Negara Merenggut Desa Saya
DULU, desa saya tenang. Semua orang berdaya dan tak ada yang merasa tertinggal. Bapak-bapak punya acara tahlilan rutin setiap malam Jumat,...
Read moreDetailsDULU, desa saya tenang. Semua orang berdaya dan tak ada yang merasa tertinggal. Bapak-bapak punya acara tahlilan rutin setiap malam Jumat,...
Read moreDetailsBEBERAPA dekade lalu, seorang profesor ekonomi dari Amerika datang dengan wajah serius, seolah-olah ia membawa kitab suci baru. Ia bilang, “Negara...
Read moreDetailsDI SEBUAH negeriyang terus menggeliat namun tak pernah benar-benar bangun dari tidur panjang ketimpangan, buruh-buruh harian lepas beredar di mana-mana untuk...
Read moreDetailsDI SEBUAH KAFE yang ramai oleh suara notifikasi ponsel dan obrolan tentang start-up, seorang mahasiswa teknik duduk bersama temannya dari fakultas...
Read moreDetailsDESIR PASIR di padang tandus, gersang katanya, berdasarkan realita yang dialami langsung baik on the spot, informasi orang lain yang on the spot,...
Read moreDetailsKALAU KITA percaya bahwa pendidikan itu hanya ada di ruang kelas, berarti kita sudah kalah sebelum ujian dimulai. Pendidikan itu bukan...
Read moreDetailsSebagai reaksi psikologis yang mendalam, dan mekanisme pertahanan diri terhadap kekerasan epistemik kolonial yang terbentuk sekian lama, kita menganggap bahwa kompetensi itu...
Read moreDetailsYANG TANAHNYA BELUM DISITA, yang rekeningnya belum dibekukan—mari kita duduk melingkar, bukan untuk berzikir politik, tapi sekadar menyaksikan lawakan kehidupan bangsa...
Read moreDetailsAHAD pagi. Tak ke mana-mana, tanpa schedule. Menikmati pagi sambil duduk santai di teras rumah. Secangkir kopi pahit dan sepiring pisang...
Read moreDetailsSETELAH gelombang pengunduran diri massal atau Great Resignation melanda dunia kerja pascapandemi, kini muncul fenomena serupa dengan wajah baru: quiet quitting. Istilah ini pertama...
Read moreDetails