DI USIA 25 TAHUN, Rasulullah Muhammad SAW menikahi Khadijah. Pernikahan bukanlah peristiwa tiba-tiba, melainkan jenjang yang dipersiapkan. Ada rangkaian kelindan peristiwa yang mengawali, dari dentuman Nur Muhammad memancar, berproses menjadi padatan semesta dan isinya serta lantas mengawali proses berikutnya hingga kini dan berlanjut seterusnya.
Sudah semestinya segala puji bagi Allah SWT, yang telah memperkenankan kita semua untuk bersama menapaki perjalanan cinta ini—25 tahun Kenduri Cinta, seperempat abad mengalir sebagai satu di antara simpul Maiyah yang tak pernah kering, menghidupi hati dan pikiran mereka yang mau belajar, bersujud, dan bersaudara.
Sejak mula, Kenduri Cinta hadir bukan sebagai panggung, bukan pula sebagai lembaga. Ia tumbuh sebagai ruang hati dan ruang pikir, tempat kita semua saling menyalami kemanusiaan kita sendiri. Dalam seluruh perjalanan itu, ada satu ruh yang terus menghidupi, menjaga, dan membimbing arah: Mbah Nun atau Cak Nun, sosok yang tak ingin ditokohkan, namun justru menjadi cahaya yang tak bisa disembunyikan.
Kenduri Cinta adalah bagian dari cinta panjang beliau kepada umat, bangsa, dan kemanusiaan. Melalui Cak Nun, kami belajar bahwa berpikir tidak cukup tanpa hati, bahwa cinta tidak cukup tanpa ilmu, dan bahwa perubahan sejati hanya mungkin terjadi jika dimulai dari kesadaran personal yang jujur. Beliau bukan sekadar narasumber, bukan pula pemimpin formal, tapi ruh yang membuat Kenduri Cinta hidup dan terus tumbuh, bahkan ketika beliau tak hadir secara fisik.
Dua puluh lima tahun Kenduri Cinta adalah bukti bahwa yang dibangun dengan cinta dan kesetiaan akan bertahan. Ia telah menjadi rumah bagi kegelisahan, pelabuhan bagi pencarian, dan api kecil yang terus menyala di tengah gelap zaman.
Kami tidak pernah tahu sampai kapan perjalanan ini akan berlangsung, tetapi kami percaya: selama ruh itu masih menyala di dada kami, Kenduri Cinta akan terus ada bukan karena agenda, tapi karena cinta yang tak bisa dihentikan.
Kami haturkan peringatan 25 Tahun ini sebagai wujud syukur, sekaligus sebagai janji untuk terus menjaga kebersamaan ini. Terima kasih tak terhingga kami haturkan kepada Cak Nun, Ibu Novia dan segenap keluarga, kepada seluruh keluarga besar Maiyah, dan kepada setiap jiwa yang pernah singgah dan menyumbang cinta dalam perjalanan ini.
Semoga kita mampu ridha kepada segala rahmat-Nya dan sebaliknya Allah SWT me-ridha-i niat dan langkah kita semua.