Siapkan Self Receiver untuk Lailatul-Qadar (III)

JABURAN SERI KE-II EDISI kedelapan

SATU MALAM Lailatul-Qadar itu lebih berkualitas dibanding seribu bulan. Bulan dalam arti benda alam yang dipakai oleh Allah untuk melambangkan spiritualitas dan cinta maupun bulan dalam arti rentang waktu di mana manusia mengembarai hidupnya.

Jadi, Lailatul-Qadar itu sebuah luxury. Suatu momentum amat sangat istimewa, yang kalau manusia sanggup menyentuhkan diri padanya, maka pengalaman dan perolehan sesaatnya itu akan mengatasi kualitas pengalamnnya dalam seribu bulan.

Tanazzalu-l-malaaikatu wa-r-ruuhu fiiha. Turun secara bergelombang, secara berduyun-duyun, berbondong-bondong para malaikat yang dipimpin Sang Ruh, yakni Paduka Jibril. “Tim lengkap” malaaikatullah itu diizinkan Allah untuk bekerja bersama-sama dan beramai-ramai dalam kesunyian dunia demi suatu perahmatan massal jika kaum Muslimim memahaminya dan mengerti bagaimana menyongsongnya.

Tanazzal beda dengan  nuzul yang biasa dipakai untuk menggambarkan turunnya Al Qur’an. Tanazzal menggambarkan keriuhrendahan, keberbondongan, semangat, dan pesta rahmat. Ya Allah, betapa Engkau telah kirimkan para malaikat-Mu, bahkan langsung di bawah komando Sang Jibril. Dan mereka semua membawa berlaksa-laksa rahmat-Mu untuk ditaburkan kepada manusia.

Akan tetapi, betapa sombongnya para hamba itu! Banyak sekali di antara mereka yang bersikap acuh tak acuh pada pesta rahmat itu. Mereka berseliweran di jalanan-jalanan di mana mereka tak memperoleh apa pun kecuali kepuasan sesaat yang segera sirna oleh berlangsungnya waktu. Waktu berdansa-dansi di kelab-kelab, bercengkerama di warung-warung, mengobrolkan hal-hal yang tak pernah ada manfaatnya di dunia maupun akhirat.