Puasa dan Kesenangan (I)

JABURAN seri ke-ii EDISI pertama

COBALAH ENGKAU beranjak dari kursi, pergilah ke cermin. Sejenak saja. Tataplah wajahmu, badanmu, pakaianmu, dan seluruh penampilanmu. Setidaknya, engkau bisa menyadarai satu hal saja: bahwa potongan rambutmu yang seperti itu, jenis warna baju dan celanamu, juga seluruh benda yang menempel di badanmu—semuanya—adalah sesuatu yang engkau pilih sesuai dengan kesenanganmu.

Kemudian, kalau engkau sempat, edarkanah setiap pandanganmu ke setiap sisi ruang di dalam rumahmu. Perhatikan perabot-perabot, benda-benda, barang sebentar di mana dan kapan engkau membelinya atau memperolehnya. Lantas, kembalilah ke suatu kesadaran yang tadi itu, bahwa semua benda itu engkau pilih untuk engkau miliki berdasarkan kesenanganmu.

Kesenangan. Kesukaan. Selera. Kemauan. Keinginan. Kepentingan. Serta ingatlah segala kata dan istilah yang sejenis atau sewilayah makna dengan itu. Kemudian hitunglah–kalau engkau berkenan dan sempat—seberapa besar peran kesenangan di dalam kehidupanmu. Berapa persentase ketidaksenangan. Dan akhirnya coba engkau renungkan bagaimana sesungguhnya sikap batinmu, sikap pikiran dan jiwamu, terhadap kesenangan dan ketidak-senangan.