Kenduri Cinta
  • Beranda
  • Mukadimah
  • Reportase
  • Esensia
  • Sumur
  • Video
  • Karya
  • Kontak
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Mukadimah
  • Reportase
  • Esensia
  • Sumur
  • Video
  • Karya
  • Kontak
No Result
View All Result
Home Mukadimah

25 Tahun Kenduri Cinta: Simbol Cinta yang Bertahan, Berakar dan Bertumbuh

Redaksi Kenduri Cinta by Redaksi Kenduri Cinta
June 5, 2025
in Mukadimah
Reading Time: 4 mins read
25 Tahun Kenduri Cinta: Simbol Cinta yang Bertahan, Berakar dan Bertumbuh

SEPEREMPAT abad bukan sekadar hitungan waktu. Ia adalah jejak panjang dari perjalanan spiritual, intelektual, kultural, sekaligus emosional yang dilalui dengan kesabaran, keteguhan, dan cinta. Di tengah dunia yang semakin cepat dan bising, Kenduri Cinta memilih untuk tetap hadir sebagai ruang hening yang hangat, tempat manusia belajar menjadi manusia: berpikir jernih, merasakan dalam, dan bersikap adil.

Logo ulang tahun ke-25 Kenduri Cinta dirancang bukan semata-mata sebagai identitas visual, tetapi juga sebagai pernyataan ruhani dan filosofi perjuangan. Ia adalah tafsir visual dari nilai-nilai yang terus dirawat Kenduri Cinta selama dua puluh lima tahun terakhir. Logo ini dirancang sebagai simbol perayaan, refleksi, dan kontinuitas dari sebuah perjalanan panjang. Selama seperempat abad, Kenduri Cinta telah hidup dan tumbuh sebagai sebuah forum yang egaliter, menampung siapa saja, menyemai benih-benih cinta, kesadaran, dan perlawanan yang penuh kelembutan di tengah gempuran zaman.

Logo ini memperlihatkan angka “25” yang tersusun dari garis melengkung elegan bergradasi warna biru dan emas. Jika dicermati lebih dalam, angka itu membentuk dua lekukan simetris yang menyerupai rangkaian pita atau aliran air. Ini melambangkan kelenturan, keseimbangan, sekaligus kekalutan yang menemukan jalannya sendiri.

Bentuk angka “2” dan “5” yang menyatu seperti dua aliran yang melengkung dan saling bertaut membentuk harmoni dan keluwesan, mencerminkan karakter Kenduri Cinta sebagai forum yang cair, tetapi bermuatan makna yang dalam.

Warna biru mewakili kedalaman pemikiran, spiritualitas, dan kejernihan hati. Ia menggambarkan karakter Kenduri Cinta yang tidak berisik, tidak menyudutkan, namun terus mengalirkan makna-makna melalui dialog dan permenungan.

Warna emas melambangkan kemuliaan, nilai-nilai luhur, serta sinar ilahiah yang menjadi arah dari setiap pencarian. Emas adalah simbol keagungan perjuangan yang tidak kasat mata, tetapi nyata dalam laku hidup para pejalan Maiyah. Lingkaran emas yang melingkupi elemen utama logo ini juga menyiratkan keutuhan, kesatuan, dan keberlangsungan. Ia juga menjadi representasi dari semesta dan siklus waktu, menegaskan bahwa Kenduri Cinta hadir bukan sekadar sebagai peristiwa bulanan, tetapi sebagai gerakan berkesinambungan yang menyertai denyut zaman.

Kedua warna ini tidak bersaing, tetapi berpadu dan menyatu. Seperti nilai-nilai dalam Kenduri Cinta: bahwa dunia dan akhirat, ilmu dan cinta, logika dan rasa hadir untuk saling melengkapi, bukan meniadakan.

Lingkaran tipis berwarna emas yang melingkupi angka “25” melambangkan kesadaran semesta, keutuhan ciptaan, dan keselarasan antara manusia dengan alam, dengan Tuhan, dan dengan dirinya sendiri. Lingkaran ini juga mengingatkan kita pada konsep Tawaf — gerakan mengelilingi pusat yang tidak pernah putus, sebagaimana Kenduri Cinta yang terus berputar setiap bulan, setiap tahun, tanpa jeda, tanpa pamrih.

Ia juga merepresentasikan siklus waktu, bahwa perjuangan bukan tentang puncak dan hasil, tetapi tentang konsistensi dan keberlanjutan. Kenduri Cinta tidak lahir untuk mencari panggung, tapi untuk menjaga lentera yang tak henti menyala di tengah malam zaman.

Teks “kenduri cinta” di bagian bawah logo menggunakan font khas yang tampil sederhana namun kuat. Warna hijau zaitun menunjukkan akar yang menjejak tanah, pertumbuhan yang organik, dan kesadaran ekologis yang halus namun pasti. Huruf “i” dengan titik berbentuk daun menyiratkan tumbuhnya kehidupan dan harapan yang penuh kesederhanaan. Ini adalah benih-benih cinta yang ditanam di setiap forum — yang mungkin kecil, tapi akan terus tumbuh menjalar ke segala arah. Bahwa cinta dan ilmu yang ditanam akan terus tumbuh dan bersemi indah.

Kata “kenduri” diambil dari tradisi lokal Nusantara—perjamuan syukur yang merakyat—disandingkan dengan “cinta”, yang menjadi roh utama pergerakan ini. Maka, kenduri cinta bukan sekadar nama forum, tetapi peristiwa spiritual yang menyatukan manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan, dalam ruang yang merdeka dari kepentingan politik, kekuasaan, dan pasar.

Logo ini membawa serta nilai-nilai yang diwariskan oleh Emha Ainun Nadjib (Cak Nun). Di dalamnya terpatri semangat:

Menanam, bukan panen. Bahwa tugas kita adalah merawat benih, bukan menghitung hasil. Cak Nun sering menekankan bahwa Kenduri Cinta bukanlah forum yang sibuk dengan angka atau popularitas, melainkan ladang penanaman nilai — nilai kejujuran, keikhlasan, keberanian, dan kesetaraan.

Budaya tanding yang beretika. Dalam logo ini, tak ada simbol perlawanan yang frontal. Justru keindahan dan kelembutan yang ditonjolkan. Ini selaras dengan prinsip budaya tanding ala Cak Nun — bukan melawan dengan kebencian, tapi dengan kedalaman. Bukan membantah dengan teriakan, tapi menjawab dengan cinta.

Kesadaran tauhid dalam segala hal. Dua warna yang berpadu, dua lekuk yang melengkung, satu lingkaran yang menyatukan — semua merefleksikan prinsip keesaan dan keterhubungan yang tak terputus. Kenduri Cinta adalah laboratorium tauhid — dari pikiran, perasaan, hingga tindakan.

Sebagai forum yang lahir dari keresahan rakyat, Kenduri Cinta adalah pengejawantahan dari visi Cak Nun: bahwa budaya tanding tidak selalu berupa konfrontasi keras, tetapi bisa berbentuk kedalaman berpikir, kelembutan dalam berkata, dan ketekunan dalam menanam. Logo ini menjadi visualisasi dari etika bertumbuh secara kolektif, bukan untuk melawan siapa pun, tetapi untuk terus berbuat baik bersama siapa pun, dan menghadirkan manfaat untuk mereka yang bersentuhan dengan forum ini.

Selaras dengan semangat Emha Ainun Nadjib yang bulan lalu genap berusia 72 Tahun, angka 25 bukan sekadar bilangan, Ia adalah penanda usia kematangan, waktu untuk merawat yang telah tumbuh, dan memperluas jejaring cinta yang telah menyemai cahaya dari satu titik kecil di Taman Ismail Marzuki, di pusat kota Jakarta, di titik epicentrum kebudayaan Jakarta, menjadi pelita di berbagai penjuru negeri.

Logo ini bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, melainkan penanda fase baru — bahwa setelah 25 tahun berjalan, Kenduri Cinta telah mengakar. Kini saatnya menumbuhkan cabang, membuka ruang baru, menjangkau generasi selanjutnya.

Melalui logo ini, kita tidak hanya merayakan angka. Kita merenungi nilai-nilai yang telah ditanam, mengingat kembali siapa kita, dan untuk apa kita hadir. Kenduri Cinta bukan panggung, bukan seminar, bukan ritual. Ia adalah cahaya kecil yang dengan rendah hati mencoba menerangi sekitar. Ia adalah sumur yang tak pernah mengaku dalam, tapi selalu cukup memberi air bagi siapa saja yang datang dengan dahaga.

Link download Logo 25 Tahun Kenduri Cinta.

SendTweetShare
Previous Post

Sunyi yang Melawan: Politik Kultural Seorang Cak Nun

Next Post

Kebodohan, Lebih dari Jahat?

Redaksi Kenduri Cinta

Redaksi Kenduri Cinta

Redaktur Kenduri Cinta

Related Posts

Mukadimah: Angon Laa Roiba
Mukadimah

Mukadimah: Angon Laa Roiba

May 13, 2025
Kenduri Cinta Edisi 255 Trapsila
Mukadimah

Mukadimah: Trapsila

April 9, 2025
poster kenduri cinta puisi puasa
Mukadimah

Mukadimah: Puisi Puasa

March 12, 2025
Poster kenduri cinta 2025 estafet syukur
Mukadimah

Mukadimah: Estafet Syukur

February 10, 2025
poster kenduri cinta tanah air paradoks
Mukadimah

Mukadimah: Tanah Air Paradoks

January 9, 2025
poster kenduri cinta Frekuensi Kegembiraan
Mukadimah

Mukadimah: Frekuensi Kegembiraan

December 12, 2024

Copyright © 2025 Kenduri Cinta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Mukadimah
  • Reportase
  • Esensia
  • Sumur
  • Video
  • Karya
  • Kontak

Copyright © 2025 Kenduri Cinta