Kenduri Cinta: 25 Tahun dan Terus Berjalan
Saat masyarakat terfragmentasi menghadapi gersangnya modernitas, Maiyah menawarkan komitmen pada nilai, keberanian mencintai, dan membentuk komunitas yang kokoh.
Saat masyarakat terfragmentasi menghadapi gersangnya modernitas, Maiyah menawarkan komitmen pada nilai, keberanian mencintai, dan membentuk komunitas yang kokoh.
Dalam khazanah tradisi Jawa, angka 25 bukan disebut sebagai limanglikur tetapi selawe. Sebagaimana angka 50 bukan limangpuluh tetapi seket, dan...
SEPEREMPAT abad bukan sekadar hitungan waktu. Ia adalah jejak panjang dari perjalanan spiritual, intelektual, kultural, sekaligus emosional yang dilalui dengan...
JAKARTA, 16 MEI 2025 — Hujan turun sejak siang di Jakarta. Air menyelinap tenang ke sela-sela aspal dan trotoar yang...
Tidak seorang Nabi pun yang tidak pernah menjadi penggembala. Demikian sabda Kanjeng Nabi Muhammad dan dicatat dengan seksama secara muttafaqun...
TARA CARA DAN PERILAKU yang mencerminkan kesadaran diri menjadi tema sentral dalam diskusi Kenduri Cinta edisi April, Jum’at 11 April...
Jumat, 11 April 2025 · 19:30 WIB Plaza Teater Taman Ismail Marzuki Jakarta Jl. Cikini Raya, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat,...
REKATAN KEUMMATAN, peradaban, kebangsaan, kerakyatan, kemasyarakatan, kekeluargaan dan berbagai bentuk kumpulan lainnya, baik dalam pakem paguyuban maupun patembayan, pada hakikatnya...
MESKI ACARA BARU dimulai beberapa jam lagi, jamaah sudah mulai berdatangan ke Taman Ismail Marzuki sejak pukul 18.00. Hujan deras...
Jumat, 14 Maret 2025 · 19:30 WIB Plaza Teater Taman Ismail Marzuki Jakarta Jl. Cikini Raya, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat,...