Tagged berita

Harmoni Alam Membuka Perjalanan 2020

Dan malam itu Cak Nun juga berpesan, bahwa yang utama dalam beriman kita kepada Allah bukan soal kita percaya kepada Allah. Itu merupakan hal yang normal, wajar dan sudah seharusnya. Justru yang harus kita usahakan adalah bagaimana agar kita menjadi manusia yang dipercaya oleh Allah. Satu pijakan yang sangat selaras dengan pesan Ust. Noorshofa di awal, agar kita jangan sampai membuat Allah murka. Dan tentu kita pasti ingat salah satu puncark wirid Rasulullah Saw; In lam takun ‘alayya ghodoblun falaa ubaali. Asalkan Engkau tidak marah kepada ya Allah, maka aku tidak peduli terhadap apapun di dunia ini.

Karena Rumusnya Innii Jaa’ilun Fi-l-Ardhli Khalifah

Yang memiliki kemungkinan untuk sakit adalah hati. Maka Rasulullah SAW pun mengingatkan bahwa manusia sangat mungkin terkena penyakit hati; iri, dengki, hasad, bohong, curang dan lain sebagainya. Kesemua penyakit tersebut dapat menjangkit hati, maka kita kemudian mengenal konsep Tombo Ati. Allah pun dalam surat Al Baqoroh ayat 10 berfirman; Fii quluubihim marodhlo fazaadahumullahu marodhlo. Sebuah bukti bahwa hati adalah salah satu unsur dalam diri manusia yang bisa terjangkit sebuah penyakit.

Kegembiraan Cinta yang Radikal

Bagi Syeikh Kamba, Maiyah adalah katalisator, penyeimbang peradaban. Kegembiraan, kebersamaan, kenyamanan, keamanan yang kita alami di Maiyah adalah bukti bahwa Maiyah adalah hidayah dari Allah. Dan Maiyah ini bukanlah kreasi manusia, melainkan kreasi Allah. Kita, setiap individu diperjalankan untuk bertemu dan bersentuhan dengan Maiyah. Konsep-konsep serta nilai hidup yang diajarkan di Maiyah adalah sesuatu yang secara hakikat adalah nilai dasar yang harus dipegang oleh setiap manusia. Maiyah menjadikan nilai-nilai substantif yang sempat tercerabut dari akar kehidupan itu untuk kembali ditancapkan dalam diri manusia.

Manusia Tidak Punya Hak Untuk Saling Menyalahkan

Tugas kita adalah menjadi manusia yang dikehendaki oleh Allah. Kita melakukan apa yang memang seharusnya kita lakukan. Kita menapaki jalan yang memang seharusnya kita menapakinya. Kegagalan manusia modern memahami peran mengakibatkan salah kaprah dalam menjalankan peran. Menjadi pejabat pemerintah justru dimanfaatkan sebagai ajang menjadi penguasa, padahal seharusnya menjadi pejabat pemerintah adalah menjadi petugas yang melayani rakyat. Di Kenduri Cinta inilah, secara perlahan kita mencari satu persatu nilai-nilai luhur manusia yang seharusnya berlaku dalam kehidupan sehari-hari.

Kenduri Puisi Dalam Ijazah Maiyah

Ditekankan oleh Cak Nun, Ijazah Maiyah tidak hanya dikhususkan oleh orang-orang yang besar, tokoh terkemuka atau orang yang terkenal. Tidak. Ijazah Maiyah diperuntukan kepada siapapun saja, manusia-manusia murni yang penuh dengan keteladanan untuk menjadi insan kamil, menjadi manusia yang sejati. Di tengah arus besar globalisasi asfala safilin sosok tiga pujangga itu menjadi teladan Ahsanu Taqwim sebagaimana yang Allah maksudkan.

19 Tahun Sedekah Maiyah Kenduri Cinta Untuk Indonesia

Kenapa kita bertahan di Maiyahan? Setiap bulan, kita datang ke forum seperti Kenduri Cinta ini, tanpa ada kepastian kita mendapatkan sesuatu berupa materi. Apa yang membuat kita betah di Maiyahan? Apakah karena sosok Emha Ainun Nadjib? Bisa saja demikian. Pemikiran Cak Nun memang menjadi fondasi utama yang kuat di Maiyahan, tetapi tidak hanya itu saja. Bagaimana Cak Nun menanamkan nilai-nilai kedaulatan dan kemandirian kepada kita.

Kenduri Cinta, Menanam Benih Manusia Indonesia Baru

Cak Nun menjelaskan bahwa manusia dalam satu detik hanya mampu merekam 40 frame peristiwa. Sementara dalam alam bawah sadarnya terdapat sekitar 1,2 juta frame yang sudah terekam. Setiap keputusan hidup manusia lebih banyak dipengaruhi oleh 1,2 juta frame di alam bawah sadar. Manusia sangat jarang menggunakan akal untuk mengkonfirmasi setiap keputusan akalnya yang muncul secara spontan. Setiap pertanyaan tentang apapun akan dijawab spontan berdasarkan data yang tersedia di alam bawah sadar manusia. “Maka Anda jangan mengandalakan ilmu, dalam konteks bahwa Anda dikuasai secara terus menerus oleh alam bawah sadar Anda”, ungkap Cak Nun.

Audien Utama Kita Adalah Allah

HUJAN YANG mengguyur Jakarta di Jumat sore (15/3) cukup deras, bahkan merata di berbagai daerah, tidak hanya di Jakarta saja. Alhamdulillah, menjelang pukul 5 sore, hujan mulai reda. Penggiat pun menggelar karpet untuk alas duduk jamaah. Panggung Kenduri Cinta kali ini tampak lebih besar dari biasanya, karena memang pada edisi Maret ini Kenduri Cinta kedatangan…

Tadabbur “Slilit Sang Kiai”

Berbicara tentang Maiyah sudah pasti kita tidak bisa melepaskan diri dari sosok Cak Nun. Salah satu hal yang belum tampak di Maiyah hari ini adalah adanya sebuah klub pecinta buku karya-karya Cak Nun. Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi para penggiat Kenduri Cinta. Semua gagasan-gagasan dan nilai-nilai yang disampaikan ketika Maiyahan sebenarnya sudah disampaikan jauh sebelum Maiyah itu sendiri lahir. Maka penggiat Kenduri Cinta menggagas adanya sebuah forum diskusi yang khusus untuk membahas tulisan-tulisan karya Cak Nun.

Mengidentifikasi ‘Garis’ dan ‘Bidang’ menuju ‘Manusia Ruang’

“HENDAKLAH waspada kepada saya. Anda harus hati-hati kepada saya”, Cak Nun menyapa jamaah Kenduri Cinta pada Jumat malam (14/9) lalu. Setelah jeda penampilan musik dari “Golek Suwong” dan “Project Cinta”, Cak Nun naik ke Panggung bersama Andre Dwi. Sementara Ali Hasbullah, Ust. Fauzan dan Kyai Syauqi juga masih berada di panggung setelah sebelumnya berdiskusi bersama…