Semangat Baru di Hari Pertama Sekolah

MINGGU INI, banyak orang tua yang sedari pagi mempersiapkan diri untuk mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah. Hari-hari ini adalah momen pertama anak-anak kembali masuk sekolah. Mengantarkan anak-anak ke sekolah adalah sebuah momen yang sangat berharga tidak hanya bagi anak-anak saja, tetapi juga bagi orang tua juga pihak sekolah. Baik orang tua maupun guru yang mengajar akan saling mengenal.

Sekolah sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat, sebuah lembaga pendidikan yang orang tua menyekolahkan anak-anak mereka dengan harapan agar mendapat pendidikan yang layak. Berbagai jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi sudah disediakan oleh pemerintah. Lembaga pendidikan swasta juga banyak berdiri di tengah-tengah kita. Singkatnya, ada banyak pilihan lembaga pendidikan bagi orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Namun demikian, sekolah bukanlah satu-satunya tempat dimana anak-anak merasakan suasana pembelajaran dan mendapat ilmu pengetahuan. Dalam Ilmu Tarbiyah, lazim diketahui bahwa Ibu justru menjadi madrasa yang utama bagi anak-anak mereka. Bukan sekolah yang berbentuk lembaga pendidikan secara fisik dengan bangunan yang megah dan berbagai fasilitas yang lengkap untuk menunjang pembelajaran anak-anak di sekolah.

Melainkan Ibu. Ibu adalah sosok yang menjadi pendidik utama bagi anak-anak. Di rumah, di keluarga, Ibu menanamkan banyak nilai-nilai pendidikan dasar yang di sekolah tidak di ajarkan. Tidak semua Ibu menguasai ilmu seperti yang diajarkan di sekolah, tetapi Ibu memegang peranan penting dalam pendidikan dan pembangunan mental anak-anak ketika mereka kembali ke rumah dari sekolah.

Ketika anak-anak berada di rumah, pengawasan ada di bawah naungan para orang tua. Peran Ibu lebih dominan dalam pendidikan anak-anak di luar sekolah. Ibu adalah sosok yang akan menempa mental anak-anak untuk semakin gigih dalam meningkatkan prestasi di sekolah. Dan ketika anak-anak mengalami kegagalan, Ibu akan menjadi sosok yang membesarkan hati anak-anak.

Perjuangan yang tak tampak, namun sangat nyata dampaknya. Dewasa ini ketika anak-anak kita dihadapkan dengan kemajuan teknologi, pergaulan bebas, peredaran narkoba, kenakalan remaja, tawuran dan banyak lagi persoalan-persoalan yang dikhawatirkan merusak mental anak-anak generasa masa depan bangsa, peran seorang Ibu dalam keluarga sebagai pendidik sangat dibutuhkan.

Keengganan seorang Ibu dalam melakukan pendekatan persuasif kepada anak-anaknya akan berakibat fatal. Ada banyak orang tua yang menganggap bahwa kecukupan materi bagi anak-anak mereka saat ini dbituhkan untuk menutupi kekurangan kedekatan mereka dengan anak-anak. Kesibukan orang tua yang semakin padat, seringkali menyebabkan anak-anak menjadi kurang perhatian dan juga merasa kurang kasih sayang dari orang tua.

Ada banyak anak-anak yang dalam proses tumbuh kembangnya justru didampingi oleh pengasuh, gadget, televisi, mainan bukan didampingi oleh kasih sayang orang tua mereka. Para orang tua disibukkan dengan pekerjaan mereka di luar rumah, tidak sedikit bahkan mereka pergi meninggalkan rumah ketika anak-anak masih tertidur pulas, dan pada malam hari ketika mereka pulang, anak-anak sudah kembali terlelap dalam tidur mereka.

Proses pembelajaran bagi anak-anak tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada sekolah. Orang tua tetap memiliki peran yang penting dalam proses pendidikan dasar anak-anak mereka. Ada banyak contoh dimana kenakalan remaja berawal dari kurangnya kasih sayang orang tua kepada anak-anak mereka. Ketika berada di rumah, mereka merasa sangat sedikit waktu bercengkerama dengan orang tua mereka. Anak-anak yang sangat membutuhkan perhatian dari orang tua, pada akhirnya mencari pelarian. Seringkali pelarian mereka justru pada area yang salah.

Hari pertama sekolah seharusnya menjadi hari yang bersemangat bagi semua anak-anak. Melihat para orang tua bersemangat mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah hari ini adalah sebuah kebahagiaan. Kebahagiaan anak-anak yang diantarkan orang tua mereka menuju sekolah adalah sebuah bekal moral tersendiri. Anak-anak itu akan memasuki suasana yang baru, mereka akan berkenalan dengan teman-teman mereka yang baru, mereka akan memulai dunia mereka yang baru, pengetahuan mereka akan semakin luas, dan di pundak mereka masa depan bangsa ini kelak akan kita titipkan.