Kenduri Cinta: 25 Tahun dan Terus Berjalan
Saat masyarakat terfragmentasi menghadapi gersangnya modernitas, Maiyah menawarkan komitmen pada nilai, keberanian mencintai, dan membentuk komunitas yang kokoh.
Read moreDetailsSaat masyarakat terfragmentasi menghadapi gersangnya modernitas, Maiyah menawarkan komitmen pada nilai, keberanian mencintai, dan membentuk komunitas yang kokoh.
Read moreDetailsJum’at sore di Jakarta, Ramadlan, hujan dan macet. Perpaduan sempurna nuansa senja di eks Ibukota Jakarta. Lho, kok eks? Konon kabarnya, sesuai dengan UU IKN yang sudah disahkan 2 tahun... Selengkapnya
Sejak Jumat siang (9/9), hujan deras mengguyur hampir di seluruh penjuru Jakarta. Tidak terkecuali di Cikini. Bulan-bulan ini memang adalah momen memasuki musim penghujan, beberapa hari terakhir intensitas turunnya hujan... Selengkapnya
KENDURI CINTA edisi Mei 2023 minggu lalu (26/5) menjadi salah satu edisi yang istimewa sepanjang 23 tahun perjalanan. Momen 70 tahun Cak Nun kali ini dirayakan di Kenduri Cinta. Biasanya,... Selengkapnya
KENDURI CINTA EDISI JULI 2025 menjadi forum perdana bagi penggiat dan jamaah Kenduri Cinta memasuki seperempat abad kedua dari perjalanan... Selengkapnya
DALAM khazanah tradisi Jawa, angka 25 bukan disebut sebagai limanglikur tetapi selawe. Sebagaimana angka 50 bukan limangpuluh tetapi seket, dan... Selengkapnya
SEPEREMPAT abad bukan sekadar hitungan waktu. Ia adalah jejak panjang dari perjalanan spiritual, intelektual, kultural, sekaligus emosional yang dilalui dengan... Selengkapnya
Who Wants to be a Mediocre? You mean a millionaire, right? Kita tuh dari kecil udah dibiasain denger kata-kata kayak:...
SEJAK PAGI, seorang ayah sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk kedua anaknya. Ia menanak nasi, lalu menggoreng empat butir...
ADA SATU momen di pagi hari yang selalu membuatku terdiam lebih lama daripada seharusnya. Saat teh mengepul, saat suara ayam...