Kenduri Cinta
  • Beranda
  • Mukadimah
  • Reportase
  • Esensia
  • Sumur
  • Video
  • Karya
  • Kontak
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Mukadimah
  • Reportase
  • Esensia
  • Sumur
  • Video
  • Karya
  • Kontak
No Result
View All Result
Home Reportase

Dari Redaksi: Merindukan Kenduri Cinta

Redaksi Kenduri Cinta by Redaksi Kenduri Cinta
January 1, 2022
in Reportase
Reading Time: 3 mins read
Dari Redaksi: Merindukan Kenduri Cinta

MEMASUKI tahun 2022, apa kira-kira doa yang pantas kita panjatkan? Memohon kelancaran dan keberkahan rezeki? Segera dipertemukan dengan jodoh? Mengharap agar pandemi Covid-19 segera berlalu? Semoga bisa Maiyahan lagi di Kenduri Cinta seperti biasanya? Apapun doa yang akan kita panjatkan, alangkah lebih baik jika dilandasi dengan ungkapan syukur karena sampai detik ini kita masih survive, masih mampu menjalani hidup dan masih diizinkan oleh Allah untuk menghirup nafas di dunia ini. Percayalah, sesulit apapun hidup kita saat ini, selalu ada hal-hal yang kita syukuri.

Menjalani masa pandemi dalam dua tahun terakhir ini bukan perjalanan yang mudah. Berapa banyak dari kita yang harus kehilangan sanak saudara, sahabat, handai taulan yang harus mendahului kita dalam dua tahun terakhi ini. Kita kehilangan Syeikh Nursamad Kamba, Bunda Cammana, Pak Iman Budi Santosa hingga Kyai Muzzammil. Para marja’ ilmu di Maiyah yang selama ini memperkaya wawasan keilmuan kita saat Maiyahan berlangsung.

Dalam persoalan untuk bertahan hidup, tidak mudah bagi kita jamaah Maiyah yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya untuk menjalaninya. Alhamdulillah, kita masih mampu untuk terus bertahan hidup hingga hari ini. Entah bagaimana caranya, kita bersyukur karena kita masih terus hidup sampai hari ini. Entah berapa banyak dari kita sudah kehilangan pekerjaan sebagai mata pencaharian, tapi kita tidak menyerah begitu saja bukan? Kita terus berjuang, bahkan jika memang harus mulai kembali dari titik 0, kita lakukan. Kita sangat yakin atas kemurahan hati Allah. Kita sangat meyakini Rahman dan rahimnya Allah.

Pertanyaan terbesar yang harus kita jawab adalah, apa yang bisa kita pelajari dari momentum 2 tahun hibernasi di gua kahfi kita masing-masing. Seharusnya, momentum menepi sejenak dari keriuhan dunia dalam dua tahun ini mengajarkan kita untuk mampu bersikap lebih arif, lebih dewasa dan tentu saja lebih bijak dari sebelumnya.

Di tahun 2021 ini, Kenduri Cinta menyelenggarakan 3 kali Maiyahan dalam keterbatasan. Semua serba terbatas. Penggiat Kenduri Cinta membatasi jamaha yang hadir. Arus informasi pun tidak disebar semasif biasanya. Kita semua harus memakluminya. Penggiat Kenduri Cinta berusaha untuk terus mencari konsep terbaik untuk menyelenggarakan kembali Maiyahan. Effort yang dibutuhkan saat ini lebih besar dari sebelumnya. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan juga dipertimbangkan.

Pada satu momen Kenduri Cinta edisi Maret 2021, Cak Nun menyampaikan; “Jangan sampai kita hanya mendapatkan kesengsaraan dan kelelahan atas pandemi ini”. Cak Nun saat itu memberi pesan bahwa orang Maiyah jangan sampai kalah dengan situasi pandemi ini. Kita semua sudah sepakat bahwa orang Maiyah adalah man of all seasons. Orang Maiyah adalah manusia yang mampu beradaptasi dalam segala situasi. Sebisa mungkin, kita harus ubet untuk terus bergerak.

Sudah pasti, kita semua merindukan suasana Maiyahan Kenduri Cinta seperti biasanya di Taman Ismail Marzuki, Cikini. Kita kangen dengan suasana senja di Cikini sembari menikmati kudapan angkringan di pojokan pelataran TIM. Kita kangen dengan suasana ndeprok sambil menikmati kacang rebus dan segelas kopi starling. Saat hujan, kita semua merapatkan diri, mengubah fungsi terpal yang sebelumnya alas tempat duduk menjadi payung untuk berteduh bersama. Syahdu.

Kita sudah lama tidak mendengar suara Cak Nun secara langsung. Kita sudah lama tidak merasakan momen khusyuk bersholawat dan bermunajat di tengah malam. Dan tentu saja, kita sudah lama tidak tertawa bersama-sama saat Cak Nun melempar celotehan-celotehan ringan saat Maiyahan. Kita sangat merindukan atmosfer Kenduri Cinta.

2 tahun sudah kita menjalani masa pandemi ini. Kerinduan kita semakin memuncak, dan kita berharap semoga akan segera bisa kita tumpahkan kerinduan itu di tahun 2022. Semoga, di tahun 2022, kita bisa bermuwajahah kembali, bertatap muka pada suasana yang sudah begitu lama kita rindukan.

SendTweetShare
Previous Post

Mukadimah: AUTO-HUMAN

Next Post

Mukadimah: MAIYAH PENANGKAL PETIR

Redaksi Kenduri Cinta

Redaksi Kenduri Cinta

Redaktur Kenduri Cinta

Related Posts

Kenduri Cinta: 25 Tahun dan Terus Berjalan
Reportase

Kenduri Cinta: 25 Tahun dan Terus Berjalan

June 20, 2025
Angon Laa Roiba: Cinta Menemani, Keyakinan Melayani
Reportase

Angon Laa Roiba: Cinta Menemani, Keyakinan Melayani

May 21, 2025
Trapsila: Patrap Tumraping Sila
Reportase

Trapsila: Patrap Tumraping Sila

April 15, 2025
Kenduri Cinta reportase puisi puasa
Reportase

Puisi Puasa: Menjernihkan Hati, Menjaga Asa

March 19, 2025
Reportase Kenduri Cinta Estafet Syukur
Reportase

Estafet Syukur: Merayakan Syukur dengan Kesungguhan dan Kasih Sayang

February 20, 2025
Reportase kenduri cinta tanah air paradoks
Reportase

Tanah Air Paradoks: Menyemai Pemikiran, Mencari Kebenaran dalam Kebersamaan

January 25, 2025

Copyright © 2025 Kenduri Cinta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Mukadimah
  • Reportase
  • Esensia
  • Sumur
  • Video
  • Karya
  • Kontak

Copyright © 2025 Kenduri Cinta