkan ke beberapa pondok pesantren yatim piatu di sekitar Yogyakarta.

Dalam kesempatan itu, Evan Dimas selaku kapten timnas U-19 mengucapkan terima kasih kepada Letto yang telah memberikan sebuah lagu khusus bagi timnas U-19 berjudul Hati Garuda. Indra Sjafri kemudian memaparkan persiapan-persiapan menghadapi turnamen piala Asia U-19 di Myanmar. Sebelum prosesi penyembelihan hewan kurban, seluruh skuad timnas U-19 bersama staff pelatih menikmati santapan makan siang yang sudah disajikan oleh keluarga Cak Nun.


Sesuai jadwal, siang sebelumnya pukul 14.00 bertempat di Hotel UNY tempat menginap para pemain, diadakan acara pelepasan timnas U-19 ke Myanmar. Suasana acara pelepasan ini diatur sedemikian rupa dengan menghadirkan suasana yang khusyuk, syahdu namun dikemas dengan sederhana, jauh dari kemewahan. Coach Indra Sjafri secara khusus juga mengundang beberapa santri-santri dari panti asuhan sekitar Yogyakarta.

Hadir dalam kesempatan ini juga Kyai Sukidi Cokrosuwignyo yang notabene juga merupakan salah satu sesepuh PSS Sleman. Kiai Sukidi mengungkapkan apresiasi kebanggaannya terhadap timnas U-19 dibawah asuhan Coach Indra Sjafri yang dinilainya sangat sederhana dan jauh dari sifat sombong. Kiai Sukidi berpesan kepada Evan Dimas dkk agar menjauhi sifat sombong, karena kesombongan yang akan menghancurkan seseorang.

Cak Nun kemudian membekali skuad timnas U-19 dengan beberapa wacana ke-Indonesiaan. Di tengah musim pancaroba yang sedang dihadapi oleh Indonesia ini dan berdasarkan segala persiapan yang sudah dilakukan, timnas U-19 memiliki hak untuk menang dan lolos ke piala dunia U-20 di Selandia Baru tahun 2015. Cak Nun mengapresiasi bagaimana Indra Sjafri begitu telaten membimbing para pemain yang notabene masih sangat muda. Hubungan pelatih dengan pemain terbangun sangat istimewa. Cak Nun juga ungkapkan rasa syukurnya bahwa para pemain dipertemukan oleh Allah dengan seorang pelatih yang juga bertalenta, ini merupakan jodoh yang positif dan merupakan sebuah peristiwa yang patut untuk disyukuri. Cak Nun menambahkan bahwa timnas U-19 ini tidak hanya diberikan amar oleh Allah, namun juga diberikan fasilitas yang luar biasa dan tidak ada alasan untuk tidak bersyukur atas semua karunia ini.

Secara khusus Cak Nun mewanti-wanti Evan Dimas dkk bahwa saat ini Indonesia sedang menghadapi musim pancaroba dimana sebagian orang Indonesia sedang menghancurkan dan merusak rasa percaya diri terhadap bangsa Indonesia. Timnas U-19 diharapkan menjadi salah satu pelopor yang akan bergerak ke masa depan dengan caranya sendiri. Menurut Cak Nun, pencapaian yang sudah dibangun oleh timnas U-19 ini adalah modal yang sangat besar untuk membangkitkan kembali rasa percaya diri bangsa Indonesia ini.

Suasana pelepasan ini semakin syahdu ketika Cak Nun kemudian memimpin seluruh tamu undangan yang hadir membaca surat Yaasin bersama-sama. Puncaknya, ketika sampai pada ayat-ayat terakhir surat Yaasin ini, Cak Nun tak kuasa menahan tangisnya dan menutup pembacaan surat Yaasin ini dengan sebuah doa; Allahumma ya muhawiilal haali wal ahwal hawil haala timnas U-19 ilaa ahsanil ahwal.

Puncak acara ditandai dengan penyematan Peci Maiyah Merah Putih yang khusus dibawakan oleh Cak Nun untuk diberikan kepada seluruh pemain dan official timnas U-19 yang akan berangkat ke Myanmar. “Buat anget-anget di jalan,” kata Cak Nun.

Cak Nun bukanlah siapa-siapa dalam dunia sepak bola Indonesia, bukanlah seorang pejabat Kementrian Pemuda dan Olahraga, bukan pula pengurus PSSI. Cak Nun memposisikan dirinya sebagai orang yang menyayangi anak-anak timnas U-19. Chemistry yang terbangun diantara Indra Sjafri tidak direncanakan sebelumnya, sejak awal Indra Sjafri memang ingin bertemu dengan Cak Nun dan melibatkan Cak Nun secara tidak langsung dalam proses penanganan dan pembimbingan timnas U-19 ini. Pada prosesnya, Indra Sjafri bersama timnas U-19 merasa sangat dekat dengan Cak Nun, ia selalu meminta dukungan, doa dan support kepada Cak Nun terkait perkembangan tim. Seperti halnya yang terjadi hari ini, seluruh pemain beserta staff pelatih berpamitan kepada Cak Nun sebelum berangkat ke Myanmar untuk menjalani turnamen piala Asia U-19. Cak Nun tak ubahnya orang tua bagi mereka yang pantas untuk dipamiti dan dimintai doa restu. Peristiwa ini terjadi di tengah kehidupan bangsa yang tidak mengenal konsep dan kesadaran mengenai “wong tuwo”. Politik tanpa ”wong tuwo”. Demokrasi tanpa “wong tuwo”. Pembangunan tanpa “wong tuwo”.