Kenduri Cinta
  • Beranda
  • Mukadimah
  • Reportase
  • Esensia
  • Sumur
  • Video
  • Karya
  • Kontak
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Mukadimah
  • Reportase
  • Esensia
  • Sumur
  • Video
  • Karya
  • Kontak
No Result
View All Result
Home Esensia

Dunia Mana yang Kau Genggam?

Chudzaifi Alawil Haddaddegusti by Chudzaifi Alawil Haddaddegusti
May 25, 2025
in Esensia
Reading Time: 3 mins read
Dunia Mana yang Kau Genggam?

Setiap pagi, sebelum mata sepenuhnya terbuka, tangan kita sudah terbiasa meraih smartphone, setidaknya untuk mematikan alarm. Bangun tidur sudah tidak lagi diteruskan dengan mandi. Hari ini bangun tidur diteruskan cek notifikasi WhatsApp dan scroll TikTok. Dunia virtual telah menyusup masuk, menjadi gerbang antara mimpi dan kenyataan, tanpa memberi ruang untuk sekadar menarik napas.

Smartphone memang revolusioner: dunia dalam genggaman. Kalau dulu ada ungkapan buku adalah jendela dunia, barangkali sejak era smartphone rumahnya sudah diratakan menjadi satu kawasan. Sudah tidak ada lagi dinding penyekat. Keluasan dunia ada dalam satu genggam. Lewat perangkat kecil ini, kita bisa mengakses informasi, hiburan, bahkan berkomunikasi dengan orang-orang di belahan dunia lain.

Kalau kita berbicara dalam skala infinite-Nya Tuhan, ya wajar internet masih kalah sangat jauh. Tapi dengan ukuran manusia, internet bisa dibilang infinite juga. Siapa coba, yang bisa menghabiskan semua video YouTube dari awal sampai habis? Saya jamin tidak ada. Itu baru YouTube. Belum ditambah platform yang lain. Supaya tidak terkesan angkuh di hadapan Tuhan, kita sebut saja internet ini sebagai infinite versi kecil.

Tapi dari sekian ketak-hinggaan internet, dari bermacam jenis dunia yang ada dalam jangkauan, dunia mana yang sedang kita genggam? Apakah ini sebuah alat untuk memperluas wawasan atau jebakan yang mempersempit pandangan?

Sebenarnya, simple saja mencari jawaban itu. Coba teman-teman pembaca membuka media sosial masing-masing dan lihat apa yang direkomendasikan oleh algoritma media sosial. Apakah konten yang muncul di FYP TikTok, shorts YouTube, atau explore Instagram? Apa jenis konten yang diperlihatkan algoritma? Tentang politik, kemajuan teknologi, musik, gosip, atau bahkan skandal terbaru? Itulah potret dunia yang kita genggam, dunia yang kita pilih untuk kita masuki dan kita jalani.

Manusia sebenarnya dikelilingi keluasan, tetapi seringkali manusia sendiri yang menyempitkan. Dari sekian banyak kemungkinan dunia, ternyata pola konsumsi internet di Indonesia masih berkutat di ranah hiburan sesaat.

Sebuah studi oleh Badan Pusat Statitstik tahun 2024 menunjukkan bahwa 85% pengguna internet di Indonesia lebih memilih konten hiburan, dibandingkan dengan konten pembelajaran online yang hanya diakses 10% pengguna. Bukan karena ketidakmampuan, melainkan pilihan.

Sebagian besar warga Indonesia tahu betul bahwa kursus gratis tentang data science bisa membuka banyak peluang karier. Tapi nyatanya, jari-jarinya lebih sering mengetik kata kunci seperti “polemik ijazah” atau “viral dance challenge”. Saat ditanya kenapa, jawabannya tidak jauh dari: “Lebih gampang scrolling daripada mikir.”

Inilah wujud modern dari maghdlub, sebagaimana istilah yang digunakan oleh Mbah Nun—yaitu tindakan tanpa pemahaman nilai. Ia bukan membenci ilmu pengetahuan, hanya tidak tahu saja bahwa sebenarnya ia sedang terjebak dalam lingkaran kenyamanan. Lingkaran yang sebenarnya diciptakan untuk memicu ketagihan.

Lebih ironis lagi adalah kelompok dhollin—mereka yang tahu persis bahwa waktu di media sosial adalah investasi yang merugikan, tapi tetap saja memilih untuk mengabaikannya. Bayangkan saja, ada banyak orang yang justru rela membuat beberapa akun bodong untuk menyerang opini, bahkan menyerang pribadi. Beberapa akun dikendalikan satu orang, menciptakan diskusi virtual yang seakan menunjukkan banyak simpati pada pendapat kosongnya itu. Apa tidak lebih baik waktu yang ia gunakan untuk akses internet itu digunakan untuk sesuatu yang lebih berfaedah? Saya rasa, dia bukan orang bodoh, kok. Dia tahu benar konsekuensi dari perbuatannya. Tapi ya begitulah manusia: tempat salah dan dosa. Manusia tidak akan lepas dari keinginan untuk lari sejenak dari stres—dan itu sering kali mengalahkan niat baik yang ada di kepala.

Masih ada yang lebih mengkhawatirkan: sudah maghdlub, dhollin pula. Bukan hanya tidak tahu, tetapi juga enggan mencari tahu kebenaran. Sering kita lihat di komentar media sosial terjadi diskusi sengit tentang “kemungkaran” seorang tokoh publik, berdasarkan cuplikan video yang mereka lihat di TikTok. Pernah saya iseng bertanya apakah mereka telah memverifikasi sumber atau konteksnya. Jawaban paling mencengangkan yang saya dapat adalah verifikasi tidak diperlukan karena konten sudah viral, sudah pasti benar. Ini adalah titik nadir kesadaran digital: kepercayaan buta pada populerisme.

Pada akhirnya, teknologi adalah cermin dari pilihan kita. Jika kita mengisi waktu dengan konten yang bermanfaat, maka dunia yang kita genggam akan menjadi jembatan menuju kebijaksanaan. Namun, jika kita terus memilih tunduk pada algoritma, maka smartphone akan berubah menjadi penjara virtual yang memperkokoh ketidaktahuan.

Kita tidak hidup dalam dunia yang diberikan, tetapi dalam dunia yang kita pilih. Dunia yang kita genggam hari ini akan menentukan dunia yang kita tinggali esok hari. Lantas, sudahkah kita memilih dunia yang tepat untuk kita genggam?

SendTweetShare
Previous Post

An-Najm dalam ‘Ecology of Success’

Next Post

Kesetiaan

Chudzaifi Alawil Haddaddegusti

Chudzaifi Alawil Haddaddegusti

Related Posts

Keheningan Negara dan Tolak Ukur Kearifan
Esensia

Keheningan Negara dan Tolak Ukur Kearifan

June 26, 2025
Cerita Ruang Ketiga di Kenduri Cinta
Esensia

Cerita Ruang Ketiga di Kenduri Cinta

June 25, 2025
Jejak Kalijaga, Cak Nun dan Maiyah
Esensia

Jejak Kalijaga, Cak Nun dan Maiyah

June 24, 2025
Berdekatankah Kita?
Esensia

Berdekatankah Kita?

June 23, 2025
Intermezzo: Drone Tiba-Tiba Jatuh
Esensia

Intermezzo: Drone Tiba-Tiba Jatuh

June 22, 2025
Rahim Ibu
Esensia

Rahim Ibu

June 21, 2025

Copyright © 2025 Kenduri Cinta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Mukadimah
  • Reportase
  • Esensia
  • Sumur
  • Video
  • Karya
  • Kontak

Copyright © 2025 Kenduri Cinta